Survival Mahasiswa
Udah lama banget deh rasanya gak posting. -- sekarang udah pake cara baru, jadi postinganku aku buat dari hape, pertama karena lebih praktis, kedua, karena koneksi internet melalui laptop lebih lama. Ditambah lagi dengan aku yang sekarang paketan. Hehe. Sebuah perkembangan baru bukan.
Baiklah, sekarang aku akan bercerita tentang survive. Bukan survive di alam, tetapi survive di kota. Khususnya untuk mahasiswa.
Jauh dari orang tua membuat kita para mahasiswa perantau harus mulai memutar otak untuk berfikir tentang money management. Kecuali mereka dengan budget besar yang bisa digunakan untuk banyak hal, survive bukan kehidupannya. Tetapi untuk mereka dengan budget minim, survive berarti benar benar bertahan hidup.
Orang tua memang input untuk kita. Supplier income kita. Tetapi ketika kalian banyak meminta, pikirkanlah tentang kehidupan mereka disana, mungkin kamu punya saudara yang masih sekolah? Jika iya. Pikirkan mereka. Berat bukan menjadi orang tua ketika harus menanggung semua itu. Jadi kita sebagai anak yang berusaha untuk berbakti harus mulai memikirkan hal tersebut. Management adalah cara termudah untuk kita mahasiswa untuk membantu orang tua kita.
Bagaimana?
Banyak dan telah terbukti bahwa pengeluaran terbesar berasal dari perut. Makanan memang merupakan hal yang paling krusial. Makanan memang kebutuhan pokok paling pokok. Masalah perut memang tidak seberapa untuk harga satuannya, tetapi dengan menumpuknya kebutuhan dan di akumulasi, makanan menjadi kebutuhan yang paling banyak memakan biaya.
Untuk menanggulanginya, kita bisa menggunakan siasat beras dan masak sendiri, hal itu menjadikan kita lebih hemat dan mandiri
Tetapi ada kalanya kita berada dalam situasi yang sibuk dan malas untuk masak, maka solusi terbaik adalah ketahui warung yang murah dan bisa terjangkau dan yang terpenting menyehatkan.
Hal yang sangat aku sarankan untuk dihindari adalah konsumsi mie. Banyak yang bilang bahwa mie instan adalah kebutuhan pokok daripada mahasiswa (anak kos). Padahal jika dipikir lebih dalam, konsumsi mie instan selain dapat membahayakan ketika dikonsumsi dengan jumlah yang besar, kuantitas energi yang didapat dengan memakan mie instan lebih sedikit daripada roti maupun nasi dengan kuantitas yang sama. Pikirkan juga tentang bahan pengawet yang terkandung di dalam mie instan tersebut. Belum lagi dari segi pengeluaran dan waktu, mie instan jauh lebih boros dibandingkan nasi dan roti.
Saran terbaik adalah hilangkan atau kurangi konsumsi mie instan. Itu akan lebih menyehatkan dalam kondisi jangka panjang.
Komentar
Posting Komentar