Apa itu Tampungan Mati dan Kemana Air di Waduk Keluar?
Sudah lama aku tidak menulis tentang engineering karena yah sebagian besar pembahasan akan banyak menyenggol sana sini. beberapa pemilihan kata perlu benar - benar dipilih mengingat dinegara saya berada ini nyatanya cukup seram juga. beberapa tulisan tentang engineering sebenarnya telah aku siapkan namun pada akhirnya batal aku posting karena alasan "takut". yah bahasanya memang kurang bisa aku filter dan difilter seperti apapun pembahasan tentang proyek selalu tentang hitam dan putih.
tapi tenang, kali ini aku akan membahas secara umum sehingga postingan kali ini aku tujukan untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga ringan - ringan saja. untuk pertama aku akan berterima kasih kepada para pemagang yang sempat datang untuk belajar di proyekku. pertanyaan - pertanyaan kalian terkadang menjadi inspirasi untuk tulisanku disini.
Jadi tulisan ini menjelaskan tentang tampungan Mati atau bahasa inggrisnya dead storage. jadi tulisan ini terinspirasi dari pemagang yang kebetulan menanyakan beberapa hal, pertanyaan pertama padaku adalah:
Apa itu Tampungan Mati?
Aku akan memulai cerita dari ketika misal kalian datang ke sebuah bendungan. Bendungan manapun entah bendungan Sutami di Malang, Bendungan Tugu di Trenggalek, Bendungan Gajah Mungkur di Wonogiri atau lain sebagainya. kalian akan melihat kumpulan air yang membentuk danau. danau inilah yang disebut dengan waduk. sehingga singkat cerita yang dinamakan bendungan itu adalah bangunan yang menghalangi sungai, ketika sungai terhalangi, selanjutnya terjadi tampungan air dan tampungan air inilah yang disebut dengan waduk.
Waduk Paselloreng Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan Shoot by Yu, Samsung Galaxy Note 20, Ultra Wide Lens |
tampungan air luas ini sangat dalam bukan? ketika ditanya fungsi bendungan tentunya akan umum di pikiran kita untuk jawaban seperti irigasi, air baku, pembangkit listrik, wisata, dll. namun tahukah kalian bahwa tidak semua air yang tertampung di waduk itu bisa termanfaatkan? faktanya memang engineer mendesain tidak semua tampungan air waduk ini bisa dimanfaatkan airnya. ada sebagian tampungan yang dimanfaatkan sebagai tampungan sedimen. begini penjelasannya:
kita tahu bahwa bendungan menampung air sungai bukan? nah air sungai pada umumnya tentu saja tidak hanya membawa air. ada material lain yang dibawa seperti misal kayu, batu, pasir, tanah, atau bahkan kasur pun ada. sehingga semua sampah ini akan terbawa dan masuk ke dalam waduk. dengan demikian dibuatlah tampungan di dalam waduk yang memang disediakan untuk menampung semua sampah dan sedimen ini. tampungan ini akan mengendap hingga kedalaman tertentu dan tampungan yang disediakan untuk endapan inilah yang disebut dengan tampungan mati.
Dimana Air Nanti Keluar dari Waduk?
Baiklah, ini adalah pertanyaan selanjutnya yang keluar dari salah seorang pemagang. aku sedikit memutar otak untuk menjawab ini. kita tahu dari pembahasan sebelumnya bahwa air di waduk tidak dimanfaatkan seluruhnya. batasnya tampungan mati ini didesain dengan perkiraan, misal tampungan mati didesain akan penuh selama 50 tahun, maka tinggi sedimen 50 tahun ke depan setelah konstruksi selesai inilah yang menjadi dasar batas dari tampungan mati. selanjutnya cek sketsa ini:
Sketsa diatas menjelaskan bahwa setelah dihitung selama 50 tahun maka sedimen akan setinggi MAR (Muka Air Rendah). batas sedimen setelah 50 tahun inilah selanjutnya menjadi batas tampungan mati. sehingga dari dasar sungai asli hingga MAR, tampungan tidak akan digunakan sebagai apapun kecuali untuk menahan sedimen. dari batas MAR ini, selanjutnya kita akan membuat pengambilan atau penyadapan air. umumnya berbentuk pipa yang dikontrol. sebagai contoh aku akan membuat menara pengambilan.
Menara itu memiliki lubang dan lubang inilah yang digunakan sebagai penyadapan air atau pengambilan air. mulut lubang ini akan diletakkan pada batas MAR sehingga selama 50 tahun rencana, lubang tersebut tidak akan terganggu oleh sedimen maupun sampah apapun. lubang itu akan tersambung hingga ke bagian bawah bendungan yang akan menyediakan air irigasi, air baku, atau bahkan memutar turbin untuk digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air. bangunan ini memiliki banyak jenis seperti menara, morning glory, intake tenggelam, dan lain sebagainya namun tampungan mati yang menjadi garis batasnya selalu menjadi pertimbangan utama dalam meletakkan mulut lubang intake tersebut.
sehingga ketika anda melihat bangunan ini, maka anda bisa tahu dimana air waduk ini akan keluar. umumnya disektiar bangunan intake akan dipasang trashboom atau jaring yang akan menahan sampah atau apapun masuk ke dalam mulut intake (sebagai tindak pencegahan). Namun ini juga menjadi batas jika sebuah waduk difungsikan sebagai hal lain seperti wisata air dan jet ski. tentu saja anda tidak ingin melewati jaring ini karena jika anda melewatinya ada kemungkinan anda tersedot oleh intake. bukan menjadi cerita yang indah lagi ketika anda terputar di dalam turbin bukan? tapi dari sinilah air dari waduk keluar untuk dimanfaatkan menjadi berbagai kebutuhan. selanjutnya anda melihat bangunan ini, sudah pasti anda tidak perlu bertanya dimana air bendungan akan keluar bukan?
Komentar
Posting Komentar