Raung "The Last Part" Part 6
kami benar - benar menikmati waktu - waktu di puncak tersebut dan rasanya benar - benar menyenangkan ketika bersama - sama kami mencapai puncak tertinggi gunung raung ini. semua yang telah kami lalui akhirnya terbayarkan. kemudian kami juga menikmati bekal yang kami bawa yaitu jelly dan minuman nutrisari manis untuk menambah stamina. memang puncak tersebut merupakan puncak yang akan menjadi tujuan kami, namun perjalanan tidak hanya berhenti disini. kami harus melanjutkan perjalanan turun yang masih cukup jauh. bukan hanya terpressing oleh jauhnya, namun kami juga harus dan wajib pulang hari ini juga mengingat kereta kami akan berangkat kembali ke malang besok pagi.
kami tidak berlama - lama berada di puncak. selain karena mengantisipasi awan yang akan menutup jalan, kami juga harus segera bergerak mengingat kami harus segera pulang. perjalanan memang sedikit lebih mudah karena jalanan yang sudah menurun. hingga akhirnya kami pun melewati semua rute climbing dengan cukup cepat. kami juga melewati climbing dengan menggunakan tali yang kami tinggalkan juga dengan lebih mudah dan cepat. kemudian akhirnya kamipun sampai di bawah puncak 17. tidak seperti sebelumnya dimana kami naik ke puncak 17 untuk melewatinya, kami kali ini melewati samping puncak 17 untuk melewatinya. melipir, begitu bahasanya untuk rute yang kami lalui.
Di tengah kami yang sedang dalam proses melipir ternyata jalan yang kami lalui sangat - sangat menegangkan. dengan jalur hanya muat satu orang, kami beriringan melewati jalur tersebut satu demi satu. hingga kemudian kami tersadar bahwa kami terpisah.aku, mbak favia, mas eko, dan mas dhani berada di jalur yang salah pada mulanya. kami tersadar begitu mas eko hampir jatuh melewati rute yang sudah banyak rusaknya ini. sedangkan mas raya sendiri berada pada rute yang benar yaitu pada rute yang berada di atas kami. hingga akhirnya mas dhani dengan sigapnya menaiki lerengan terjal tersebut, adegan ini cukup menegangkan karena bebatuan kecil sempat terjatuh saat mas dhani menapak. jika terjatuh bukan main, anda akan terjatuh bebas dengan ketinggian puluhan meter kemudian diterima oleh tanah berbatu dibawah sana. Namun, mas dhani sih pro banget, setelah dia sampai di rute yang benar, dia memasang webbing dan kami satu persatu pun melewatinya.
The Best Shot Of the Year |
perjalanan rame lancar setelahnya walaupun sudah mulai berkabut, namun kami akhirnya sampai juga di tenda kami. sempat bertemu dengan bapak bapak di camp 9 namun langsung melanjutkan perjalanannya. benar - benar lelah rasanya, kami pun mulai memasak sembari beristirahat karena waktu mulai menunjukkan sekitar pukul 13.00 dan kami harus segera packing kemudian kembali ke pos 0 apabila ingin mengejar kereta kami besok pagi. akhirnya kami pun bergegas, packing, dan kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Hal yang menjadi masalah kali ini adalah stamina. satu demi satu pos memang terlewati namun setiap pos kami harus beristirahat semakin lama karena stamina yang terus menurun.
kesialan kembali terjadi, kali ini hujan dan bukan hujan biasa, kami berada di tengah hutan, hujan, dan malam. ya benar kami berjalan pada malam hari. saat itu yang aku ingat sampai sekarang masih sekitar camp 3 dimana masih cukup jauh menuju pos 0. kami pun harus berjalan namun memang ini menguras stamina. belum lagi ada tumbuhan merambat berduri yang seringkali merobek kulit, lengan atau kaki. terkadang juga menempel pada cover carrier kami. bahkan merobek pula. yah itu merupakan salah satu tantangan dari medan yang kami jalani ini. beberapa bagian jalan juga longsor dan licin sehingga kami juga sesekali harus berpegangan pada akar maupun benda lain yang menggantung di sekitar rute. satu - satunya yang masih melimpah adalah persediaan air minum kami. botol yang kami tinggalkan di setiap pos untuk jaga - jaga juga masih cukup banyak.
kemudian aku tersadar kami sudah berada di areal perkebunan. mas mucimin sepertinya juga sudah menelpon ojek yang akan menunggu di pos yang ada warung kopinya. namun ketika benar - benar tersadar aku sudah sendirian. mas mucimin jauh berada di depan mencari sinyal dan yang lain jauh dibelakangku. yah saat - saat yang cukup mendebarkan hehehe, malam hari, hujan, dan kamu hanya ditemani oleh cahaya headlampmu yang sudah meredup kehabisan daya. mau berlari? ah sial kakiku sudah mulai kram karena kecapekan setelah melakukan fighting summit hari ini - turun ke bawah. aku hanya menjaga pikiranku tidak kosong dengan terus memperhatikan jalan dan pertigaan yang kuingat sembari menghitung langkah, takutnya salah jalan. dan ketika suara canda tawa seseorang mulai terdengar kemudian disusul dengan cahaya lampu terang berada di depan, aku pun sadar. yah, aku telah sampai.
Bapak - Bapak yang baik ini bekerja sebagai ojek dan siap dipanggil 24 jam loh. dengan tahap akhirnya merupakan rumah warung kopi ini, kami bisa bernafas lega. badanku bahkan berasap karena panasnya. walaupun ketika kami mulai diam udara dingin khas pegunungan mulai terasa. kami bahkan disediakan kopi dan minuman hangat serta pisang oleh bapak - bapak yang baik ini. setelah semua anggota kelompok sampai, kami beristirahat sejenak dan kemudian melanjutkan dengan ojek hingga base camp pendaki. jika anda pernah dihajar, maka inilah rasanya dihajar. kaki bahkan terlalu sulit digerakkan. Malam itu setelah membersihkan diri, kami menikmati indahnya peradaban dengan soto hangat, teh, dan tidur paling nyenyak yang pernah kurasakan.
Keesokan harinya? yah walau sempat kami berlarian karena hampir tertinggal kereta, kami sampai juga. jika aku boleh memberikan nilai, akan kuberikan nilai tertinggi untuk gunung yang paling susah ditaklukan. namun benar - benar gunung yang memberikan petualangan yang menyenangkan.
Terima Kasih :) |
Komentar
Posting Komentar