Masih saja hujan deras

Disini masih terlalu deras untuk aku mulai berjalan keluar. Apapun yang di belakangku sudah mulai aku lepaskan untuk mengejar apa yang mungkin di depanku. Tapi masihkah sadar kalau hujan masih terlalu deras? Mungkin dengan kilatan - kilatan petir yang memekakkan telinga. Siapa yang tidak takut dengan situasi seperti ini?

Maka aku pun menunggu. Entah menunggu matahari yang membelah badai kali ini. entah menunggu apa tapi aku hanya diam. Mengamati setiap butiran air yang jatuh keras dari langit. Menyisakan jejak di tanah yang mungkin sangat sulit untuk dihilangkan.

Siapa yang akan tahu? siapa yang akan sadar? aku hanya berbicara pada diriku sendiri. memang banyak sekali sahabat yang mungkin akan mendengarkan setiap ocehan yang keluar dari mulutku. Beberapa dari mereka mungkin hanya mengakhiri dengan ejekan yang membuat tawa. Beberapa juga mungkin akan bisa memberikan sedikit motivasi untukku. Tapi saat ini, hanya aku dan aku yang bisa aku percaya. Mungkin karena itulah aku hanya berbicara pada diriku sendiri. mencoba mencari apa yang salah di tengah derasnya hujan.

Jika aku sedang berdo'a pada tuhan, akan kuselipkan satu dari sekian banyak doaku itu agar hujan yang deras ini segera berhenti. Sehingga matahari kan datang mengalahkan gelapnya mendung dan mulai menghangatkanku.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan