Gunung Lemongan (Part 5)
Senin, 31 Maret 2014
Aku terbangun sekitar
pukul 01.00 pagi. mendengar suara dan langkah kaki yang menghampiri tenda kami.
Cahaya senter yang menembus tenda mengagetkan saraf mataku dan memaksanya untuk
terbuka. Dengan sedikit mengantuk aku membuka tenda menyambut 2 orang yang kami
tunggu – tunggu yaitu hakim dan mas rijal. Mereka akhirnya sampai di puncak.
Kemudian khafid dan arif pun terbangun pula dan kami berlima langsung
mengeluarkan matras serta kompor kami untuk kami gunakan membuat kopi guna
menyambut mereka berdua.
Tim Alfa dan Beta |
Malam itu malam yang
cerah, angin bahkan nyaris tak berhembus. Kami berlima dengan sebuah kompor
yang menyala duduk melingkar dibawah bendera merah putih. Mereka berdua
bercerita tentang perjalanan mereka hingga mereka sampai puncak. Satu hal yang
tidak aku sukai dari berjalan malam adalah tidak terlihat apapun dan itu sangat
mengganggu. Bukan karena takut gelap, tapi berjalan di malam hari memang lebih
banyak resikonya daripada berjalan pada siang hari walaupun pada malam hari
udara lebih sejuk daripada kala kita berjalan pada siang hari.
Kami bercerita,
bergurau memecah keheningan malam sekali lagi. Yah, bisa dikatakan kalau
sekarang sudah pagi sih. Tapi memang begitulah disini. Canda tawa dan momen
indah ini, dengan lampu kota lumajang yang masih menyala terang, serta bintang
– bintang yang berkelip diatas kepala kamu memberikan suatu momen yang spesial
malam itu. Usai sedikit makan dan menikmati kopi, kami segera masuk tenda dan
tidur untuk beristirahat, esok hari adalah hari yang panjang.
Entah siapa yang
membangunkanku pagi itu, tapi yang jelas aku terbangun karena matahari sudah
mulai terlihat. Aku langsung bergegas mengambil kamera dan pergi ke luar tenda
untuk menikmati momen sunrise. Ketika keluar dari tenda, segalanya mulai cerah,
hampir saja kami tertinggal momen sunrise. kemudian kami satu persatu berfoto.
Dengan cahaya oranye yang keluar dari hasil efek cahaya matahari pagi yang kami
lihat di puncak gunung lemongan ini.
Matahari mulai
perlahan – lahan muncul dari balik gunung argopuro yang tepat berada di timur
gunung lemongan. Dengan perlahan, matahari mulai memperlihatkan wujudnya.
Cahaya yang memberikan kehidupan, memberikan kehangatan pada setiap makhluk
hidup mulai menerpa pipi kami. Menghangatkan tubuh kami perlahan – lahan.
Tampak pula segitiga besar bayangan gunung lemongan akibat dari tertutupnya
beberapa daerah dari matahari karena terhalang gunung lemongan. Di puncak ini,
matahari terbit di balik gunung argopuro dan matahari tenggelam di balik
pegunungan tengger dengan gunung semerunya. Sungguh kesempatan yang luar biasa
aku bisa menikmati keduanya dari posisi kami berdiri.
Sunrise Gunung Argopuro |
Sunrise gunung Semeru |
Ketika matahari mulai
naik dan naik, kami putuskan untuk sarapan. Kami memasak sebuah nasi bubur (super bubur) dan beberapa mie instan untuk
menu sarapan kami. Tak lupa sepanci kopi yang kami campur dengan coklat yang
kami buat untuk melengkapi pagi kami. Arif membawa beberapa lembar kertas untuk
dia tulis – tulisi dan menjadi semacam kenangan. Maka aku pun juga menulis,
lebih baik bukan menulis di sebuah kertas yang akhirnya kita bawa turun
daripada kita menulis pada sebuah batu di puncak ini yang mengurangi keindahan
puncak lemongan yang sangat menakjubkan.
Sunrise |
Sunrise |
Perut sudah terisi,
foto sunrise dan sunset sudah kami dapatkan. Sekarang saatnya kami packing
bersiap turun kembali menuju peradaban. Menuju lingkungan nyata yang selama ini
kami jalani. perjalanan tidaklah semudah kelihatannya. Jangan karena turun,
perjalanan dianggap lebih mudah, malah ketika turun, beban di lutut akan
menjadi lebih besar daripada ketika naik. Ditambah dengan beban tas carrier
yang membebani tubuh kita. Tapi kali ini berbeda. Aku akan menguji ketahanan
arif menuruni puncak 1671 mdpl dengan membawa tas carrierku. Jadi aku dan arif
akan bertukar tas.
Gue :D |
Sebelum berangkat,
kami berdoa. Kemudian memberikan salam pada beberapa orang yang berasal dari
malang itu. Mereka masih barusaja sarapan. Usai melakukan pengecekan air, kami
berangkat. Mulai menuruni gunung lemongan sambil menikmati pemandangan gunung
semeru dan banyak sekali danau di sekitar gunung lemongan ini. Kota lumajang /
kabupaten Lumajang memang memiliki banyak sekali danau atau ranu, dari segitiga
ranu yaitu ranu klakah, ranu pakis, ranu bedali, kemudian ada ranu wurung, ranu
lading. Ada pula ranu yang ada di kaki gunung semeru yaitu ranu pane dan ranu
regulo, sertas sebuah ranu yang sangat indah menjadi objek pendakian yang
sangat terkenal yaitu ranu kumbolo. Kekayaan kota kelahiranku. Sangat – sangat
menakjubkan.
Baca Juga
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/04/gunung-lemongan-part-1.html
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/05/gunung-lemongan-part-3.html
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/05/gunung-lemongan-part-4.html
Baca Juga
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/04/gunung-lemongan-part-1.html
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/05/gunung-lemongan-part-3.html
http://anadventureinmylife.blogspot.com/2014/05/gunung-lemongan-part-4.html
Komentar
Posting Komentar