Aku Tak Sebiru Samudra
Aku sudah 2 tahun ini berada di sebuah pulau yang sama. tak berpindah sama sekali, hanya berkutat di tempat yang sama tanpa memikirkan rencana berpindah. walau terkadang pulau lain begitu menggiurkan dan pulau lain itu pun menawarkan hal yang berbeda. 2 tahun ini aku mencoba memahami pulauku ini, satu demi satu hutan, kota, dan bahkan jalanannya pun aku hafal. semakin lama aku semakin nyaman berada di sini hingga aku ada ditengah pulau tanpa lagi pernah ingin berada di samudra lagi. Pulau ini bukan pulau yang penuh dengan badai, namun pulau yang indah dengan kesejukan yang ditawarkannya. jika aku boleh mengumpamakannya, coba berada di tanah jawa kemudian berpindahlah ke pulau lombok maka akan anda rasakan perbedaan tekanan dunianya.
Di pulau ini dunia berjalan dengan nyaman dan tentram. aku hanya memberikan satu terkadang mendapatkan dua. jika aku boleh memilih aku akan merawat pulau ini, tua disini, dan mungkin jika tuhan menghendaki biarkan aku mati di pulau ini. hingga akhirnya aku terdiam ketika pulau ini mencoba mengusirku. tidak, sayangnya ini bukan salah siapapun. hanya aku yang merasa sudah terlalu tinggi untuk mengerti pulau ini sedangkan pada dasarnya masih jauh dari cukup. satu kesalahanku dan aku harus pergi dari pulau ini. merelakan segala macam kesenangan dan kenyamanan. yah ini mungkin kehendak tuhan, jika boleh berkaca, kita manusia hanya hidup untuk merusak. manusia macam aku, mereka, dan mungkin yang sedang membaca ini juga. mungkin tuhan memberikan petunjuk, pulau ini akan lebih baik tanpa manusia macam aku.
Aku kembali berlayar, terombang - ambing di tengah samudra yang panjang penantiannya sekali lagi. seperti 2 tahun yang lalu, mungkin ini memang yang terbaik namun akhirnya aku berlayar lagi. sedikit pusing meninggalkan daratan yang sudah disinggahi 2 tahun ini. kenangan baik dan buruk terus berputar. aku sudah terusir, terbuang dan ketika waktunya berlayar, aku tak akan menoleh kebelakang lagi. Jika saja aku masih lama untuk berlabuh di pulau lain, biarkan angin dan badai menghempasku seperti biasanya. walaupun tak lagi aku bersembunyi dan lari di pulau yang nyaman tapi biarkan. biarkan angin dan badai menempaku menjadi lebih kuat. Jika tuhan mengijinkan aku akan menemukan sebuah harapan baru.
Manusia mencoba untuk optimis, namun dengan semua latar belakangku, aku berfikir secara realistis dengan segala kemungkinan dan rencana-Nya yang mungkin terjadi. jika saja dan andai saja aku mati dan tenggelam dalam pelayaranku, tuhan, aku memohon kepadamu sempatkan aku mengukir sebuah jejak yang akan dikenang manusia selamanya. Walaupun warnaku seperti titik hitam debu yang semakin biru karena luasnya samudra.
Di pulau ini dunia berjalan dengan nyaman dan tentram. aku hanya memberikan satu terkadang mendapatkan dua. jika aku boleh memilih aku akan merawat pulau ini, tua disini, dan mungkin jika tuhan menghendaki biarkan aku mati di pulau ini. hingga akhirnya aku terdiam ketika pulau ini mencoba mengusirku. tidak, sayangnya ini bukan salah siapapun. hanya aku yang merasa sudah terlalu tinggi untuk mengerti pulau ini sedangkan pada dasarnya masih jauh dari cukup. satu kesalahanku dan aku harus pergi dari pulau ini. merelakan segala macam kesenangan dan kenyamanan. yah ini mungkin kehendak tuhan, jika boleh berkaca, kita manusia hanya hidup untuk merusak. manusia macam aku, mereka, dan mungkin yang sedang membaca ini juga. mungkin tuhan memberikan petunjuk, pulau ini akan lebih baik tanpa manusia macam aku.
Aku kembali berlayar, terombang - ambing di tengah samudra yang panjang penantiannya sekali lagi. seperti 2 tahun yang lalu, mungkin ini memang yang terbaik namun akhirnya aku berlayar lagi. sedikit pusing meninggalkan daratan yang sudah disinggahi 2 tahun ini. kenangan baik dan buruk terus berputar. aku sudah terusir, terbuang dan ketika waktunya berlayar, aku tak akan menoleh kebelakang lagi. Jika saja aku masih lama untuk berlabuh di pulau lain, biarkan angin dan badai menghempasku seperti biasanya. walaupun tak lagi aku bersembunyi dan lari di pulau yang nyaman tapi biarkan. biarkan angin dan badai menempaku menjadi lebih kuat. Jika tuhan mengijinkan aku akan menemukan sebuah harapan baru.
Manusia mencoba untuk optimis, namun dengan semua latar belakangku, aku berfikir secara realistis dengan segala kemungkinan dan rencana-Nya yang mungkin terjadi. jika saja dan andai saja aku mati dan tenggelam dalam pelayaranku, tuhan, aku memohon kepadamu sempatkan aku mengukir sebuah jejak yang akan dikenang manusia selamanya. Walaupun warnaku seperti titik hitam debu yang semakin biru karena luasnya samudra.
Komentar
Posting Komentar