Mimpi Si Kancil Berlayar di Lautan Part 2 (Lapangan Pasiran)

Eh, sebelumnya kayaknya lupa kagak aku tulis deh, males mau ngedit lagi yang sebelumnya. setelah pendaftaran selesai, di papan pengumuman ada sebuah pengumuman eh yaiyalah. --" namanya aja papan pengumuman. yaudah intinya itu kalo kita para calon wajib kumpul di lapangan namanya lapangan pasiran. tempatnya itu di markasnya AL gitu deh. entah lupa namanya. acara dimulai pukul 06.00 kemudian ditulisi tidak boleh telat dengan tanda seru 3 x. yah seperti itulah intinya.

Jadi sekarang ceritanya udah tahapan 2 deh. saatnya kumpul lagi setelah pendaftaran. entah mau ngapain tapi aku berangkat dari rumah Bayu sekitar pukul 4 pagi. -- hanya diantar sampai terminal Bungurasih kemudian naik Bus menuju Perak dan karena masih pagi, busnya lemot dan karena belum ngerti tempatnya akhirnya aku telat. aku sempet naik ojek mengejar keterlambatan, tapi sial banget, tukang ojeknya juga kagak tau tempatnya. beruntung aku mengikuti beberapa anak juga yang memakai baju putih hitam sama sepertiku. berasumsi bahwa mereka adalah anak - anak yang mendftarkan diri juga, aku pun mengikuti mereka bersama tukang ojek yang juga tak tau arah. Berharap bahwa yan kami ikuti bukanlah seorang cleaning service yang sedang memakai baju putih hitam sepertiku. --

Dua tiga tikungan kami lewati sampai akhirnya kami sampai pada sebuah tempat yang terdapat pos penjagaan. disana berdiri beberapa orang tentara yang sedang berjaga. semua peserta yang memakai jaket harus melepas jaketnya. kemudian yang tidak membawa helm harus turun termasuk aku salah satunya. jadi dengan sedikit terpaksa aku dan beberapa.. ehh.. mungkin banyak anak lainnya harus turun dan mulai berlari menuju lapangan yang jaraknya cukup jauh dari tempat pos penjagaan itu. sekitar 10 menit berlari, kami sampai di lapangan pasiran. sebuah lapangan sepak bola besar dengan sebuah tribun penonton dan ditengah lapangan dipadati oleh manusia berseragam putih hitam. berjumlah ribuan, kami berbaris. dan yang terlambat, termasuk aku, harus berbaris di barisan yang sedikit berbeda dari umumnya,

Barisan para orang - orang terlambat berada di sebelah paling kiri. kemudian dibariskan dan ditata. dan yang memiliki rambut dinilai kurang rapi mendapat sebuah hadiah selamat datang dari gunting cukur yang dipegang salah satu panitia. entah padahal rambutku keren tapi malah menjadi salah satu korban. Tereksekusilah rambut kesayanganku yang indah ini menjadi plontos, semakin mirip dengan tentara. -- padahal status masih calon. inilah awal mula aku bertemu dengan Adit. seorang anak SMAN 5 Surabaya yang sangat membantuku selama berada di Surabaya. oke silahkan disimak saja cerita selanjutnya yang sepertinya masih terus berlanjut. kemudian setelah para rambut keren tereksekusi, kami segera bergabung kembali ke barisan sambil mencari nomer urut. aku berada di belakang anak bernama adit ini. kemudian kami mulai berkenalan.

beberapa menit kemudian, yah sekitar 60 menit kemudian setelah kami lama duduk di lapangan sambil disinari matahari pagi. seorang dengan pangkat yang sepertinya cukup tinggi datang. sedikit membicarakan tentang selamat datang dan sedikit pengalamannya. kemudian memberikan pengumuman. tentang apa yang akan kami lakukan beberapa hari kemudian. pertemuan setelahnya adalah sebuah tes kesehatan. yah beberapa prosedur sih seperti membawa kaos putih, kemudian celana dalam putih dan celana pendek putih. beberapa barang yang disebutkan itu sama sekali tidak aku bawa, oleh karena itu, setelah perkumpulan ini aku berencana untuk langsung pulang menuju kota lumajang. Sambil terus mengobrol dengan adit ini.

Usai perkumpulan tersebut, kami segera bubar. sekitar 3000an remaja berbaju putih hitam menyebar menuju parkiran dan berbagai tempat lainnya. aku sih menuju sebuah masjid besar tak jauh dari lapangan tersebut. duduk sambil meneguk sebotol air mineral. cukup jauh sih berjalan menuju jalan besar atau keluar dari pangkalan ini. jadi aku berinisiatif untuk mencari tebengan. yah pikir - pikir jalan jauh segitu jauhnya.. -- baru akan beranjak dari tempat duduk. sebuah mobil Honda city berhenti tepat didepanku. kemudian jendela belakang terbuka dan sesosok cowok berbaju putih mengajakku untuk ikut bersamanya. Adit yang dijemput oleh supirnya baru akan pulang. aku pun memasuki mobil yang cukup mewah itu.

Kami bercerita lagi selama di perjalanan. akhirnya rencanaku untuk pulang menjadi berubah setelah adit menawarkan kepadaku untuk menginap di rumahnya. daripada harus bolak balik ke Lumajang apalagi hanya karena perlengkapan yang tadi diumumkan. dia menyanggupi untuk mencarikan barang - barang tersebut di surabaya saja. Akhirnya dengan segala penawaran yang diajukan. aku mengiyakan dan gugurlah rencanaku untuk pulang ke Lumajang. Kami segera melaju melewati kota Surabaya menuju rumah Adit teman baruku ini.

Kami memasuki sebuah kawasan yang bernama daerah wiyung. entah kecamatan atau apa itu. pokok daerahnya wiyung namanya. memasuki sebuah kawasan perumahan yang sepertinya kawasan perumahan elit. -- sudah deg deg an rasanya apalagi gak biasa masuk perumahan elit gini. -- maklum anak desa. kemudian kami sampai di sebuah rumah besar dengan ukuran sangat besar dan tingkat dan halamannya yang besar dan banyak pohon. aaaah. -- sial banget. aku nginep di hotel ini yah? kemudian kami sampai di depan pintu gerbang dan seorang satpam yang berjaga langsung membukakan gerbang itu. kami masuk dan ketika sampai ada seorang pembantu yang langsung menyambut.. -- gilaaaaa gue ada di hotel bintang 5 neh? -- apa gue mimpi? diculik kuntilanak? aaah.. --

Memasuki rumah, kami berdua langsung menuju kamar Adit yang berada di lantai 2. kamar yang sangat besar. sperti kamarnya Musthofa mungkin dengan sebuah kasur besar yang sangat empuk. bisa tidur seharian mungkin kalo aku tidur disitu. kemudian ada TV LCD cukup besar di pojok serta sebuah kulkas seukuran lemari pakaian berisi beraneka roti, makanan, snack, minuman.. -- sial banget kayak mimpi. kayak masuk dunia khayal aja neh. kemudian dia berkata untuk menganggap ini rumahku sendiri. kalau kayak gini rumahku sih bakal jarang keluar aku. -- bahkan disini panas kota Surabaya sama sekali tidak terasa akibat semburan dingin AC dengan sensor itu.
disinilah ceritaku di Surabaya berlanjut. bertahan di rumah mewah bersama teman baru. :-D 

Baca Juga
 http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/05/mimpi-si-kancil-berlayar-di-lautan-part.html 
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/05/mimpi-si-kancil-berlayar-di-lautan-part_23.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan