Review Wisata Alam Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali : Bendungan Tianyar, Eh Sebentar, Serius Bendungan?

Project Writing yang sedang aku kerjakan adalah mereview tempat - tempat wisata di bali. yah sejak aku sampai di bali sudah lebih dari 1 tahun yang lalu, banyak yang bertanya tentang tempat - tempat wisata yang ada di Bali. eh sayangnya anda bertanya pada seseorang yang terjebak di masa pandemi covid 19 ini jadi bisa aku katakan  sedikit sedikit menyebalkan memang. sekitar bulan Maret atau April, kami semua yang berada di Bali harus menelan kekalahan terhadap serangan Covid 19 setelah berbagai usaha seperti memblokir dan lock down pulau yang sangat terkenal di dunia ini dan bahkan menutup setiap pariwisatanya sia - sia. setelah lock down? kami menjalani masa yang cukup sulit khususnya mereka yang bekerja di bidang pariwisata karena persyaratan masuk ke pulau Bali diperumit dengan berbagai macam persyaratan memberatkan untuk wisatawan domestik maupun Mancanegara. 

Aku tidak ingin membahas lebih dalam pada tulisan ini terkait dengan bagaimana penanganan pemerintah maupun masyarakat sendiri menghadapi pandemi Covid 19 yang telah berlarut - larut terjadi. setidaknya hari ini melihat grafik yang bertambah cukup tinggi aku merasakan wisata akan kembali mati jika terulang. so, aku ulas saja wisata yang sempat aku datangi minggu lalu untuk mencari tahu beberapa perkembangan yang telah terjadi dalam beberapa waktu.

Salah satu kebiasaan dalam mencari tahu lokasi wisata yang ingin kita kunjungi adalah dengan cara membuka google map. aku pun demikian, dalam masa PPKM ini aku membuka google map dengan harapan mendapatkan beberapa tempat yang aku rasa tidak akan terjaring dalam sidak PPKM. selain itu tempat itu harus berada pada wisata alam karena wisata alam memiliki akses yang jauh lebih terbuka dan kemungkinan penularan virus Covid 19 akan lebih kecil. ketika asik mencari tahu beberapa lokasi yang tidak terlalu jauh dari singaraja, akhirnya aku mendapatkan sesuatu yang menarik dari google yaitu

"Bendungan Tianyar"

di bagian utara pulau bali, kalian akan mendapati salah satu tempat yang aku rasa masih kurang terkenal jika kalian berkunjung ke pulau Bali, tapi nyatanya ada daerah yang bernama Tianyar, masuk kedalam wilayah administrasi Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. kalau dari arah kota Singaraja, Buleleng aku rasa sekitar 1 jam 30 menit menggunakan motor. aku bagikan lokasinya di link berikut ini:

Lokasi Bendungan Tianyar --> Klik

klik link diatas dan anda akan masuk ke google map ke lokasi bendungan Tianyar.

di awal aku menjadi bertanya - tanya. masalahnya aku bekerja di bidang konstruksi dan saat ini aku sedang tergabung di salah satu proyek pembangunan bendungan di Bali dan "what? Bendungan Tianyar? Kagak pernah dengar tuh?" ketika melihat dari google map aku memang melihat ada bangunan melintang, sepertinya dari beton sebagaimana tergambar oleh citra satelit google map. tanpa pikir panjang aku keluar, memanaskan motor dan segera tancap gas ke arah timur menyusuri jalur utara Pulau Bali.

1. Akses ke Lokasi

Google map memberikan gambaran dan panduan ke lokasi dengan sangat jelas dan cukup baik. dari arah kota Singaraja sekitar 1 jam 30 menit menyusuri jalur utara hingga sampai masuk dari Kabupaten Buleleng ke Kabupaten Karangasem, aku rasa perbatasannya memang di wilayah Tianyar (Tertulis di google Tianjar) jalannya sangat mulus yang merupakan jalan Nasional. kita akan disajikan pemandangan pantai utara pulau Bali, eits bagian utara pulau bali sangat terkenal dengan gersangnya sehingga ketika musim panas seperti saat aku kesana minggu lalu, gunakan kacamata hitam karena selain melindungi kita dari cahaya, debu juga menjadi musuh utama selama perjalanan jika menggunakan motor.

Google map akan mengarahkan kita untuk kemudian berbelok ke arah selatan ketika sampai di Tianyar. kira kira 15 menit melewati jalan berbatu seukuran 2 mobil dan sampailah kita di sebuah padang rumput di sebelah kiri dan sebelah kanan semacam tambang pasir. beberapa kolam air serta hewan ternak juga akan tampak dikelilingi perbukitan yang sangat indah. di sebelah utara cahaya matahari dipantulakan oleh lautan.

2. Fee Masuk

Anda tidak akan menemukan siapapun disini mungkin lebih tepat disebut bahwa lokasi ini masih belum terkelola dengan baik. ada semacam wisata yang bertema cowboy di jalan masuk namun sepertinya tempat tersebut kurang terminati. sehingga satu - satunya pengeluaran yang aku keluarkan adalah untuk pembelian cilok di lokasi.

3.Review

Satu hal pertama yang bisa aku katakan adalah perasaan luar biasa ketika melihat padang rumput dan background gunung Agung sebagai titik tertinggi pulau Bali. ketika aku melihatnya aku merasakan takjub namun begitu pula tumbuh rasa kecewa karena penamaan yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataanya. secara pemandangan? ah sangat mengagumkan dan dikombinasikan dengan beberapa hewan ternak yang sedang berjalan beriringan mengingatkanku perjalan di pulau Sumbawa dimana setiap kilometer kita disuguhkan pemandangan seperti ini.

Hewan Ternak dan Background Gunung Agung (Diambil dengan Kamera Samsung Note 20)

Hal yang sangat mengecewakan adalah bagaimana penaman tempat ini sebagai kata "bendungan". maksudku aku yang bekerja di bidang konstruksi bangunan air kemudian mendapati penamaan ini bagiku perlu untuk meluruskannya. ketika kalian mendengar kata bendungan, maka seharusnya yang terpikirkan adalah waduk dimana kalian akan melihat danau buatan yang terbentang. bayangkan danau buatan atau waduk, tambahkan padang rumput, tambahkan ternah, dan tambahkan background gunung Agung yang sangat megah. sebuah spot yang sangat mengagumkan bukan? sayangnya beberapa poin tidak ada disana.

Akan aku luruskan dalam tulisan ini, bangunan itu disebut check dam. tentu saja sangat berbeda dengan bendungan baik secara fungsi maupun secara struktur bangunannya sendiri. secara fungsi bendungan adalah untuk menciptakan waduk (danau buatan) yang airnya kemudian dimanfaatkan untuk berbagai hal. kalau check dam jelas karena ada gunung berapi (gunung agung) di bagian hulunya. gunung berapi umumnya memiliki sungai lahar dan membawa sedimen, bangunan check dam berfungsi menampung sedimen tersebut serta mengendalikan kemiringan dasar sungai sehingga tidak tergerus. sehingga ini adalah 2 aspek yang berbeda. lebih gampangnya check dam kali ini digunakan sebagai pengendali lahar dingin dari gunung berapi. aku sendiri baru sadar ketika melihat banyak sungai bercabang di daerah utara Kabupaten karangasem, Bali yang tampaknya lebih lebar terlihat di google map.

Kali ini sepertinya ekspektasiku yang terlalu tinggi tentang tempat ini. tapi satu hal, kalian masih bisa menikmati pemandangan padang rumput dan gunung Agung yang tampak sangar di kejauhan. jadi sebenarnya aku berada dimana? sialnya aku berada di salah satu sungai lahar gunung agung. jadi rekomendasi utama ku adalah

"jangan datang ke lokasi ini ketika sedang musim hujan karena berpotensi terjadi banjir lahar dingin"

entah mengapa beberapa bangunan seperti areal bertema cowboy sebelumnya tampak berdiri disana tapi cukup besar resikonya berada di areal ini ketika musim hujan dan kita tidak pernah tau akan seberapa besar banjir lahar dingin yang mungkin terjadi. melihat material sekitar, bahkan ada batu yang berukuran hingga 2 m, aku rasa bukan tidak mungkin batuan ini adalah batu yang sempat terbawa oleh arus lahar dingin ketika terjadi. kembali pada kalimat yang aku tulis miring diatas, resikonya benar - benar tidak sebanding ketika kalian datang ke lokasi ini ketika musim hujan.

selain ada sapi dan beberapa hewan ternak, disini ada kuda. hahaha aku rasa kuda inilah yang memberikan ide untukku mendapatkan beberapa foto menarik dengan meletakkan handphone di rerumputan walaupun tentunya kalian harus menghindari beberapa ranjau darat yang tergeletak di antara langkah kaki kalian. 

Padang Rumput di Lokasi Wisata dengan Kuda (Diambil dengan kamera samsung Note 20)

Areal Kuda di Padang Rumput (Diambil dengan kamera samsung Note 20)


masalah utamanya adalah pada penamaan lokasi di google map, kalian klik link diatas menunjukkan lokasi bendungan Tianyar dan nampaknya orang yang mendaftarkan penamaan lokasi ini sebagai bendungan, aku sudah mengajukan perubahan nama pada google tapi nampaknya masih akan cukup lama hingga banyak review masuk, jika kalian sempat membuka link dan mungkin ingin berkunjung ke lokasi wisata ini sempatkan untuk memberikan review pada google map untuk merubah nama menjadi Check Dam Tianyar. aku rasa penyebutan nama sesuai bangunan yang ada akan memudahkan traveler untuk memilih lokasi tujuan wisatanya dengan lebih baik.

Tertulis Bendungan Tianyar (Sumber Google Map dengan Screenshot)

Lokasi biasanya tidak terlalu ramai sehingga cukup menenangkan membawa beberapa kue atau minuman dan duduk menikmati pemandangan padang rumput serta gunung Agung dari kejauhan. ada beberapa pohon yang bisa digunakan untuk menikmati hal  ini, namun jangan lupa untuk membawa kembali sampahnya karena sejauh mata memandang kalian tidak akan menemukan tempat sampah. tetap jaga kebersihan lokasi wisata dan dimanapun kalian berada, bawa pulang sampahmu atau hingga kalian menemukan tempat sampah di jalan.

satu hal yang kurang adalah tempat makan entah karena masih dalam masa PPKM, aku bahkan tidak menemukan 1 warung pun disini dan di kondisi yang panas aku sarankan kalian membawa makanan dan minuman sendiri. pada akhirnya aku pulang dari lokasi wisata ini karena kehabisan air minum namun kondisi sangat panas dan berdebu.

4. Kesimpulan

Secara akses aku rasa tempat ini cukup bagus karena tidak terlalu ramai dan anda bisa sampai dengan menggunakan roda 4, lokasi masih belum dikelola dengan baik sehingga banyak penunjang seperti tempat sampah masih belum ditemukan. banyak ternak dan bahkan kuda yang menjadi obyek foto unik tapi kalian harus bisa dan cermat untuk menghindari ranjau darat. secara garis besar permasalahan utama adalah ekspektasi karena penamaan bendungan pada google map yang sebenarnya itu adalah bangunan check dam. jadi aku berikan nilai 6 dari 10 untuk lokasi ini.

BENDUNGAN TIANYAR ⭐⭐⭐⭐⭐⭐🟊🟊🟊🟊



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan