Langsung ke konten utama

Postingan

Begini Tahapan Pembuatan Layer demi Layer Peta untuk Melengkapi Input Precipitation pada HEC RAS, Studi Kasus Flood Early Warning System Tukad Gelung (Bagian II)

<<  BAGIAN SEBELUMNYA 3. Siapkan Soil Layer Soil layer adalah peta jenis tanah permukaan yang bisa diambil dari berbagai sumber. aku sendiri cenderung lebih suka menggunakan peta dari database HWSD (Harmonized World Soil Database) yang dikeluarkan oleh FAO. data yang disediakan sudah dalam bentuk raster sehingga pemrosesan selanjutnya lebih mudah. selain itu menggunakan HWSD sudah memiliki keterangan untuk klasifikasi hydrologic soil group ke nilai Curve Number. Pada model kebetulan di lokasi hanya ada 1 jenis tanah karena lokasi yang tidak terlalu besar juga. Layer Jenis Tanah Berdasarkan HWSD Layer Jenis Tanah pada Lokasi Studi kemudian barulah sama seperti proses sebelumnya kita buat soil layer dan pada CIVIL GeoHECRAS setelah memasukan layer, kita tinggal pilih pada bagian manning roughness. namun pada HECRAS biasa, kalian perlu membuka RAS Mapper terlebih dahulu kemudian klik kanan pada Map Layer di bagian kiri namun kali ini pilih Create New RAS Layer > Soil Cover

Begini Tahapan Pembuatan Layer demi Layer Peta untuk Melengkapi Input Precipitation pada HEC RAS, Studi Kasus Flood Early Warning System Tukad Gelung (Bagian I)

 Pada post kali ini lebih spesifik dimana aku akan memberikan contoh studi kasus yang telah aku kerjakan. perlu diingat bahwa kalibrasi adalah faktor yang penting dalam pembuatan model sehingga bisa lebih mendekati kenyataan. karena Precipitation pada Unsteady Flow HEC RAS masih banyak yang bingung secara teknisnya dan pertanyaan lebih berkembang lagi yang masuk, maka aku uraikan sedikit. pada post kali ini aku menggunakan analisa Hidrograf Satuan Sintetis SCS dengan SCS Curve Number yang aku uraikan menjadi peta. Drainage Engineer dengan Steady Flow Bisa Menjadi Perdebatan Panjang sepertinya memang banyak yang butuh secara teknis. pertanyaan berlanjut pada bagaimana maksud dan tahapan dari precipitation tersebut pada model 2D di HECRAS. tentu saja ini masih membingungkan mengingat precipitation menjadi debit pada umumnya menjadi produk dari program Hidrologi sedangkan program HE CRAS sendiri lebih melekat sebagai program Hidrolika. tapi memang kenyataannya, program HEC RAS versi terba

PLTS Terapung di Waduk Memang Inovatif, Namun Ada Zona yang Perlu Diperhatikan

 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung menjadi hits beberapa waktu ini hingga dikonstruksi PLTS Terapung di Bendungan Cirata merupakan wujud dari gebrakan terobosan. Kemudian setelah diakomodir dalam Peraturan Menteri PUPR No 6 Tahun 2020 Pasal 105 ayat (6) yang menyatakan bahwa pemanfaatan ruang pada daerah genangan waduk hanya dapat dilakukan untukk kegiatan pariwisata, kegiatan olahraga, budi daya perikanan dan pembangkit listrik tenaga surya terapung. artinya peraturan tersebut secara spesifik menyebut item ini dalam lingkup peraturan.  Hal inilah yang kemudian membuat beberapa kebijakan memberikan akses untuk memasukkan PLTS terapung menjadi salah satu opsi dalam meningkatkan fungsi bendungan sehingga menambah nilai manfaat dari bendungan. hal ini tentunya sebuah poin positif namun perlu diperhatikan bahwa PLTS terapung ini memiliki banyak syarat yang tentunya berhubungan dengan karakteristik waduk. begini ulasannya: Tinjauan Secara Manfaat Secara konsep umum, PLTS Terapung