Dilema Ekspor Beras Indonesia, Ditengah Harga Tinggi dan Datangnya Musim Kemarau

Rekap dari postingan sebelumnya:

Jadi ada berita Indonesia swasembada pangan khususnya hasil panen beras melimpah dan kemudian kelebihan itu diekspor ke negara negara sekitar. Bahkan menteri pertanian mengklaim turunnya harga beras dunia ya karena Indonesia berhenti impor akibat swasembada pangan. Hukum ekonomi ketersediaan barang dan harga menyebutkan jika volume barang (dalam kasus ini beras) melimpah, maka seharusnya harga turun. Namun pertanyaannya, mengapa harga beras di Indonesia masih cenderung naik? Read more.



Aku membuat video short podcast untuk kalian yang lebih suka informasi dalam bentuk audio dan gambar di link dibawah ini:


Kali ini, melanjutkan postingan sebelumnya, aku akan mengulas sedikit tentang apakah keputusan ekspor ini sudah tepat dari segi hidrologi dengan bahasa seumum mungkin. Simpelnya ini tentang musim, panen, dan ketersediaan beras.

Musim Hujan dan Panen di Indonesia

Bagi yang belum tahu, musim hujan di Indonesia itu berbeda beda waktu datang dan polanya. BMKG membagi 3 pola hujan utama (1). Kalau yang bulan berakhiran ber seperti september november masuk musim hujan, maka pola itu disebut monsoonal dengan 6 bulan hujan, 6 bulan kering. Wilayahmya seperti jawa, bali, dst. Kebalikannya tapi polanya juga masih 6 bulan 6 bulan, cuman waktu bulan dengan akhiran ber dia malah musim kemarau namanya pola Lokal. Ini seperti di Kabupaten Wajo, Luwuk dst. Nah terakhir polanya 1 tahun ada 2 kali musim hujan dan 2 kali musim kemarau dengan renrang 3 bulanan disebut equatorial seperti sebagian di Kalimantan.

Aku bahas pola hujan, soalnya tanam padi itu butuh air dan waktu musim hujan itulah tanam padi paling efisien hasilnya. Nah puncak awal musim hujan biasanya November atau Desember di wilayah monsoonal, dan terus bergeser semakin ke barat. Dengan masa tanam padi umumnya 4 bulan, maka masa panen secara umum akan jatuh pada bulan Maret atau April secara puncaknya.

Aku sambungin ke fakta bahwa 50% - 60% produksi padi itu di pulau Jawa (3). Artinya 50% - 60% produksi pangan ini bakal ada di bulan maret dan april. Bulan sisanya sudah dipastikan produksi pangan akan turun karena 40% - 50% sisanya ini bakal tersebar secara spasial maupun temporal. 

Statistik Produksi Pangan Indonesia 2023 (3)

Sehingga setelah april produksi padi tidak akan besar karena secara dominan, pola hujan monsoonal akan masuk musim kemarau. Sebaran areal padi di pola hujan lainnya yang selanjutnya akan berkontribusi namun tentu saja luas, kapasitas produksi, dan infrastruktur penunjangnya tidak sebaik Jawa. Produksinya akan turun. Nah biar tidak dicap omong kosong, aku akan berikan data dari BPS (badan pusat statistik) dan kalian bisa lihat sendiri data luas panen dan produksi padi di Indonesia (2).

Data Luas Panen BPS (2)

Kalian bisa lohat sendiri kan produksi padi terbesar di tahun 2023 jatuh di bulan Maret sedangkan di tahun 2024 di bulan April. Setelahnya produksi padi tidak terlalu besar. 

Nah di 2025 gimana? Kali ini kutip lagi dari BPS. Data ini tabular, puncaknya tahun ini Maret 2025 8.9 juta ton, April 2025 9.2 juta ton dari hasil predisi BPS (4). 2 ini sudah sangat tinggi dan beberapa sumber seperti kompas mengutip pernyataan Menteri Pertanian Ansi Amran Sulaiman bahwa produksi April melebihi 1 juta ton (5). Selanjutnya seperti data tahun 2023 dan 2024. Setelah april akan diprediksi turun produksi berasnya.

Apakah Logis Mengekspor Beras Sekarang?

Beritanya sudah ada negoisasi bahkan dan mendapat lampu hijau sebagaimana dikatakan oleh Sudaryono wakil menteri pertanian untuk ekspor ke Malaysia dari berita detikfinance dipublish 28 Mei 2025 (6). Pertanyaannya apakah ini keputusan sudah benar?

Jawabannya tentu saja menurut saya ini bukan keputusan bijak. Ada 2 cara menjawab ini yaitu dari musim hujan dan trend produksi padi yang turun dan dari harga beras yang masih tinggi di masyarakat indonesia.

Pertama dari segi musim, kita memang melewati puncak yang sangat menyenangkan dimana hasil panen sangat memuaskan. Namun jika dalam film game of throne, winter is coming. Yah kurang tepat karena dry season is coming. Pertanyaan mendasarnya adalah apakah musim kemarau produksi aman? Atau turun jauh? Atau malah naik?  Jujur tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti tentang hal ini namun yang jelas seharusnya kita bermain aman dulu. Keputusan ekspor terbaik seharusnya diambil pada akhir tahun dimana produksi mencapai titik terendahnya. Jika kita sudah berada di titik terendah dan stok masih banyak untuk dalam negri, kelebihan inilah yang idealnya diekspor. Bukan diekspor pada kondisi "baru saja dapat angin segar". Bukan seharusnya esok apa kata esok diberlakukan untuk sesuatu yang krusial seperti ini.

Kedua harga beras di Indonesia 2025 dibandingkan 2023 jauh sekali perbedannya (7). 2025 masih sangat tinggi (ulasan sebelumnya). Dengan melimpahnya volume beras dalam negri seharusnya digunakan untuk menekan harga beras dalam negri terlebih dahulu. Masyarakat dalam negri seharusnya diutamakan. Karena itu pertanyaan skeptis seperti permainan harga oleh oknum akan muncul. 

Apakah terlalu menggiurkan keuntungan dari ekspor hingga menyisihkam kesejahteraan rakyatnya sendiri?

Source:
(1) pemutakhiran zona musim indonesia; akses: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://iklim.bmkg.go.id/bmkgadmin/storage/buletin/Buku_ZOM9120_versi_cetak.pdf&ved=2ahUKEwiV-Pn-qsaNAxWvoa8BHfVgHxoQFnoECB0QAQ&usg=AOvVaw0-of6n8CO5FIwEx_OMX6Xf
(2) Data Luas Panen BPS: https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/02/03/2414/pada-2024--luas-panen-padi-mencapai-sekitar-10-05-juta-hektare-dengan-produksi-padi-sebanyak-53-14-juta-ton-gabah-kering-giling--gkg--.html
(3) statistik produksi pangan indonesia diakses 28 mei 2025: https://bdsp2.pertanian.go.id/bdsp/id/home.html
(4) statistik BPS produksi padi diakses 28 mei 2025; https://www.bps.go.id/assets/statistics-table/2/MjUwNiMy/produksi-padi-menurut-provinsi--bulanan-.html
(5) Kompas: https://www.google.com/amp/s/m.antaranews.com/amp/berita/4801329/produksi-beras-nasional-april-2025-diprediksi-capai-1-juta-ton
(6) detikfinance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7937093/ri-bakal-ekspor-beras-ke-malaysia
(7) Panel perbedaan harga https://panelharga.badanpangan.go.id/infografis



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Alat Tanam Hidroponik dari Botol Bekas

Malinformasi Narasi Selamatkan Raja Ampat

Panduan Pendakian Santai Gunung Takao