Sebuah soal tanpa rumus


Gimana ngawalinya? Gimana aku nulisnya? Gimana aku ceritanya? ……….. gak ad aide. Galau, entah. ……. Dimulai dari mana…………. Oh, salah deh kalau aku bilang dimulai, ini akhir. Jadi mestinya aku mulai Tanya, harus diakhiri gimana ini? Siapa yang bisa jawab? Pak Guru? Bu guru? Guru BK? Google? gak ada yang bisa jawab ini mesti berakhir gimana.

Padahal aku sempet bayangin, ini cerita, akhirnya aku bisa nulis sesuatu yang bahagia. Sesuatu yang mungkin bisa menjadi angin baru penghias setiap kata dan tulisan yang aku tulis. Tapi malam ini? :’D malam ini mendung dan dingin. Padahal, aku kira ini malam yang hangat, aku kira selimut itu yang akan menghangatkan, tapi kayaknya selimut itu malah yang bikin dingin.

Kalo aja buku rumus menyediakan semua rumus tentang semua masalah, bukan Cuma fisika, kimia, biologi, b.indonesia, b.inggris. aku butuh rumus yang bisa digunakan buat mecahin ini soal. Buat selesaiin ini masalah. Apa sih yang mesti cowok kayak aku lakuin? Cowok biasa, dari keluarga biasa, sekolah biasa, tampang biasa, semuanya serba biasa. Apa? Jawab dong!!!

Kenapa tuhan gak nyediakin rumus buat masalah hati? Kenapa gak tersedia rumusnya? Tiap soal sulit juga aku cari rumusnya, tpi kenapa ini endak?

Emang sulit yah, ketika aku mulai merasa nyaman, mulai merasa bahwa langit mulai membiru setelah sekian lama kelabu. Kenapa justru sekarang hujan yang malah mengguyur. Sesulit itukah perjuangan buat bahagia. Padahal, padahal…… aku udah ngerasa cocok… nyaman.. :’) yaudah. Mataharinya udah hilang. Kalo dingin biar aja dingin. makasih rasa dinginnya.

Aku masih pegang ini soal. Masih aku pegang ini masalah. Masalah duniawi, masalah hati. Masalah yang gak pernah ada rumusnya. :’)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan