Sistem Waste Water Treatment Plan, Pipa Terpisah dan Tergabung
Salah satu pembahasan di perkuliahan adalah waste water management. sebuah pembahasan yang selalu berdampingan dengan ketersediaan air. aku akan terus terang di awal, sektor ini tidak pernah menjadi bagian dari perhatianku sampai penjelasan di kampus mengenai berbagai data dari penduduk hingga penanganan pandemi bisa selesai dan diprediksi dari waste water. bagaimana bisa? pada bagian ini aku akan menjelaskan bagaimana di negara maju pengumpulan waste water tidak dilakukan menggunakan septic tank seperti di Indonesia pada umumnya. Namun menggunakan pipa pengumpul. ada 2 cara yang aku jabarkan sebagai berikut:
1. Air Limbah dan Air Hujan yang Digabung
ada beberapa cara menanggulangi waste water baik gray water atau black water. gray water dan black water adalah sebutan untuk air yang berasal dari mesin cuci, kamar mandi, dan tempat cuci sedangkan untuk black water adalah limbah yang berasal dari toilet. yang sering digunakan di Indonesia adalah menampungnya ke dalam septic tank dan kemudian membuangnya ketika penuh. tidak jarang yang kemudian membiarkannya hingga berdampak lebih buruk. walaupun di negara berkembang seperti Indonesia, air toilet hanya mengalir begitu saja ke selokan dan sungai. tapi di pembahasan kali ini, aku tidak akan menmbahas tentang bagaimana sistem ini bekerja di septic tank seperti di negara berkembang, tapi aku akan membahas bagaimana sistem ini bekerja di negara maju dimana semua tai mengalir dan berkumpul terpusat menjadi 1.
Black water dan Gray water akan mengalir dari toilet melalui pipa pengumpul. pada mulanya diperkenalkan sistem sesuai dengan gambar berikut:
Skema Metode 1: Rumah - Pengolahan Air - Hingga ke Sungai |
Skema yang digunakan kurang lebih umumnya sebagai berikut:
- air limbah dari saluran kamar mandi, cuci tangan, cuci piring dan mesin cuci tergolong sebagai gray water dialirkan ke pipa utama.
- air limbah dari WC yang tergolong sebagai black water juga masuk menjadi 1 dan terkumpul di pipa utama. bersama dengan gray water, aku gambarkan dengan pipa berwarna merah.
- selanjutnya air hujan yang terkumpul di loteng juga dialirkan ke dalam pipa utama dimana aku gambarkan sebagai pipa berwarna biru. namun air ini bukan tergolong sebagai air limbah namun menjadi 1 pipa.
- Selanjutnya dari pipa utama, seluruh air tersebut akan mengalir menuju Waste Water Treatment Plan (WWTP). tempat ini adalah fasilitas yang digunakan untuk menurunkan kadar limbah atau waste water hingga akhirnya bisa cukup aman untuk dibuang ke sungai tanpa menyebabkan pencemaran atau membahayakan lingkungan.
- Setelah dilakukan pengolahan untuk seluruh wastewater yang masuk, selanjutnya air tersebut dibuang ke sungai dengan aman.
Namun sayangnya sistem ini memiliki kelemahan akibat keterbatasan volume pada WWTP maupun kapasitas pipa utama ketika musim hujan tiba. kira kira uraiannya seperti ini:
- Ketika hujan tiba, maka volume air yang bukan limbah akan masuk lebih banyak.
- air limbah yang masuk juga masih sama namun dikombinasikan dengan volume air hujan yang masuk, volume totalnya menjadi lebih besar.
- pada titik dimana volume hujan + air limbah melebihi kapasitas volume WWTP, maka WWTP harus segera membuang kelebihan volumenya langsung ke sungai tanpa melewati pengolahan yang tepat.
- hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. peningkatan volume WWTP membutuhkan biaya yang tidak murah dan hal ini kerap menjadi masalah.
dengan demikian, keterbatasan kapasitas volume WWTP menjadi problem dari masalah ini pada waktu tertentu. sehingga daripada memperbesar volume WWTP yang tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar, solusi lain adalah dengan memisahkan sumber masalahnya. aku jabarkan menjadi sistem ke 2 sebagai berikut:
2. Air Limbah dan Air Hujan yang Dipisah
pada sistem ini, terdapat 2 pipa utama yang aku beri warna oranye dan warna kuning. keduanya memiliki bentuk dan karakteristik serta fungsi yang berbeda. sistem ini digunakan dengan memisah antara air hujan dengan air limbah baik gray water maupun black water menuju 2 pipa utama yang berbeda. skema ini digunakan dengan urutan kurang lebih sebagai berikut:
- air limbah dari saluran kamar mandi, cuci tangan, cuci piring dan mesin cuci tergolong sebagai gray water dialirkan ke pipa utama (dengan warna oranye).
- air limbah dari WC yang tergolong sebagai black water juga masuk menjadi 1 dan terkumpul di pipa utama. bersama dengan gray water. keduanya dengan warna merah kemudian masuk ke pipa utama dengan warna oranye.
- selanjutnya air hujan yang terkumpul di loteng juga dialirkan ke dalam pipa utama dimana aku gambarkan sebagai pipa berwarna biru. pipa utama yang digunakan berbeda dari air limbah dimana aku gambarkan dengan warna kuning.
- Selanjutnya dari pipa utama dengan warna oranye, seluruh air tersebut akan mengalir menuju Waste Water Treatment Plan (WWTP). tempat ini adalah fasilitas yang digunakan untuk menurunkan kadar limbah atau waste water hingga akhirnya bisa cukup aman untuk dibuang ke sungai tanpa menyebabkan pencemaran atau membahayakan lingkungan.
- Setelah dilakukan pengolahan untuk seluruh wastewater yang masuk, selanjutnya air tersebut dibuang ke sungai dengan aman.
- Namun untuk pipa utama dengan warna kuning karena hanya menampung air hujan, maka pipa tersebut bisa langsung ke sungai tanpa perlu pengolahan.
Skema Metode 2: Rumah - Pengolahan Air - Hingga ke Sungai |
skema ini memberikan keuntungan lebih dimana pada skema ini, air hujan yang merupakan air yang sebenarnya bisa masuk ke dalam sungai tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu memiliki jalur tersendiri dan langsung menuju ke sungai tanpa membebani WWTP. ketika hujan terjadi, maka tidak ada volume tambahan yang masuk ke dalam WWTP.
Komentar
Posting Komentar