PLTS Terapung di Waduk Memang Inovatif, Namun Ada Zona yang Perlu Diperhatikan

 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung menjadi hits beberapa waktu ini hingga dikonstruksi PLTS Terapung di Bendungan Cirata merupakan wujud dari gebrakan terobosan. Kemudian setelah diakomodir dalam Peraturan Menteri PUPR No 6 Tahun 2020 Pasal 105 ayat (6) yang menyatakan bahwa pemanfaatan ruang pada daerah genangan waduk hanya dapat dilakukan untukk kegiatan pariwisata, kegiatan olahraga, budi daya perikanan dan pembangkit listrik tenaga surya terapung. artinya peraturan tersebut secara spesifik menyebut item ini dalam lingkup peraturan. 

Hal inilah yang kemudian membuat beberapa kebijakan memberikan akses untuk memasukkan PLTS terapung menjadi salah satu opsi dalam meningkatkan fungsi bendungan sehingga menambah nilai manfaat dari bendungan. hal ini tentunya sebuah poin positif namun perlu diperhatikan bahwa PLTS terapung ini memiliki banyak syarat yang tentunya berhubungan dengan karakteristik waduk. begini ulasannya:

Tinjauan Secara Manfaat

Secara konsep umum, PLTS Terapung menutupi permukaan waduk sehingga segala aktifitas yang berkaitan dengan waduk di areal tersebut perlu untuk diperhatikan. sebagai contoh adalah bendungan Cileunca di Kabupaten Bandung yang waduknya banyak digunakan sebagai sarana wisata dan olahraga air seperti arung jeram dan speed boat. namun diluar hal - hal tersebut, sebenarnya secara manfaat PLTS Terapung punya beberapa manfaat yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Manfaat dari menutupnya sebagian permukaan waduk

  • Mengurangi Penguapan
tentu saja dengan mengurangi areal yang terkena sinar matahari dan tertutup dengan panel surya dan floater, maka penguapan di waduk berkurang. secara operasi dan pemeliharaan, ini akan sangat menguntungkan khususnya waduk dnegan tingkat penguapan yang tinggi.
  • Menghambat Pertumbuhan Alga
Alga adalah sekelompok organisme yang sering berkembang di waduk. penumpukan sedimentasi kerap kali membuat air di waduk menjadi penuh nutrisi bagi biota air dan menjadi tempat berkembang alga. dengan bantuan matahari, alga melakukan proses fotosintesis. pada kasus yang berlebihan, alga akan berkembang cukup banyak hingga mempengaruhi kualitas air. pengurangan area permukaan waduk dapat mengurangi areal fotosintesis alga dan mengurangi jumlahnya sehingga meningkatkan kualitas air waduk.
  • Menghambat Gelombang
Memang tidak secara signifikan namun dengan pemasangan PLTS Terapung dapat mengurangi gelombang air waduk yang menghantam pinggiran waduk. gelombang tersebut dapat terbentuk dan menyebabkan erosi pada pinggiran waduk yang secara jangka panjang dapat menambah sedimentasi di waduk. 

2. Manfaat dari Kemudahan Instalasi dan Pemeliharaan

  • Tidak ada Pembersihan
pada PLTS ground mounted biasanta seringkali tumbuh tanaman yang dapat mengganggu baik dari segi menghalangi cahaya maupun dari segi fungsi dari PLTS itu sendiri. sehingga perlu untuk dilakukan pembersihan secara berkala. namun dengan PLTS Terapung, pembersihan tidak perlu dilakukan.
  • Mampu Dikolaborasikan dengan PLTA
sesuai dengan lokasinya, bendungan yang memiliki fungsi PLTA maupun PLTM dan PLTMH dapat difungsikan bersamaan sebagai sub station dari PLTS sehingga secara nilai konstruksi bisa jauh lebih murah karena sistem dan jaringan sudah tersedia.
  • Komponen Minim Terjadi Overheat
Pendinginan alamioleh air waduk dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya overheat pada komponen PLTS.

Identifikasi PLTS Terapung di Waduk, Ada Fluktuasi Muka Air Waduk

pada bagian ini aku tidak akan menguraikan tentang secara teknis kebutuhan dan persyaratan dari kriteria pemasangan PLTS terapung di waduk. sudah cukup dijelaskan melalui Buku Panduan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Terapung yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Energi baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Tahun 2021 lalu. kemudian secara peraturan juga sudah tercantum pada Permen PU No 6 Tahun 2020. jadi dengan 2 bahan itu sisanya merupakan pengembangan teknis yang perlu untuk disesuaikan dengan kondisi lapangan. namun secara konsep ada 1 hal yang kurang dibahas dalam desain dan penentuan PLTS Terapung dan lalu aku sajikan dalam sketsa berikut:

Sketsa Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung

pada gambar diatas, biru tua merupakan tampungan Muka Air Normal wadyk dimana ditandai dengan singkatan MAN sedangkan pada warna Cyan merupakan tampungan Muka Air Rendah atau disingkat MAR. setiap waduk memilikinya karena warna Cyan adalah tampungan mati waduk sebagaimana aku bahas pada:

Usia Guna Waduk, Aktor Penting Investasi Konstruksi Bendungan yang Wajib Diperhatikan

Tampungan berwarna cyan tersebut tidak akan berkurang sehingga itu adalah elevasi minimal waduk. fokus kita kali ini pada yang berwarna biru tua dimana itu ada area dimana muka air waduk setiap tahunnya akan berfluktuasi. lalu pada bagian atas di skema yang aku buat terdapat sketsa floater dan solar array yang merupakan rangkaian dari PLTS terapung. lalu aku tandai dengan 2 zona dimana terdapat zona yang aku sebut sebagai Floating Zone dan No Floating Zone. Begini Uraiannya:

1. No Floating Zone

No Floating Zone merupakan batas dimana antara elevasi muka air normal hingga elevasi muka air rendah. zona ini ketika surut sampai pada saat elevasi muka air waduk mencapai elevasi terendahnya akan menjadi daratan. sehingga jika floater dan solar array diletakkan pada zona tersebut, pada saat muka air waduk berada di elevasi terendahnya, floater dan solar array akan berada diatas tanah karena waduk sedang surut. 

beberpaa bendungan memiliki No Floating Zone yang cukup luas dan besar sehingga dalam penempatan PLTS Terapung perlu untuk memperhatikan hal ini sehingga PLTS Terapung bisa beroperasi walaupun waduk pada kondisi surut.

2. Floating Zone

Floating Zone adalah daerah yang ketika muka air waduk sedang tinggi maupun pada kondisi muka air waduk sedang rendah masih tergenang oleh air. Pada Floating zone inilah yang menjadi area dimana PLTS Terapung bisa diimplementasikan. 


Perubahan pada muka air pada waduk sangat dipengaruhi oleh pola operasi waduk yang direncanakan dan tentu saja masing - masing bendungan akan sangat berbeda. Sehingga dengan tinjauan tersebut, PLTS terapung bahkan bisa menjadi tidak layak untuk dikonstruksi. Semisal ada pada bendungan yang waduknya bertipe long storage. Bagaimana bisa? Akan aku ulas lebih lanjut di postingan berikutnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan