Rumahku Hotel Bintang 5 ku



Hallo semuanya, sudah lama sekali sepertinya aku tidak menulis sesuatu. Hehe. Yah memang sekarang aku sudah semester 2. Menurut sejarah dan cerita dari senior – seniorku, memang semester 2, 3, 4 itu menjadi semester terberat dalam sejarah kuliah di jurusan teknik pengairan universitas Brawijaya. Jadi beberapa bulan kemarin aku tidak sempat untuk menulis apapun.

Kalau mau cerita sih sebenarnya banyak yang aku bisa ceritakan. Dari PPL, mungkin kehidupan kampus, mungkin kisah pendakianku terakhir yang menuju puncak welirang bersama dengan senior – seniorku di pengairan. Yah banyak yang terlewatkan setelah beberapa bulan ini. Tapi mungkin malam ini lebih baik aku bercerita yang ringan – ringan saja.

Sudah hampir setahun ternyata aku ada di Malang, menjadi seorang mahasiswa teknik yang jarang tidur, makan kurang teratur, libur isinya mengerjakan tugas. Mungkin kehidupan yang datar untuk anak yang suka kegiatan alam seperti aku, tapi memang itu pilihan tuhan, memang seperti itu takdir yang digariskan oleh tuhan untukku.

Hal yang paling menyedihkan adalah ketika terkadang kita, mahasiswa yang notabe nya jauh dari rumah. Kami jauh dari nyamannya perhatian orang tua yang selalu menyiapkan segala sesuatunya untuk kita. Pada kisahku, aku di rumah mungkin bisa dikatakan seperti raja. Yah, ibu ku memang benar – benar telah menyiapkan segalanya dengan baik ketika dipikir dengan lebih dalam.

Makanan yang telah siap ketika kita pulang, pakaian yang telah tersetrika dan tertata rapi di lemari kamar. Yah kalau dipikir dalam keadaan sekarang ini, itu seperti sebuah mimpi. Untuk kalian yang belum merasakan menjadi jauh dari semua itu, mulailah berfikir 2 kali sebelum terlalu cepat berfikir untuk jauh dari dunia yang nyaman tersebut.

Perbedaan dari ketika mahasiswa dan ketika masih dalam naungan rumah orang tua kita adalah rasa akan rumah itu sendiri. Untuk pribadi, rumahku sekarang mungkin sudah dapat berarti kontrakanku yang ada di malang. Bagaimana tidak? Yah disana 1 tahun ini aku beristirahat, bekerja, makan, mencuci baju, dan lain – lain. sedangkan rumahku yang ada di Lumajang? Itu sebuah liburan hotel berbintang 5 menurutku.

Ketika aku pulang ke rumah Lumajang, segalanya tampak begitu nyaman disana. Kamarku? Ya tetap seperti sedia kala, hanya beberapa barang yang sudah dipakai adikku yang sedikit berantakan. Gitarku masih terpampang di salah satu sudut kamar. Ada beberapa tugas kuliah dan sekolahku semasa SMA yang ada di sebuah rak diatas lemari di samping tempat tidur berkapasitas 2 orangku. Masih ada perkakas sepeda dan beberapa peralatan mendaki gunungku di bawah kasur. Tenda, matras, semuanya disana.

Keluar dari kamar, di sebuah ruang keluarga masiha ada Televisi, komputer dan Kulkas yang masih ada disana. 3 hal yang mungkin tak pernah ada di kontrakanku. Untuk televisi mungkin menjadi hiburan tersendiri yang jarang. Ketika ada di rumah, aku bisa menggunakan waktuku berjam – jam hanya untuk melihat TV yang telah lama tidak aku rasakan itu.

Bergerak sedikit dari ruang keluarga terdapat meja yang diatasnya terdapat harta karun. Sebuah tudung saji. Dimana makanan selalu ada 24 jam disana. Ketika akan habis, ibuku selalu memasakkan sesuatu yang baru dan mengisi harta karun tersebut dengan sesuatu yang baru. Tanpa harus memikirkan untuk membeli dan memikirkan tentang penghematan uang, pembatasan pengeluaran. Jika ingin makan? Ambil saja sepuasnya.

Di rumah memang tidak ada internet seperti yang ada di Malang, tetapi setidaknya disini tidak selalu bising dengan suara – suara kendaraan yang selalu berlalu lalang. Ketika mengantuk? Kasur empuk yang menunggu disana untuk kita merebahkan tubuh kita diatasnya. Tanpa harus menahan kantuk dengan doping kopi yang seperti biasa aku lakukan untuk mengejar deadline tugas.

Yah, sampai detik ini juga masih ada orang – orang yang aku cintai disana. Dan ketika aku suntuk, aku lelah dengan segala beban perkuliahan yang mungkin tanpa henti menerjang, aku pulang, menikmati hotel bintang 5 ku disana. Sejenak melupakan semua beban perkuliahan, sejenak beristirahat, dan sejenak..... ya sejenak saja sebelum kembali ke dunia nyata disini. :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan