Malang In Holiday Part 3
Akhirnya kami mulai misi kami, tujuan utama kami pergi ke Malang, tidak lain untuk mencari peralatan prusik. Yah, memang di kota kecil kami Lumajang belum mampu mengimpor barang - barang seperti itu. --" jadi terpaksa harus ke luar kota.
Kali ini kami menuju rumah salah seorang pecinta alam yang di dalam rumahnya banyak sekali barang - barang untuk berpetualang. Kebanyakan bermerk Consina. Yah mungkin emang ini menjadi bisnisnya. jadi kami. Ternyata orangnya ramah, dia menyambut kami, menjemput kami, memberi diskon, mengajari kami beberapa ilmu tentang prusik, huft untung aja.
Setelah deal dengan orang tersebut, kami putuskan untuk beli langsung peralatan prusiknya dari orang itu. Karena sepertinya harga lebih terjangkau dan lebih terpercaya. kemudian serah terima barang pun terjadi disana.
Hari mulai sore, kami putuskan untuk sejenak beristirahat di alun - alun kota malang. menikmati sudut kota malang. Tiba - tiba bunyi peluit polisi terdengar. Sial, gak tahu kalau lampu sudah merah, jadinya kami ditinlang karena melanggar lampu merah. Mas Aim dan Om priyo berdiskusi disana, aku dan Anshor tetap stay di mobil sambil makan ceriping. Hehehe, santai banget. Dan syukur alhamdulillah, ternyata tidak perlu waktu lama untuk kami lepas dari jeratan hukum. Dan kami pun stay di Masjid besar malang. Untuk sholat sambil beristirahat sejenak.
Sejenak meninggalkan rasa lelah memang pilihan yang baik. Tapi perut mulai memberontak, kami mulai merasa lapar. Akhirnya kami putuskan untuk stay di tahu telor, tak jauh dari tempat kami saat itu. Kenikmatan tahutelor yang digoreng, diberi bumbu kacang, kemudian ditambah nasi memang sangat menggiurkan. Enak sekali. Nikmat. hehehe. Kemudian setelah perut terisi, kami pergi ke Ramayan untuk sekedar beli box sebagai tempat prusik yang kami beli agar lebih tertata rapi dan lebih awet kelak.
Kali ini kami menuju rumah salah seorang pecinta alam yang di dalam rumahnya banyak sekali barang - barang untuk berpetualang. Kebanyakan bermerk Consina. Yah mungkin emang ini menjadi bisnisnya. jadi kami. Ternyata orangnya ramah, dia menyambut kami, menjemput kami, memberi diskon, mengajari kami beberapa ilmu tentang prusik, huft untung aja.
Setelah deal dengan orang tersebut, kami putuskan untuk beli langsung peralatan prusiknya dari orang itu. Karena sepertinya harga lebih terjangkau dan lebih terpercaya. kemudian serah terima barang pun terjadi disana.
Hari mulai sore, kami putuskan untuk sejenak beristirahat di alun - alun kota malang. menikmati sudut kota malang. Tiba - tiba bunyi peluit polisi terdengar. Sial, gak tahu kalau lampu sudah merah, jadinya kami ditinlang karena melanggar lampu merah. Mas Aim dan Om priyo berdiskusi disana, aku dan Anshor tetap stay di mobil sambil makan ceriping. Hehehe, santai banget. Dan syukur alhamdulillah, ternyata tidak perlu waktu lama untuk kami lepas dari jeratan hukum. Dan kami pun stay di Masjid besar malang. Untuk sholat sambil beristirahat sejenak.
Sejenak meninggalkan rasa lelah memang pilihan yang baik. Tapi perut mulai memberontak, kami mulai merasa lapar. Akhirnya kami putuskan untuk stay di tahu telor, tak jauh dari tempat kami saat itu. Kenikmatan tahutelor yang digoreng, diberi bumbu kacang, kemudian ditambah nasi memang sangat menggiurkan. Enak sekali. Nikmat. hehehe. Kemudian setelah perut terisi, kami pergi ke Ramayan untuk sekedar beli box sebagai tempat prusik yang kami beli agar lebih tertata rapi dan lebih awet kelak.
Komentar
Posting Komentar