5 Orang Lagi sampai puncak (BEROX In the hoy) Part 6


Minggu, 13 Januari 2013
            Akhirnya sebuah tempat datar dengan guci di bawah sebuah cerukan tanah untuk menampung air yang menetes dari cerukan tersebut telah kami temukan. Kami sekarang berada sekitar sepermpat jalan lagi menuju puncak. Tetapi karena kondisi fisik kita yang sekarang ini sangat kelelahan, maka kami memutuskan untuk beristirahat di tempat ini. Kami pun mulai membuat semacam minuman guna menghangatkan tubuh kami. Dan kami bergegas untuk beristirahat. Sama seperti sebelumnya, tetapi kali ini suasana lebih nyaman karena angin yang berhembus sebagian besar tertahan oleh pogon – pohon lebat yang ada disekitarkami. Begitu juga dengan air hujan, hanya sebagian embun saja yang setetes dua tetes jatuh menimpa kami.
            Malam itu sekitar pukul 3.00, aku sempat sejenak menengol pada jam tanganku kemudian kembali tidur. Selama proses itu, aku merasakan ada sesosok bayangan yang datang ke arah kami. Kemudian melewati kami dan terus berjalan ke arah atas. Tapi mataku yang telah nyaman memejamkan mata tak mau merespon. Sehingga kuteruskan tidurku. Pagi itu begitu dingin karena jaketku kupinjamkan pada gahtan yang tadi kedinginan. Aku hanya mengenakkan selembar kaos lengan panjang dan sebuah raincoat serta celana pendek yang tadi sudah robek.
            Dingin yang mendera sudah tak bisa aku tahan lagi. Aku terbangun sekitar pukul 5 pagi. Dan ternyata Tesa sudah terbangun. Kemudian tampak 3 orang anak lain datang dari arah bawah. Ternyata mereka yang semalem jalan dengan membawa senter. Karena mereka bergegas, mereka berangkat menuju puncak dahulu. Kemudian aku dan tesa membangungkan teman – teman yang lain. Kami pun packing barang – barang kami. Walau sudah tidak sempat mendapatkan sunrise di puncak, tapi semangat juang kami untuk menuju puncak masih ada, dan kami kali ini sangat – sangat berambisi.
            Teriakan anak – anak yang tadi melewati kami semakin membuat kami antusias menuju puncak. Aku memberi mereka semangat bahwa di puncak akan terlihat segitiga ranu dengan sangat jelas serta kota lumajang yang terlihat indah. Memang motivasi bisa memberikan mereka semangat, tetapi kondisi fisik juga menjadi penentu sebenarnya. Kali ini kami bergerak sedikit pelan, sambil sesekali berhenti karena istirahat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan