Tour de Bali - Lombok Part 1 (Malang - Bali Hajar saja)
sekitar tanggal 27 Desember 2017 aku yang sedang berkuliah di Universitas Brawijaya Malang Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik dan sedang duduk di semester 7 telah menyelesaikan hampir seluruh rangkaian studi perkuliahanku. yah hari ini resmi ujian tulisku telah usai dan menyisakan 2 mata kuliah terakhir yaitu sempro dan Skripsi saja. jika ujian berakhir, hal tersebut akan menjadi sebuah alarm pertanda bahwa liburan telah dimulai. hal yang sedikit lebih spesial pada liburan kali ini adalah liburan ini bertepatan dengan tahun baru sehingga tentu saja ada perayaan tahun baru yang akan cukup ramai. kemudian timbul pertanyaan
"kemanakah aku tahun baru ini?"
Setelah diskusi panjang dan perencanaan yang kurang matang sebenarnya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke bali. bukan ke bali biasa, tapi aku akan touring dengan menggunakan motor. dengan jarak yang cukup jauh, maka ini akan menjadi sebuah petualangan yang sangat seru pastinya mengingat banyak sekali kemungkinan terjadi. kali ini aku bersama salah seorang teman kuliahku bernama luthfi inayah. satu departemen dengan aku di departemen eksternal Himpunan Mahasiswa Pengairan periode 2017/2018, dia berasal di pulau dewata sehingga petualanganku adalah akses pulang untuknya. eh iya jangan salah , luthfi inayah itu cowok looh hehehe walaupun namanya sedikit terdengar cewek, namun touring bersama cewek adalah hal yang mustahil bagiku wkwkwk.
Nah cerita dimulai pada tanggal 29 Desember 2017. pagi itu kami berdua berkumpul di Himpunan Mahasiswa Pengairan setelah mengantarkan salah seorang temanku untuk pulang ke aceh malam harinya. sedikit mengantuk, tapi perjalanan panjang kami akan segera dimulai. dengan menggunakan kuda besi CBR 150R yang menjadi tunggangan kami berdua, kami memulai perjalanan kami sekitar pukul 05.30 pagi. Dingin masih sangat terasa pagi ini dan bahkan sekitar kami masih berkabut, kota malang yang sudah ramai pagi itu sedang kami tinggalkan.
Berkendara jauh merupakan petualangan dengan melihat pemandangan baru dan melewati bebagai kota dan kabupaten. Selesai melewati Malang dilanjutkan ke Kabupaten Pasuruan. Rute tour de bali kali ini memang kami rencanakan ke arah utara atau jalur pantura. Sempat sejenak kami di Pasuruan berhenti di indomaret untuk membeli kopi dikarenakan rasa kantuk yang mulai mengganggu. Selesai melewatinya kami sampai juga pada akhirnya di Kabupaten Probolinggo. Melewati kotanya, kemudian dilanjutkan melewati Paiton dan Situbondo.
kami beristirahat untuk makan siang di Situbondo di sebuah warung yang menjual banyak sekali macam - macam jenis makanan. Usai beristirahat makan kami melanjutkan perjalanan namun sayangnya kembali terhenti dikarenakan hujan yang mengguyur dengan cukup deras sehingga kami terpaksa untuk berhenti. Sebuah indomaret yang berada di pinggir jalan menjadi pilihan utama kami berdua untuk menghabiskan waktu menunggu hujan mereda. namun memang tidak lama, kami pun melanjutkan perjalanan walaupun harus menembus badai yang sedang terjadi di Kabupaten terbesar di jawa timur ini.
Perjalanan kami lanjutkan ketika kami sampai di pelabuhan ketapang. kami harus mengisi formulir dan berbagai surat untuk melakukan penyebrangan ke pulau bali. namun itu akan menjadi sekali lagi cerita pelayaran singkatku setelah lama tidak merasakan mengarungi lautan. kami sampai di gilimanuk sekitar 1 jam setelah keberangkatan kapal kami dan melanjutkan perjalanan menuju rumah luthfi di denpasar. hujan sempat mengguyur, namun tujuan kami mutlak untuk hari ini harus sampai di rumah Luthfi di denpasar.
Perjalanan
tahun baru kami belum berakhir, akhirnya destinasi terakhir kami pun diputuskan
menuju pantai. Kali ini pantai yang menjadi tujuan kami adalah pantai sanur dan
menikmati 00.00 disana. Menurut info sih terdapat 2 bangunan break water
(pemecah ombak) yang berada di pantai tersebut dan kemudian akan ada kembang
api yang menyala bersilangan ketika pada 00.00 nanti. Kami pun membeli jagung
bakar sebagai alat menunggu waktu. Sesekali kembang api juga menyala, cukup
banyak dan semakin banyak ketika mendekati waktu 00.00. Namun ketika waktu
sudah mendekati 00.00 semua berteriak “Happy New Year” kemudian puluhan kembang
api langsung menyala. Sepanjang garis pantai terlihat menyala dan dari bangunan
pemecah pantai juga terlihat kenbang api sudah mulai dinyalakan. Malam itu
seakan bintang – bintang melebur, pecah, berwarna – warni begitu indahnya. Kami
menikmati momen itu, bahkan ketika setelah waktu 00.00 sudah terlewati
sepanjang garis pantai masih juga menyala. Indah dan berwarna – warni. Malam
itu kami benar – benar menikmati hingar bingar perkotaan, hingar bingar
kehidupan manusia
"kemanakah aku tahun baru ini?"
Setelah diskusi panjang dan perencanaan yang kurang matang sebenarnya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke bali. bukan ke bali biasa, tapi aku akan touring dengan menggunakan motor. dengan jarak yang cukup jauh, maka ini akan menjadi sebuah petualangan yang sangat seru pastinya mengingat banyak sekali kemungkinan terjadi. kali ini aku bersama salah seorang teman kuliahku bernama luthfi inayah. satu departemen dengan aku di departemen eksternal Himpunan Mahasiswa Pengairan periode 2017/2018, dia berasal di pulau dewata sehingga petualanganku adalah akses pulang untuknya. eh iya jangan salah , luthfi inayah itu cowok looh hehehe walaupun namanya sedikit terdengar cewek, namun touring bersama cewek adalah hal yang mustahil bagiku wkwkwk.
Sanur Beach New Year Firework
Nah cerita dimulai pada tanggal 29 Desember 2017. pagi itu kami berdua berkumpul di Himpunan Mahasiswa Pengairan setelah mengantarkan salah seorang temanku untuk pulang ke aceh malam harinya. sedikit mengantuk, tapi perjalanan panjang kami akan segera dimulai. dengan menggunakan kuda besi CBR 150R yang menjadi tunggangan kami berdua, kami memulai perjalanan kami sekitar pukul 05.30 pagi. Dingin masih sangat terasa pagi ini dan bahkan sekitar kami masih berkabut, kota malang yang sudah ramai pagi itu sedang kami tinggalkan.
Berkendara jauh merupakan petualangan dengan melihat pemandangan baru dan melewati bebagai kota dan kabupaten. Selesai melewati Malang dilanjutkan ke Kabupaten Pasuruan. Rute tour de bali kali ini memang kami rencanakan ke arah utara atau jalur pantura. Sempat sejenak kami di Pasuruan berhenti di indomaret untuk membeli kopi dikarenakan rasa kantuk yang mulai mengganggu. Selesai melewatinya kami sampai juga pada akhirnya di Kabupaten Probolinggo. Melewati kotanya, kemudian dilanjutkan melewati Paiton dan Situbondo.
Denpasar New Year Firework
kami beristirahat untuk makan siang di Situbondo di sebuah warung yang menjual banyak sekali macam - macam jenis makanan. Usai beristirahat makan kami melanjutkan perjalanan namun sayangnya kembali terhenti dikarenakan hujan yang mengguyur dengan cukup deras sehingga kami terpaksa untuk berhenti. Sebuah indomaret yang berada di pinggir jalan menjadi pilihan utama kami berdua untuk menghabiskan waktu menunggu hujan mereda. namun memang tidak lama, kami pun melanjutkan perjalanan walaupun harus menembus badai yang sedang terjadi di Kabupaten terbesar di jawa timur ini.
Perjalanan kami lanjutkan ketika kami sampai di pelabuhan ketapang. kami harus mengisi formulir dan berbagai surat untuk melakukan penyebrangan ke pulau bali. namun itu akan menjadi sekali lagi cerita pelayaran singkatku setelah lama tidak merasakan mengarungi lautan. kami sampai di gilimanuk sekitar 1 jam setelah keberangkatan kapal kami dan melanjutkan perjalanan menuju rumah luthfi di denpasar. hujan sempat mengguyur, namun tujuan kami mutlak untuk hari ini harus sampai di rumah Luthfi di denpasar.
Sampai
di pulau dewata, kami berdua langsung beristirahat di rumah luthfi yang ada di
denpasar. Hanya bersama dengan kedua orang tuanya saja disini karena kedua
kakaknya yang telah bekerja jauh di luar kota, kami menempati lantai 2 yang
dulunya menjadi kamar dia ketika masih sebelum masuk kuliah. Jika aku
menggambarkan, rumah luthfi bukanlah rumah yang sepi, namun menjadi rumah yang
nyaman dengan adanya kebun yang terawat demgan cukup baik di lantai 2.
Keesokan
harinya barulah kami mulai menjelajah Bali. Pulau yang menjadi sarana liburan
yang menyenangkan bagi sebagian besar orang. Kami menyempatkan diri untuk
berjalan jalan di pantai kuta. Pantai yang terkenal dengan hingar bingar
duniawinya itu sudah sangat berbeda dengan ingatanku ketika terakhir kali aku
kesini. Gitar besar di hardrock cafe di depan pantai kuta pun telah tidak ada.
Jalanan juga sudah berubah. Bahkan kami harus parkir di sebuah lahan yang
menurutku bukan lahan parkir sama sekali. Bali, dengan hingar bingarnya pasti
telah berkembang. Begitu pikirku, bukan meratapi, namun bukankah ini nilai
lebih dari sebuah perjalanan? Jika anda pernah merasa demikian mungkin anda
akan berfikir "seperti melintasi waktu" dan anda akan belajar bahwa
waktu amat sangat berharga.
Usai
menikmati nostalgia lama berjalan di pantai kuta, kami kemudian melanjutkan
perjalanan menuju mie ayam yang katanya guide luthfi nih mie ayam halal terenak
di denpasar. Bukan meragukan, tapi di lidahku yang bukan seorang juru masak ini
mie ayam terenak masih tetap di pegang mie ayam tunggal rasa di Lumajang. Namun
ketika aku sudah mulai merasakan, aku sedikit ragu mengutarakannya dalam sebuah
kata kata. Saat ini aku menulis ini di sebuah bank di Malang untuk mengurus
suatu permasalahan, sembari menunggu dan mengingat, yang aku rasa tidak jauh
berbeda. Hanya saja didominasi bumbu yang aku rasakan di denpasar, mungkin satu
tingkat saja lebih rendah rasanya di Denpasar dibandingkan di Lumajang. Yang
aku ingat dan aku katakan saat itu, bumbu mungkin bisa dibandingkan, namun mie
yang sedikit berbeda. Sehingga cita rasa dari apa yang aku rasakan sedikit
kurang meledak di mulutku.
Tari Bali |
Malam
harinya? Ini malam tahun baru loh. Wkwkwk tidak ada rencana spesial yang ingin
kami berdua lakukan. Tidak ada suasana hingar bingar perkotaan yang aku inginkan.
Kami makan malam bersama dengan keluarga luthfi di suatu rumah makan di
denpasar. Rumah makan banyuwangi, begitu sebutannya. Rumah makan dengan label
halal ini menyediakan berbagai macam makanan yang bisa dipesan dari ayam, ikan,
dan berbagai jenis makanan lainnya. Tak lama kami makan, kami berpisah karena
kami berdua ingin mengunjungi alun alun dari Bali. Sesampainya disana, kami
harus berjalan sangat pelan dan berakhir dengan memarkirkan motor kami untuk
selanjutnya berjalan ke alun alun karena suasana yang sangat ramai. Kami tidak
ingin mengambil resiko tidak bisa bergerak karena terjebak dalam kemacetan yang
padat malam ini.
Menikmati
suasana alun alun bali, aku disuguhi sebuah cerita sejarah tentang perjuangan
rakyat bali dalam mengusir penjajahan belanda. Perjuangan pada masa itu benar –
benar berat dimana banyak sekali rakyat bali yang ingin merdeka harus berkorban
nyawa. Dipimpin raja bali kala itu, banyak prajurit dan rakyat bali yang gugur
dalam perjuangan. Namun dengan alat seadanya, perjuangan itu pun akhirnya
berakhir dan hingga akhirnya kita bisa menikmati indahnya kembang api malam
ini, bisa menikmati hangatnya jagung bakar, dan bahkan bisa menikmati waktu di
penghujung tahun 2017 ini. Sekiranya kita dan bahkan aku juga yang sering kali
lalai karena hingar bingar dunia, setidaknya kita bisa berjuang. Untuk diri
kita dan negri ini.
Komentar
Posting Komentar