Mengapa Menuju Bali Macet Total? Begini Penjelasan dan Tips untuk Menyebrang (Part I)

 Sudah lama tidak posting karena beberapa hal namun pada akhirnya bisa posting lagi dengan kondisi kami terjebak di Jawa. tidak bisa kembali ke Bali karena kemacetan yang terjadi di pelabuhan penyebrangan Ketapang - Gilimanuk. Sebenarnya bukan cerita baru jika di mudik dan arus balik terjadi kemacetan yang merupakan akibat dari penumpukan kendaraan saat di pelabuhan. kamipun saat berangkat ke Jawa, di Gilimanuk sudah terjadi kemacetan yang membuat kami harus tertahan selama 5.5 jam di pelabuhan. namun kali ini kemacetan di Banyuwangi untuk masuk ke pelabuhan ketapang mengular hingga > 15 km. 

Kemacetan Menuju Gilimanuk

banyak muncul pertanyaan mengapa? aku mengulas dari beberapa sumber seperti yang disampaikan oleh Dinas Perhubungan Banyuwangi melalui akun instagram maupun melalui akun Kalipuro24jam juga menyebutkan bahwa ada 3 komponen utama dalam faktor kemacetan kali ini, yaitu:

  • Peningkatan volume kendaraan akibat arus balik idul adha dan liburan sekolah
  • Kerusakan pada dermaga Ponton
  • Gelombang tinggi akibat cuaca buruk

kemudian beberapa berita juga menyebutkan usulan DPR RI yang ingin membuat jembatan penyebrangan Jawa Bali namun aku tidak akan membahas sejauh itu. aku akan fokus akibat dari gelombang tinggi dan cuaca buruk, begini ulasannya:

Hubungan Angin dan Gelombang

Pada bagian awal aku sangat perlu untuk membahas tentang pengaruh angin terhadap gelombang. hal ini sangat umum menjadi tinjauan karena secara umum besaran angin dan arahnya dapat mempengaruhi gelombang yang terjadi. jika aku jabarkan pengaruh angin terhadap gelombang merupakan faktor yang sangat signifikan terhadap tinggi gelombang namun juga dipengaruhi beberapa hal lain tentu saja seperti:

  • Peregangan angin
  • Panjang Gelombang
  • Ketinggian Gelombang
  • Arah Angin
  • Periode Gelombang
  • Amplitudo Gelombang

sehingga jika masing - masing dikombinasikan sebenarnya cukup banyak yang bisa mempengaruhi seberapa besar gelombang bisa terjadi. pada poin ini secara spesifik faktor yang juga sangat mempengaruhi adalah angin. Pada desain bangunan pantai seperti pelabuhan, break water, jetty, dan lain sebagainya atau pada perencanaan tinggi puncak bendungan yang memperhitungkan kenaikan karena rambatan gelombang mempertimbangkan besaran dan arah angin dominan. hal ini memang menjadi acuan dari kemungkinan besarnya gelombang yang terjadi. semakin besar kecepatan angin yang terjadi maka semakin besar pula gelombang yang terbentuk. memang bukan secara linier sederhana karena banyak faktor yang mempengaruhi. 

Hubungan Pasang Surut dan Gelombang

Pasang surut merupakan bagian yang paling mudah namun seringkali menjadi hal yang keliru. pasang surut sendiri bisa menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan gelombang laut secara tidak langsung. mengapa secara tidak langsung? karena pasang surut adalah perubahan yang terjadi secara periodik dan terjadi setiap harinya akibat interjasi antara gaya gravitasi bulan dan matahari dengan bumi. namun dengan perkembangan teknologi, sebenarnya pasang surut menjadi lebih mudah diamati karena periodik dan bisa dilakukan perhitungan untuk beberapa waktu kedepan. tentu saja Engineer biasa menggunakan data Pasut untuk desain tapi aku akan lebih mengarahkan tulisan ini pada fungsi pasut terhadap gelombang laut secara khusus untuk penyebrangan.


jadi begini, ketika Pasut terjadi di setiap wilayah akan memiliki bentuk pasang surut yang berbeda dan unik. namun bersamaan dengan itu, data yang ada dari pasut umumnya akan konstan dan bisa diprediksi kecuali tentu saja faktor tidak menentu seperti climate change atau lelehan es kutub yang menambah volume air laut. tentu saja kita akan bahas itu di lain waktu, jika kita bicara secara umum, pasut lebih mudah untuk diprediksi dan dianalisa.

Jika kalian mempunyai smartphone, maka salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk mengamati Pasut adalah Aplikasi Nautide yang bisa kalian gunakan untuk memprediksi pasut yang terjadi di beberapa pos duga air pasut yang telah terpasang secara online. nah ketika Pasang terjadi, maka tinggi muka air laut akan meningkat dan muka air laut yang meningkat ini akan memberikan gelombang yang lebih tinggi pula ketika terjadi. dengan demikian saat pasang laut sedang terjadi, maka potensi gelombang tinggi akan mencapai titik tertingginya, oleh karena itu tinjauan pasang surut sangat mempengaruhi transportasi laut yang ada.

Kondisi Angin dan Gelombang di Selat Bali

Selat bali sendiri merupakan akses transportasi dari pulau Jawa (Banyuwangi) melalui pelabuhan Ketapang menuju pulau Bali (Jembrana) melalui pelabuhan Gilimanuk. tanpa adanya jembatan penghubung antara 2 pulau ini, maka jalur laut yang dikelola oleh ASDP menjadi satu - satunya akses baik kendaraan penumpang maupun logistik dari dan ke Bali - Jawa. posisinya yang tidak terlindung dari halangan angin sebenarnya menjadikan lokasi penyebrangan ini kurang baik. Bentuk dari pulau Jawa dan Pulau Bali di sekitar selat bali memberikan celah yang mana ketika angin berhembus dari arah tenggara ke Barat laut menjadi angin yang paling besar karena berhembus langsung dari samudra hindia. sehingga pada saat arah angin sesuai dengan kondisi tersebut, gelombang akan berpotensi menjadi besar.

Arah Angin Dominan yang Bisa Menghasilkan Gelombang Tinggi di Selat Bali
Sumber: Google Earth

tanda panah merah diatas adalah arah dominan angin yang bisa terjadi dan pada kondisi tersebut, gelombang akan tinggi yang bisa mengakibatkan kapal atau transportasi laut kesulitan dalam berlayar dan begitu pula proses bongkar muat di pelabuhan. setelah ini simak bagaimana kondisi sekarang dan cara memprediksi kapan kita penyebrangan bisa mulai aman pada Part II.

NEXT PART II --> Click


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way

Kawaguchiko, Fuji, dan Momiji

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan