Makalah Hidrologi Pengaruh Infiltrasi dalam ketersediaan air bersih
PENGARUH
INFILTRASI DALAM KETERSEDIAAN AIR BERSIH
Makalah tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah
hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST. MT.
OLEH :
YUANGGA
RIZKY ILLAHI 145060400111003
YOGA OKTA WARDANA 145060400111028
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN
Maret
2015
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN
Maret
2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji atas rahmat yang Allah
SWT anugrahkan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “PENGARUH INFILTRASI DALAM KETERSEDIAAN AIR
BERSIH”. Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan pada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Alquran dan sunnah untuk
keselamatan umat dunia.
Makalah ini disusun dengan tujuan
memenuhi tugas Hidrologi Teknik Dasar serta memberikan pemahaman kepada pembaca
tentang bagaimana pengaruh infiltrasi dalam ketersediaan air bersih dalam
berbagai pembahasan yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini.
Seluruh proses penyelesaian makalah
ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan pengetahuan. Oleh karena itu, rasa
terima kasih sedalam – dalamnya penulis berikan pada Bapak Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST. MT. selaku dosen Hidrologi Teknik Dasar. Demikianlah makalah
ini penulis buat dan semoga bermanfaat.
Malang, 26 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...…………………………………………... i
Daftar Isi ……………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang ……………………………………………... 1
1.2. Rumusan
Masalah ………………………………………………1
1.3. Tujuan ………………………………………………2
1.4. Manfaat ………………………………………………2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Infiltrasi ………………………………………………3
2.2. Infiltrasi
di Lingkungan……....……………………………………. 4
2.3. Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi……………………..5
BAB 3 ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1.
Infiltrasi Sebagai Awal Mula Sumber Air Bersih...…………………7
3.1.1.
Air Tanah…………………………………………..7
3.1.2.
Mata Air…………………………………………....8
3.1.3.
Sungai………………………………………………9
3.2. Faktor-Faktor yang Dapat Mengganggu
Proses Infiltrasi……………10
3.3. Pengaruh Rusaknya Infiltrasi Pada Masyarakat……………………...12
3.4. Cara Memperbaiki Proses Infiltrasi yang
Rusak……………………..13
BAB 4 KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan ………………………………………………..14
Daftar Pustaka ……………………………………………... ..15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Sumber air bersih merupakan sebuah sumber daya yang
sangat dibutuhkan oleh manusia demi kelangsungan hidup manusia. Salah satu
sumber air bersih yang paling bisa dirasakan adalah air hujan. Hasil penguapan
air tersebut menjadikan hujan sumber air bersih yang sangat besar dan bisa
untuk dinikmati berbagai jenis makhluk hidup sekaligus.
Hujan memiliki jangka waktu yang sangat pendek dan waktu
tersebut tidak dapat diprediksi secara sempurna. Jadi pemanfaatan air bersih
dari sumber air hujan perlu untuk dimanfaatkan dengan baik. Untungnya tuhan
telah menciptakan sebuah proses yang disebut infiltrasi yang mampu menyimpan
sumber air bersih di dalam tanah sebagai air tanah.
Dengan makalah yang berjudul “” kami akan membahas
banyak hal yang berhubungan dengan infiltrasi sehingga dengan infiltrasi
tersebut, sumber air bersih dapat dipenuhi. Sehingga pembaca bisa mendapatkan
sebuah pandangan baru tentang pentingnya air dan sedikit ilmu yang kami bagikan
melalui makalah ini.
1.2.Rumusan
Masalah
1.2.1.
Bagaimana
infiltrasi bisa menjadi salah satu cara untuk penyediaan sumber
air bersih?
1.2.2. Apa saja faktor yang dapat mengganggu proses
infiltrasi?
1.2.3.
Bagiamana pengaruh
rusaknya infiltrasi pada masyarakat?
1.2.4. Bagaimana cara memperbaiki proses infiltrasi
yang rusak sehingga
ketersediaan air bersih kembali
terpenuhi?
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk
mengetahui bagaimana infiltrasi bisa menjadi salah satu
cara untuk
penyediaan sumber air
bersih.
1.3.2. Untuk
mengetahui apa saja faktor yang dapat mengganggu
proses
infiltrasi.
1.3.3. Untuk mengetahui bagiamana
pengaruh rusaknya infiltrasi pada masyarakat.
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana
cara memperbaiki proses infiltrasi yang
rusak sehngga ketersediaan
air bersih kembali terpenuhi
1.4.Manfaat
1.4.1. Menjadikan
Pembaca tahu tentang bagaimana infiltrasi bisa menjadi
salah satu cara untuk penyediaan sumber air bersih.
1.4.2. Menjadikan
pembaca tahu apa saja faktor yang dapat mengganggu
proses
infiltrasi.
1.4.3.
Menjadikan Pembaca tahu bagiamana
pengaruh rusaknya infiltrasi pada masyarakat.
1.4.4. Menjadikan pembaca tahu bagaimana
cara memperbaiki proses infiltrasi yang rusak sehngga ketersediaan air bersih
kembali terpenuhi
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Infiltrasi
secara garis besar merupakan bagian dari siklus hidrologi di alam. Di mana
siklus hidrologi sendiri diawali oleh terjadinya evaporasi air permukaan
(sungai, danau, dan laut). Kemudian terbentuk awan di atmosfer dan awan
mengalami presipitasi dalam bentuk hujan atau salju. Air yang jatuh menyentuh
permukaan tanah sebagian akan mengalir menjadi limpasan permukaan dan sebagian
akan masuk meresap ke dalam tanah. Proses air masuk ke dalam tanah inilah yang
disebut infiltrasi. Infiltrasi akan menghasilkan air tanah yang akan kembali ke
sungai atau laut dalam periode tertentu.
Dalam arti
yang lebih spesifik, infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam
tanah melalui permukaan tanah secara vertikal. Sedangkan banyaknya air yang
masuk melalui permukaan tanah persatuan waktu dikenal sebagai laju infiltrasi.
Nilai laju infiltrasi sangat tergantung pada kapasitas infiltrasi, yaitu kemampuan
tanah untuk melewatkan air dari permukaan tanah secara vertikal. ( Suripin,
2004 )
Menurut
Sitanala Arsyad (2010:61), infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam
tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan dan secara vertikal.
Jika cukup air, maka infiltrasi akan bergerak terus ke bawah yaitu ke dalam
profil tanah disebut perkolasi.
Infiltrasi
adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan ) masuk ke dalam
tanah. Dengan kata lain, infiltrasi adalah
aliran air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke
arah lateral) dan gavitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan
tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih
dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi.
(Asdak, 2007)
Infiltrasi sendiri adalah sebuah proses kunci karena
proses ini menentukan berapa banyak bagian dari curah hujan masuk
ke dalam tanah dan berapa banyak yang menjadi aliran permukaan. Infiltrasi juga
merupakan proses kunci dalam
erosi
karena tidak ada erosi tanpa aliran permukaan yang akan menggerus tanah dan
mengangkut sedimen.
2.2. Infiltrasi di Lingkungan
Infiltrasi yang terjadi
akan menjadikan air permukaan menjadi air tanah. Air yang meresap ke tanah dan
mengalami filtrasi alamiah yang menyebabkan air tanah menjadi lebih jernih dan
baik dibandingkan air permukaan. Air tanah juga akan tersedia sepanjang tahun
bahkan pada musim kemarau sekalipun. Oleh karena itu, jika kita memiliki
infiltrasi yang baik maka tidak akan terjadi kekeringan dan kesulitan
mendapatkan air bersih. Itulah mengapa infiltrasi menjadi sangat penting.
Meningkatnya frekuensi
kejadian kekeringan, dan susah mendapatkan air bersih akhir-akhir ini, dengan
skala yang cenderung membesar dan meluas, merupakan salah satu indikator belum
optimalnya pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia. Hal ini
ditandai juga dengan kecenderungan bertambahnya jumlah luas DAS kritis.
Namun fakta yang ada menunjukkan
bahwa penanganan masalah banjir di Indonesia lebih banyak didominasi oleh
pendekatan teknis sipil. Padahal dengan penjelasan sederhana pendekatan melalui
pengelolaan DAS akan jauh lebih berhasil. Dengan catatan, karena upaya untuk
memperbesar kapasitas infiltrasi harus dilakukan di seluruh wilayah DAS, maka
setiap warga DAS harus ikut terlibat. Dengan kata lain, keterlibatan seluruh stakeholders
DAS (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) untuk memperbesar bagian air hujan
yang masuk ke dalam tanah menjadi syarat mutlak.
2.3. Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi
Ada
faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
a.
Karakteristik –karakteristik hujan
b.
Kondisi-kondisi permukaan tanah
a) Tetesan
hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi
infiltrasi.
b)
Pencucian partikel yang halus dapat
menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
c)
Laju infiltrasi awal dapat
ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.
d)
Kepastian infiltrasi ditingkatkan
dengan celah matahari.
e)
Kemiringan tanah secara tidak
langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya.
f) Penggolongan
tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dan lain-lain) dapat meningkatkan
kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan.
c.
Kondisi-kondisi penutup permukaan
a) Dengan
melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori
tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi.
b)
Salju mempengaruhi infiltrasi dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
c) Urbanisasi
(bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.
d. Transmibilitas tanah
a) Banyaknya
pori yang besar, yang menentukan sebagian dari struktur tanah, merupakan salah
satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah.
b) Infiltrasi
beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
e. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi
Laju infiltrasi ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu jenis permukaan tanah, kadar air, tumbuh-tumbuhan, dan cara pengolahan
tanah. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok (Musgrave
dan Holtan, 1964 dalam Sri Harto, 1984), yaitu sifat-sifat permukaan tanah,
kepadatan tanah, sifat dan jenis tanaman.
Tanah yang subur dan gembur akan memperbesar laju
infiltrasi. Begitu pula keadaan vegetasinya. Jika ada banyak tanaman yang
tumbuh otomatis akan menjadikan tanah semakin subur. Tumbuh-tumbuhan juga dapat
meredam kecepatan dari aliran air limpasan sehingga akan meningkatkan
infiltrasi. Pengerjaan tanah juga penting. Jika
tanah dalam keadaan miring akan lebih baik tanah tersebut dibuat terasiring.
Cara tersebut juga berfungsi untuk mengurangi kecepatan air limpasan dan akan meningkatkan infiltrasi.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1. Infiltrasi Sebagai Awal Mula Sumber Air Bersih
Hujan yang merupakan bagian dari siklus hidrologi, air hujan akan
menyentuh tanah dan kemudian meresap ke dalam tanah. Proses peresapan inilah
yang disebut infiltrasi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Sesuai dengan sifat air yang mampu meresap melalui celah – celah kecil, air
juga mampu mengisi celah antara butir – butir tanah. Mengganti udara yang
awalnya mengisi pori – pori tanah tersebut.
Dari
awal proses infiltrasi inilah akan terbntuk beberapa sumber air bersih yang
mampu dimanfaatkan oleh manusia, berikut adalah beberapa sumber air bersih yang
bisa terbentuk akibat dari proses infiltrasi dan lanjutannya.
3.1.1. Air
Tanah
Ketika
air meresap pada proses infiltrasi, sesuai dengan siklus hidrologi air akan
menuju dalam tanah hingga pada suatu titik dimana air akan membentuk air tanah.
Beberapa akan bergerak dan terkumpul di dalam tanah menjadi sungai bawah tanah.
Sebuah kuasa tuhan dimana tuhan telah menciptakan kantong air raksasa di bawah
kaki kita.
Normalnya
air tanah hasil infiltrasi memiliki kualitas air yang tergolong baik jika tanpa
ada gangguan pada proses infiltrasi atau pencemaran pada air tanah itu sendiri.
Ketika Proses infiltrasi berjalan dengan lancer, maka persediaan air tanah
maupun sungai bawah tanah akan besar atau tinggi dan tanpa pencemaran yang
mungkin terjadi, kualitas air yang didapat pun akan baik.
Proses mendapatkan air tanah dimulai ketika
hujan turun. Air hujan yang telah turun dan menyentuh tanah akan mengalami
infiltrasi. Kemudian disinilah proses penjernihan air terjadi. Ketika air
permukaan yang mungkin didapat dari hujan memiliki tingkat kualitas air yang
sedikit rendah karena tercamur oleh kotoran, tanah atau pun zat lain. Seiring
dengan perjalanan air melalui tanah,
melewati pori – pori dan rongga antar butir tanah, air
mengalami filterisasi secara natural oleh tanah itu sendiri. Meninggalkan
kotoran – kotoran yang mencemari dan mengurangi kualitas air di sepanjang
perjalanan menuju dalam tanah. Sehingga ketika mencapai titik air tanah, yang
di dapat adalah sumber air bersih itu sendiri.
Selain
memiliki kualitas air yang lebih tinggi, air tanah juga akan memiliki kandungan
mineral yang lebih pula daripada yang ada pada air permukaan. Selain itu air
tanah umumnya tidak tercemar oleh bakteri atau kuman – kuman seperti pada air
permukaan, sehingga air tanah bisa langsung dikonsumsi. Pada tingkatan
tertentu, air tanah bahkan memiliki iodium dan kandungan lain yang diperlukan
untuk tubuh manusia. Selain itu, air tanah memiliki Ph yang Normal. Dengan
pengukuran yang lebih teliti, umumnya air tanah memiliki Ph yang lebih normal
daripada air permukaan.
Dengan
adanya air tanah, manusia dapat mengambil air di dalam tanah dengan cara
melakukan pengeboran. Air tanah juga memiliki berbagai manfaat lain yang bukan
hanya dimanfaatkan oleh manusia, tetapi tumbuhan pun juga mengambil air untuk
kehidupannya dengan air tanah juga. Manusia memanfaatkan air tanah selain untuk
keperluan sehari – hari, juga untuk dikonsumsi karena kualitas air tanah yang
tergolong lebh baik daripada air permukaan.
3.1.2. Mata
Air
Mata air merupakan sumber air bawah tanah yang muncul ke permukaan.
Pergerakan air tanah pada suatu titik akan muncul di permukaan menjadi sebuah
sumber mata air. Bisa menjadi 1 sumber mata air, atau banyak sumber mata air
pada suatu lokasi tertentu.
Sumber
mata air merupakan salah satu sumber air bersih yang menunjang kehidupan
manusia. Sumber mata air memiliki kualitas yang hampir sama dengan air tanah
karena bersumber dari air tanah itu sendiri selama belum tercemar atau
terkontaminasi zat – zat tertentu. Sumber mata air juga dipengaruhi oleh
vegetasi yang ada di sekitar sumber mata air. Keberadaannya juga dipengaruhi
oleh penggunaan lahan di sekitar sumber tersebut. Sama dengan air tanah karena
bersumber dari tempat yang sama, kualitas dan keberadaan mata air akan
bergantung pada kondisi sekitar tempat tersebut. Sehingga penjagaan dan
pengawasan pada lahan sekitar perlu untuk terus dilakukan.
3.1.3.
Sungai
Pergerakan air tanah akan sampai pada sungai jika air tanah itu melewati
sungai. Akan bergabung dengan air lainnya di sungai dan menjadi bagian dari
pengisi sungai tersebut. Sungai menjadi salah satu sumber air bersih bagi
beberapa masyarakat yang berada di hulu karena sungai pada hulu umumnya belum
tercemar. Jadi sebagian besar penduduk hulu akan mengambil air di hulu sungai
yang umumnya memiliki kualitas air golongan 1 atau 2 yang tergolong masih sangat
baik.
Ketika
sungai telah bergerak menuju tengah atau hilir, sungai akan mulai
terkontaminasi oleh sedimen, erosi, atau kontaminan lainnya. Termasuk juga
aktivitas manusia yang mampu mempengaruhi kualitas air. Sehingga semakin ke
hilir, air sungai akan berubah dari kualitas 1 atau 2 menjadi 3 atau 4.
Air
pada sungai terbentuk melalui alam dan juga campur tangan manusia. Pada proses
alamnya, air pada sungai terbntuk dari air hujan yang kemudian melimpas ke
sungai dan air tanah yang bergerak selama pergantian musim menuju sungai. Air
tanah itu sendiri terbentuk karena proses infiltrasi air hujan yang turun di
permukaan tanah. Sehingga secara tidak langsung infiltrasi akan mempengaruhi
bagaimana sumber air pada sungai itu sendiri. Jika infiltrasi kurang lancer,
maka dapat dipastikan bahwa kondisi sumber air sungai tidak akan terpenuhi
dengan baik. Selain itu, vegetasi juga akan mempengaruhi bagaimana status atau
kondisi air pada suatu sungai.
Sungai
pada musim hujan juga akan berbeda dari musim kemarau. Pada musim hujan, volume
sungai akan banyak tetapi umumnya memiliki kualitas yang menurun karena membawa
sedimen dan erosi yang terjadi karena hujan. Pada musim kemarau, air sungai
memiliki volume yang lebih sedikit tetapi kualitas air meningkat. Peran infiltrasi
akan terlihat jelas pada musim kemarau untuk ketersediaan sumber daya air
bersih. Proses infiltrasi air hujan yang bergerak menjadi air tanah pada
akhirnya akan bergerak menuju sungai dan umumnya yang dibutuhkan untuk sampai
di sungai adalah 6 bulan. Sehingga pada musim kemarau, air tanah menjadi
pemasok air utama pada sungai dan air tanah merupakan proses yang terjadi
karena ada infiltrasi pada tanah.
Air
tanah, Mata air, dan Sungai yang merupakan sumber air tidak akan terwujud
apabila tidak ada atau tidak terjadi proses infiltrasi pada awal mulanya. Air
tanah tidak akan ada dan terbentuk ketika infiltrasi tidak terjadi. Mata air
tidak akan terbentuk pula apabila tidak ada air tanah yang bergerak. Begitupun
sungai tidak akan ada penyedia sumber airnya apabila air tanah tidak ada. Dan
Sumber air pada sungai musim kemarau tidak akan ada.
Dengan
rantai tersebut dapat dikatakan bahwa sungai, mata air, air tanah tidak akan
pernah ada apabila proses infiltrasi air ke dalam tanah tidak ada atau terganggu.
Sehingga sumber air akan berkurang. Sumber air bersih untuk masyarakat pun akan
berkurang. Sehingga jika ingin sumber air bersih terus tercukupi, haruslah kita
memperhatikan bagaimana proses infiltrasi yang terjadi terus lancer tanpa
gangguan.
3.2.
Faktor-Faktor yang Dapat Mengganggu Proses Infiltrasi
Laju infiltrasi tidak
selamanya berjalan dengan stabil. Laju infiltrasi dapat terganggu oleh berbagai
macam faktor. Baik itu faktor dari keadaan tanah itu sendiri atau faktor dari
lingkungan sekitar.
a.
Kondisi
tanah
Kondisi tanah yang tidak subur jelas
akan mengganggu proses infiltrasi. Hal tersebut disebabkan karena tanah yang
gersang dan tidak subur tidak akan bisa menyerap air dengan baik. Karena
struktur tanah yang gersang akan menjadi keras dan memadat sehingga pori pori
tanah juga akan menutup. Sama halnya dengan tanah yang sering dilewati hewan
ataupun kendaraan-kendaraan berat. Lama kelamaan tanah akan memadat dan itu
akan mengurangi kapasitas infiltrasi dari tanah tersebut.
Selanjutnya, keadaan tanah yang miring
juga dapat mengganggu proses infiltrasi yang terjadi. Itu karena kemiringan
tanah akan senantiasa memberikan kecepatan pada air yang mengalir, sehingga air
tidak akan sempat berhenti untuk terinfiltrasi ke tanah. Air akan cenderung
mengalir di atas permukaan tanah. Jadi, semakin terjal kemiringannya akan
semakin kecil laju infiltrasi pada daerah tersebut.
Jenis tanah juga akan berpengaruh dalam
proses ini. Jenis tanah lempung akan susah menyerap air karena sifat dari tanah
ini adalah menyimpan air bukan meloloskan air. tanah yang kapasitas
infiltrasinya besar adalah tanah pasir.
b.
Kondisi
lingkungan
Lingkungan sekitar juga memiliki
pengaruh yang besar terhadap infiltrasi. Terutama kondisi vegetasi satu daerah.
Kurang atau bahkan tidak adanya vegetasi yang tumbuh di sekitar daerah resapan
akan mengganggu proses infiltrasi. Vegetasi sangatlah penting untuk menjaga
kesuburan tanah daerah resapan. Karena tumbuh-tumbuhan akan menghasilkan humus
yang akan menjadikan tanah subur dan gembur. Tanah tanpa vegetasi akan gersang
dan rusak dan akan menjadikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut menurun.
Selain itu tidak adanya vegetasi pada tanah yang miring akan semakin
memperburuk laju infiltrasi tanah. Karena tumbuh-tumbuhan akan bisa meredam
kecepatan air limpasan yang terjadi akibat kemiringan tanah. Sehingga air akan
melambat dan akan memiliki cukup momen untuk meresap ke dalam tanah.
Pembangunan gedung, jalan raya, dan
bangunan sipil yang lain juga akan menghambat proses infiltrasi pada tanah.
Karena tanah pasti akan mengalami penurunan kualitas yang akan menyebabkan
tanah tersebut tidak optimal dalam proses infiltrasi.
3.3 Pengaruh Rusaknya Infiltrasi Pada Masyarakat
Infiltrasi yang rusak akan membawa banyak dampak bagi makhluk hidup di
sekitarnya. Begitu pula manusia yang merupakan salah satu makhluk hidup yang
rentan karena gangguan alam. Dengan rusaknya Infiltrasi akan mengakibatkan
beberapa gangguan pada alam yang nantinya akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat
itu sendiri. Berikut adalah beberapa dampak rusaknya atau terganggunya
infiltrasi pada masyarakat.
a.
Infiltrasi yang
rusak akan mengganggu persediaan air bersih dari masyarakat. Dengan rusaknya
infiltrasi yang terjadi, air tanah tidak akan ada dan persediaan air bersih
tidak akan tercukupi ketika air tanah tidak ada.
b.
Menimbulkan
banjir karena ketika infiltrasi terganggu, akan menyebabkan limpasan air yang
sangat besar dan menyebabkan banjir yang pada akhirnya akan merugikan
masyarakat karena banyak menenggelamkan harta benda masyarakat.
c.
Menyebabkan
kekeringan pada musim kemarau karena tanpa infiltrasi yang baik, tidak akan ada
air tanah yang bergerak dan sampai pada sungai pada musim kemarau, sehingga air
sungai pada musim kemarau akan kering.
d.
Terjadi Longsor
pada tanah dengan beda elevasi tinggi. Hal ini terjadi karena dengan tidak
adanya infiltrasi yang baik, maka air limpasan akan sangat banyak dan terus
menerus hingga pada akhirnya menggerus tanah. Dan ketika tanah sudah pada
kondisi yang tidak kuat akibat tergerus air limpasan terus menerus, maka
longsor pun terjadi.
e.
Terjadi erosi
yang dikarenakan limpasan air yang menggerus tanah pada kondisi tanah miring.
f.
Menyebabkan
tanaman tidak mudah untuk tumbuh. Ketika infiltrasi terganggu dan air limpasan banyak
terbentuk, maka tanah subur yang umumnya ada pada permukaan tanah akan tergerus
dan pada akhirnya akan rusak tererosi oleh limpasan air.
3.4.
Cara Memperbaiki Proses Infiltrasi yang Rusak
Dewasa
ini telah banyak daerah resapan hujan yang infiltrasinya tidak optimal. Tidak
lain penyebabnya adalah faktor-faktor yang terdapat pada subbab sebelumnya.
Kejadian-kejadian tersebut dapat diatasi oleh berbagai solusi.
Pada masalah tanah gersang, biasanya pemerintah
melakukan reboisasi atau penanaman hutan kembali. Karena tumbuhnya vegetasi
akan menyuburkan dan menggemburkan tanah. Hal lain yang dapat dilakukan adalah
dengan membuat resapan buatan atau biopori. Biopori juga akan mengurangi
limpasan yang terjadi karena frekuensi hujan yang melebihi kapasitas infiltrasi
pada daerah tersebut.
Lain halnya pada
masalah permukaan tanah yang miring. Kasus seperti ini dapat diatasi dengan
memperbaiki pengerjaan tanah pada daerah tersebut. Salah satu yang paling
sering digunakan adalah dengan terasiring atau sengkedan. Model terasiring
cukup untuk mengurangi kecepatan air limpasan sehingga infiltrasi dapat lebih
mudah terjadi. Karena pada dasarnya air yang berkecepatan rendah akan lebih
mudah terinfiltrasi oleh tanah. Air berkecepatan tinggi juga tidak baik untuk
tanah itu sendiri. Kecepatan air limpasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
tanah mengalami erosi atau abrasi secara perlahan. Hasilnya, tanah akan menjadi
tidak subur. Tanah yang telah tererosi tersebut tidak dapat untuk menanam
vegetasi lagi. Oleh karena itu banyak dilakukan konservasi tanah untuk
memperbaiki kerusakan dan mengembalikan kualitas tanah yang sebelumnya telah
mengalami erosi.
Terdapat juga kasus di
mana tanah terlalu banyak mengandung liat atau lempung yang sangat sulit
menginfiltrasi air. Keadaan tersebut biasa ditanggulangi dengan mengatur ulang
komposisi tanah. Contohnya dengan menambahkan unsur tanah pasir sesuai porsi
pada daerah resapan tertentu. Tapi cara tersebut relatif jarang digunakan.
Langkah terakhir
adalah dengan membuat peraturan perundang – undangan yang ketat didukung dengan
pengawasan yang tinggi. Kemudian diperkuat dengan hukuman yang bisa membuat
para pelaku menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya kembali.
Sehingga proses perusakan dan kerusakannya tidak akan terulang kembali di waktu
mendatang.
BAB IV
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Infiltrasi yang merupakan bagian dari siklus hidrologi
memiliki peran yang sangat penting untuk ketersediaan sumber air bersih.
Melalui proses infiltrasi akan mempengaruhi ketersediaan sumber air dan air
bersih pada Air Tanah, Mata Air, dan Sungai. Infiltrasi juga sangat berpengaruh
pada ketersediaan air sungai pada musim kemarau ketika air tanah bergerak dan
mengisi sungai pada musim kemarau.
Tidak selamanya laju infiltrasi akan
berjalan konstan. Akan ada faktor tertentu yang bisa menghambat, mengganggu,
atau bahkan menghentikan laju infiltrasi. Bisa karena faktor tanah, kondisi
tanah, jenis tanah, atau karena perubahan penggunaan lahan. Bisa juga karena
memang kondisi fisik lahan yang memang memiliki kecenderungan infiltrasi
kurang. Tetapi faktor – faktor tersebut juga bisa karena alam dan karena
manusia.
Ketika infiltrasi terganggu,
dampaknya akan banyak mempengaruhi masyarakat dalam berbagai bentuk. Begitu
pula dampak air bersih yang berkurang akibat infiltrasi terganggu. Kemudian
dengan adanya limpasan air yang besar karena tidak adanya infiltrasi juga akan
menyebabkan bencana lain seperti banjir, tanah longsor, dan lain – lain.
Sehingga dampak dari rusaknya infiltrasi yang bisa karena disebabkan oleh
manusia juga akan berdampak pada manusia itu sendiri.
Kerusakan karena dampak infiltrasi
yang rusak itu akan menimbulkan kerugian kerugian harta dan bahkan nyawa.
Sehingga perlu diadakan sebuah perencanaan untuk menanggulangi masalah –
masalah tersebut. Bisa dilakukan suatu cara seperti reboisasi atau penanaman
kembali, bisa dilakukan pembuatan teras sering pada tanah yang miring, atau
bisa dilakukan pengembalian penggunaan lahan yang rusak. Kemudian ditambah
dengan pengawasan serta pemberian sanksi yang dapat memberi rasa jera pada
pelaku. Sehingga kerusakan yang sama tidak terjadi dan pada akhirnya, air
bersih pun dapat terpenuhi dengan sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung : Lubuk Agung
Lubis, Fadli. 2012. Bebas Banjir 2025. https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/infiltrasi/ (diakses pada tanggal 23 Maret 2015)
Citra, Diana. 2013. Infiltrasi. http://greenspiritblog.blogspot.com/2013/10/infiltrasi.html (diakses pada tanggal 23 Maret 2015)
Nanda, Besta. 2014. Infiltrasi dan Perkolasi. http://bestananda.blogspot.com/2014/01/infiltrasi-dan-perkolasi.html (diakses
pada tanggal 23 Maret 2015)
Anonymous. Infiltrasi
Hidrologi. http://www.ilmusipil.com/infiltrasi-hidrologi (diakses pada tanggal 23 Maret 2015)
Danil, Refando. 2012. Infiltrasi. http://refdanil.blogspot.com/2012/10/infiltrasi.html (diakses pada tanggal 23 Maret 2015)
Yudha, Mohammad. 2012. v behaviorurldefaultvmlo. http://yudhacivilizer.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html (diakses pada tanggal 23 Maret 2015)
Komentar
Posting Komentar