Rabu, 24 jam ++
“biasakanlah anda menderita karena perjuangan, kemudian anda pasti akan
terbiasa dengan kesuksesan.”
Mungkin memang butuh
lebih dari kesabaran. Yah baru beberapa bulan sih. Ada juga yang bilang kalau
berat – beratnya itu pas masih menjadi maba gini. Ada juga yang bilang hidup di
teknik memang perlu sebuah perjuangan yang lebih. Tapi memang benar – benar
butuh suatu perjuangan ekstra keras disini. Aku ceritakan bagaimana sibuknya
beberapa hari dalam seminggu ku. Dan masih harus terbebani berbagai masalah yang
lain.
Jika pada masa – masa
SMA, senin selasa adalah hari yang paling menyedihkan. Bahkan ada band namanya
Monday is doomsday. Mungkin sebegitu terkutuknya hari senin itu. Bagaimana
tidak, ketika setelah asik – asiknya liburan pada hari minggu, tiba – tiba
dihantam dengan hari senin yang kategorinya kelas berat, entah bertemu dengan
fisika dan kimia bersamaan, atau kombinasi pelajaran lain yang termasuk
pelajaran “kelas berat”. Belum lagi masih harus mengikuti upacara bendera pada
pagi hari. Belum lagi jika kesiangan atau sewaktu upacara bendera tidak membawa
topi. Yah itu lah masa – masa SMA.
Masa – masa awal
perkuliahan jauh lebih berbeda. Senin sih enteng, selasa? Ah santai masuknya
jam 11 siang terus jam 1 pulang dan santai lagi. Kemudian doomsday jatuh pada
hari rabu. Kemudian dihantam oleh hari yang bernama kamis yang sama – sama
sibuknya. Berikut ini aku ceritakan rinciannya.
Jadi gini, rabu 7.30
kelas masuk, jadi harus bangun lebih pagi, mandi dan seperti biasanya lah.
Kemudian berangkat dan sampai sebelum pukul 7.30 pokoknya. Hingga sekitar jam
09.00 kami segera keluar ketika kelas telah usai. Kemudian kami mempunyai
beberapa waktu untuk sekedar sarapan atau mengerjakan tugas. (hebatnya tugas
itu selalu saja ada dan tidak pernah absen). Kemudian jam 11 siang kelas
kembali dimulai, jadi kadang ketika kami pergi ke mama atau ayam nelongso atau
bahkan padang murah kami harus segera kembali sebelum jam 11 tersebut.
Dilanjutkan dengan
kelas hingga pukul 1 siang. Ketika kelas usai kami segera pulang, terkadang sih
ke rumah deka sambil refreshing, tapi akhir – akhir ini kami jarang
melakukannya karena ada tugas besar menggambar yang bernama asistensi MKBA. Yah
rumit dan banyak banget gambarnya, jadi ketika kami pulang dari kampus,
terkadang kami harus segera mengerjakan tugas gambar tersebut. Pilihan lain
ketika pulang dari kampus adalah terkadang kita harus asistensi dengan dosen,
kalau yang ini berhubungan dengan tugas praktikum hidrolika saluran tertutup.
Aku bermasalah dengan tugas yang satu ini karena pas dapet dosen pembimbing
yang one cuk.
Pilihan belum benar –
benar habis, ketika pulang kami juga bisa membantu pengerjakan backdrop teknik
yang dikerjakan oleh beberapa anak dari seluruh fakultas teknik universitas
brawijaya. Katanya sih buat acara KKM, tapi untuk pilihan ini aku benar – benar
tidak menganjurkannya. Hehehe. Ospek sih, dari 3 pilihan yang ada, hal inilah
yang paling gak penting. Dari segala pilihan yang ada, daripada ospek
sebenarnya aku pasti lebih memilih tidur. Hehehe. Satu pilihan yang lain yang
pastinya lebih menyenangkan.
Siang sampai dengan
sore hari mungkin menjadi waktu yang sedikit menggembirakan terkadang. Tetapi ketika
waktu mulai menunjukkan pukul 4.20, artinya kelas bahasa inggris yang ada pada
hari rabu segera dimulai. Yah, kelas lagi dan lagi. Hingga selepas maghrib kami
akhirnya segera bernafas lega. Maksudku, sedikit bernafas lega. Karena tinggal
beberapa kegiatan lagi yang harus kami lakukan di kampus. Yaitu asistensi.
Asistensi wajib ada
pada hari rabu. Jadi kebanyakan dan sebagian besar asistensi dilakukan pada
hari ini. Biasanya sih kelompokku ada asistensi jam 7 malam sampai jam 9 malam.
Dan pada hari rabu, sudah sangat dipastikan kami akan segera mendapatkan sebuah
tugas baru. Entah itu mendapatkan model gambar baru, atau model potongan baru. Tapi
memang begitulah.
Ketika asistensi sudah
benar – benar berakhir, akhirnya kami sudah bisa benar – benar bernafas lega. Kami
sudah bisa kembali ke kos, rumah, atau kontrakan kami masing – masing. Dalam kasusku
sih kontrakan. Jadi begitulah. Jam 9 malam aku kembali mengayuh sepedaku menuju
rumah kontrakanku yang telah aku singgahi beberapa bulan ini.
Untuk perjuanganku
sendiri belum benar – benar berakhir. Mungkin karena aku bukanlah tipe – tipe yang
suka kepikiran dengan terlalu banyak hal, apa yang bisa aku kerjakan, akan aku
kerjakan saat itu juga. jadi ketika pulang, aku akan langsung mengerjakan
gambar yang telah diperintahkan. Tembok di ruang tamu yang kami sulap menjadi
ruang parkir pun berubah menjadi meja gambarku. Selain alasan itu, aku juga
lebih enjoy mengerjakan gambar di rumah daripada harus mengerjakannya di
kampus. Mungkin karena suasananya, mungkin juga karena musiknya. Hehehe.
Hari rabu biasanya
berakhir ketika waktu telah menunjukkan pukul 00.00. tetapi hari rabu
sebenarnya berakhir ketika kita telah memejamkan mata untuk tertidur. Dan hari
rabu di jadwalku selalu berakhir pukul 02.00 WIB – 03.00 WIB. J
Komentar
Posting Komentar