Langsung ke konten utama

Coban Pawon, Air Terjun Dalam Goa yang Terbengkalai

 Kali ini aku akan membahas tentang sebuah air terjun yang ada di Gucialit, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur yang telah aku kunjungi beberapa waktu yang lalu. (dokumentasi ada di handphone samsung Note 20, namun karena terjadi kendala, maka penulisan artikel ini ditunda sampai handphone kembali ke tanganku). Jujur saja aku menulis ini dengan setengah hati karena sedikit keluar dari gayaku untuk pergi ke tempat yang menyenangkan. sayangnya untuk kali ini aku memuat artikel tentang sebuah air terjun yang tidak aku rekomendasikan untuk kalian datangi seorang diri.

Coban Pawon

Coban dalam bahasa jawa artinya air terjun atau bisa dikatakan pula sebagai kucuran air. kemudian pawon sendiri bisa diartikan sebagai dapur atau tungku. jadi coban pawon merupakan arti dari air yang mengucur masuk ke dalam tungku. bagaimana bisa? hal ini dikarenakan keunikan air terjun ini mengalir masuk ke dalam sebuah lubang. sehingga seakan sebuah kucuran air yang masuk ke dalam tungku. begitulah nama dari air terjun ini disematkan. air terjun coban pawon yang unik ini bisa diakses dari sisi atas lubang maupun dari sisi bawah lubang yang mana terdapat goa yang bisa dimasuki dari sisi bawahnya.

air yang bersumber dari sungai diatasnya terjun dan langsung masuk ke dalam goa (lubang sisi atas goa). selanjutnya air akan mengalir di dalam goa dan keluar kembali ke alur sungai seperti biasanya. landscape yang unik ini sejauh aku tau tidak banyak di Indonesia. sehingga air terjun ini begitu unik serta menyajikan keindahannya sendiri. cahaya matahari masuk melalui sela sela rimbunnya dedaunan di sekitar air terjun. ketika di dalam goa, cahaya akan masuk dari sisi atas goa dimana air terjun berada. seolah air terjun itu diberikan highlight yang berbeda. sungguh pemandangan yang memanjakan mata.

Coban Pawon dari Sisi Dalam Goa
(Shoot by Yu, Canon EOS 800D, EF-S 10-22 mm f/3.5-4.5 USM, Shoot at ISO 100, 17 mm, f/11, 4 Second, ND 8 Filter, LR Classic)

Lokasi dan Akses

Lokasi Coban Pawon berada di Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Untuk lebih mudahnya akan aku share link google maps berikut ini:

LOKASI COBAN PAWON (CLICK)

untuk menuju kelokasi, anda akan diarahkan menuju ke Gucialit. namun sudah ada penanda jalan dengan tulisan Coban Pawon yang dipasang oleh pemerintah. Namun demikian jalanan masih bercabang sehingga penggunaan google maps masih sangat diperlukan. jalanan juga tergolong kecil dan sempit walaupun masih cukup untuk sebuah mobil. ketika sampai di persimpangan jalan dengan jalan batu, maka anda sudah hampir sampai di lokasi air terjun. jalan disini terbuat dari beton sebagian, sebagian lagi merupakan jalan batu, kemudian sisanya saat hampir sampai di tempat parkir merupakan jalan tanah.

Aku sangat tidak merekomendasikan kendaraan roda 4 ketika sampai di jalan ini karena jalan yang sempit. sesekali akan ada truk kayu atau kendaraan pengangkut lain dan ketika ini terjadi, satu satunya adalah mundur. kendaraan roda 2 menjadi rekomendasiku untuk pergi ke air terjun ini. tidak ada pemungutan apapun dan pada ujung jalan maka akan ada 2 rumah terakhir. rumah inilah yang dijadikan tempat parkir. orangnya sangat ramah dan seringkali menawarkan air sepulang dari air terjun. ketika aku sampai disana, tidak ada siapapun sehingga aku adalah satu satunya pengunjung disana. 

Coban Pawon, Sisi Atas Goa
(Shoot by Yu, Canon EOS 800D, EF-S 10 - 22 mm f/3.5 - 4.5 USM ot at ISO 100, 14 mm, f/11, 4 Second, ND 8 Filter, LR Classic)

setelah memarkirkan kendaraan, maka selanjutnya bisa ditempuh melalui jalan setapak yang sebenarnya sudah sangat tidak terlihat akibat tertutup oleh rerumputan. aku kesana pada 16 Januari 2022 dengan kondisi tersebut aku bahkan sempat ragu untuk melanjutnkan perjalanan karena jalan yang sama sekali tidak nampak. tanpa ada seorang pun disana hingga akhirnya aku bertemu dengan bapak yang juga rumahnya menjadi tempat parkir untuk wisatawan yang datang berkunjung ke air terjun.

Kondisi Air Terjun Coban Pawon

Aku akan langsung saja pada hal yang ingin aku sampaikan tentang tempat wisata satu ini. secara pemandangan aku sangat menjamin keindahannya dengan lokasi yang unik. anda tidak akan banyak menemui air terjun seperti ini. namun aku sendiri bersamaan dengan hal itu tidak merekomendasikan untuk datang ke tempat ini. seperti yang aku jelaskan sebelumnya, ketika masuk ke dalam jalan setapak, aku bahkan tidak bisa melihat mana jalan yang benar. melewati kebun kopi tanpa tau apakah jalan tersebut merupakan jalan yang tepat tentu saja meresahkan. tidak ada penanda apapun disana sehingga aku hanya berusaha berjalan mendekati suara gemuruh air. 

Jalur Menuju Coban Pawon
(Shoot by Yu, Samsung Note 20 Camera, Ultra Wide Lens)

permasalahan muncuk ketika aku sudah melihat sungai yang terjun (bagian sisi atas air terjun) yang penuh dengan pohon bambu, namun aku tidak menemukan pintu masuk ke dalam goa ataupun jalan turun ke bagian bawah air terjun. hingga akhirnya aku bertemu dengan bapak penjaga. bapak tersebut bertempat tinggal di rumah yang seringkali digunakan sebagai lahan parkir para pengunjung air terjun. melihatku kebingungan, bapak tersebut kemudian menghampiriku, mungkin kasihan juga, bapak tersebut menunjukkan jalan yang tentu saja orang yang tidak pernah kesini akan 100% putar badan karena tidak menyangka bahwa jalan menurun penuh semak menjadi jalurnya. ah mungkin lebih tepatnya menembus semak belukar karena jalanan sudah sama sekali tidak terlihat.

Setelah sedikit berbincang, bapak tersebut bersedia mengantarkanku hingga masuk ke dalam goa. bermodalkan Clurit yang dia bawa, dia mulai menebas satu persatu dahan, ranting, semak, rumput, dan sebagainya yang menutupi jalan. bahkan setelah ditebas dan dibersihkan, aku masih merasa kesulitan berpijak sehingga beberapa kali aku terjatuh disini.

Jalur yang Penuh Semak dan Tanpa Penanda Jalan Apapun, Bahkan Lokasi Air Terjun Tidak Terlihat
(Shoot by Yu, Samsung Note 20, Ultra Wide Lens)

sampai di persimpangan yang tentunya aku bahkan tidak mengerti apakah ini sebuah persimpangan, bapak tersebut memanduku untuk menuju bagian atas goa terlebih dahulu. entah memang jalannya yang mendebarkan, aku secara pribadi cukup ngeri ketika bapak tersebut mengatakan "hati - hati melangkah karena bisa jadi jatuh ke dalam goa.". di depan rumput dan semak yang tinggi namun di bagian belakangnya adalah lubang bagian atas goa. setelah menebas beberapa semak yang menghalangi, telrihatlah air terjun Coban Pawon bagian atas yang mana sangat indah walaupun cukup menyeramkan karena perlu untuk berhati hati dalam berpijak. tanpa penunjuk jalan, ada kemungkinan salah melangkah dan jatuh sekitar 5 m ke dasar goa.

usai mengambil beberapa foto di bagian atas, kami berdua melanjutkan ke bagian bawah dengan kembali menuruni jalan yang terjal tertutup oleh semak belukar. sampai bawah, pemandangan kembali memukau karena kami sampai di mulut goa, di bagian ujungnya terdapat air terjun yang menjadi highlight pemandangan tersebut. sungguh indah lapisan batuan yang lembab karena butiran air yang terhempas akibat air terjun, menempel pada dinding dan memantulkan cahaya. sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan.

disini banyak sekali batang bambu yang mengendap di sekitar air terjun. mungkin jatuhan dari hulu sungai dan kemudian mengendap di dasar goa. mendekat pada air terjun perlu berhati - hati dalam melangkah karena bambu tersebut beberapa sisinya tajam. hal ini juga menandakan bahwa cukup berbahaya apabila terlalu dekat dengan air terjun yang mungkin saja membawa kayu atau bambu atau material lainnya dari atas. tanpa filter apapun diatasnya, mendekat air terjun hanya akan membahayakan diri sendiri dengan resiko tertimpa material dari atas. usai mengambil beberapa foto yang tentunya sangat susah karena embun terus terhempas dari arah air terjun, membuat lensa harus berkali - kali dibersihkan karena terkena embun, akhirnya kami berdua memutuskan untuk naik. mengapa? jawabannya simpel, karena di bagian atas terlihat awan gelap menggumpal pertanda akan hujan atau lebih buruknya di hulu areal ini sudah hujan.

Foto dan Pengambilan Gambar di dalam Goa
(Shoot by Yu, Samsung Note 20, Ultra Wide Lens)

Kita tidak pernah tau dan tidak ada warning system apapun yang terpasang. dinding terjal dengan semak belukar atau di dalam goa, ketika di bagian hulu tiba tiba mengirimkan banjir, maka akan kecil kemungkinan untuk selamat disini. terhempas air banjir dan kayu serta material lain yang mungkin berhamburan bersama dengan datangnya banjir. artinya ketika banjir tiba, aku sendiri tidak yakin bisa selamat jika masih di dalam goa. kembali menyusuri tebing terjal dengan semak belukar yang tidak ada habisnya, kami berdua memutuskan untuk kembali ke tempat parkir dan beristirahat sejenak.

Jadi, Apakah Layak Tempat ini Menjadi Tempat Wisata?

ada 3 hal terkait pada tulisanku kali ini yang pada akhirnya aku harus menuliskan ini. yang pertama aku rasa sudah cukup menjelaskan bagaimana parahnya tempat wisata coban pawon ini dari bagaimana resiko perjalanan, tersesat, dan bahkan bahaya banjir. semuanya tidak dikelola dengan baik. contohlah bali yang sudah memiliki SOP di beberapa air terjun terkait dengan keselamatan pengunjungnya. disini bisa aku pastikan bahwa tidak ada SOP dan keselamatan pengunjung sama sekali tidak diperhatikan. 

yang kedua perihal cerita bapak penunjuk jalan yang telah diberi janji oleh pemerintah Lumajang bahwa dia akan dibayar dengan merawat jalan menuju air terjun. namun setelah 3 bulan melakukan perawatan, dana yang dijanjikan tidak pernah muncul. lelah dengan janji yang kosong, bapak tersebut akhirnya berhenti merawat jalan akses menuju air terjun. tanpa perawatan rutin, begitulah kondisi jalan pada akhirnya yang ditumbuhi semak belukar. 

yang ketiga terkait dengan Lumajang yang menjadi kampung halamanku bagaimanapun juga. aku akan memberikan kritik tegas bahwa setelah mengunjungi berbagai kota di Indonesia, aku rasa Lumajang tidak akan menjadi kota yang terlalu berkembang. pembangunan tempat wisata seperti ini tidak akan digarap dengan baik atau hanya menjadi angin segar sesaat. sehingga untuk kota seperti Lumajang, berbagai pihak perlu untuk campur tangan. aku bahkan sudah menginfokan pada berbagai sosial media dari pemerintah Lumajang namun tanpa respon sama sekali meskipun dengan penawaran desain yang bisa aku bantu untuk kerjakan. Pada akhirnya pembangunan seperti ini hanyalah menjadi sebelah mata. dengan kondisi ini aku lebih sepakat biarkan saja apa adanya. tanpa dibangun dan bahkan biarkan terus tersembunyi daripada dibangun setengah hati dan hanya membahayakan para pengunjung. 

Air Terjun Coban Pawon Kabupaten Lumajang
(Shoot by Yu, Canon EOS 800D, F-S 10 - 22 mm f/3.5 - 4.5 USM ot at ISO 100, 12mm, f/11, 4 Second, ND 8 Filter, LR Classic)

Jawaban dari kelayakan tempat ini adalah TIDAK. jangan kesini tanpa bekal dan pengetahuan yang cukup atau dengan membawa penunjuk jalan seperti bapak itu, tanpa itu semua hanya akan berakhir  membahayakan dirimu. Biarkan coban pawon menjadi air terjun yang penuh misteri hingga suatu hari nanti akan berakhir karena gempa atau terkikis air atau kondisi alam lainnya.

Komentar

Hot Mingguan!!

Makalah alat pengukur curah hujan

ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN Makalah tugas akhir ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Ery Suhartanto, ST. M.Pd. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 LUCIA PUTRI RACHMADANI                  145060400111011 FATHINUN NAJIB                                       145060400111027 YOGA OKTA WARDANA                          145060400111028 NUR FITRIA PUSPITAWATI                      145060401111049 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Juni 201 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Hidrologi adalah suatu ilu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifka

Regulasi Baru 2024 Mendaki Gunung Fuji, Apa yang Berubah?

 Cukup lama sejak aku terakhir post karena berbagai kesibukan. Banyak hal yang ingin sebenarnya ingin ku bagikan dan aku review namun kesibukan yang semakin menumpuk menjadi hal tersendiri. Jadi pada kesempatan kali ini, aku akan mencoba mengetik dengan cepat dan membagikan pengalaman mendaki gunung Fuji pada musim panas yang lalu. Puncak Gunung Fuji Samsung Note 20, Wide Angle Camera

Makalah Sistem Drainase (Drainase Pertanian)

SISTEM DRAINASE PADA PERSAWAHAN Makalah tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah Sistem Drainasi yang diampu oleh Linda Prasetyorini, ST., MT. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 YOGA OKTA WARDHANA                       145060400111028 AGUNG PRAMONO                                    145060401111047 AHMAD IFFAN F.                                        145060401111050 ALIF RINALDY                                           145060401111025 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Oktober 20 15 KATA PENGANTAR             Segala Puji atas rahmat yang Allah SWT anugrahkan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul “SISTEM DRAINASE PADA PERSAWAHAN”. Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan pada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Alquran dan sunnah untuk keselamatan umat dunia.