Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Bangga?

Memang bukan seorang manusia yang spesial. Bukan   seorang proklamator. Seseorang yang benar – benar mau berada di depan. Seseorang yang berlalri menggapai mimpi. Mungkin ayahku menamai aku yuangga yang berarti sumber air agar aku bermanfaat untuk orang lain. tapi mungkin harus kukatakan pada ayah, aku air yang ikut saja dengan arus. Jika seorang yang cinta sesuatu. mereka akan bangga dengan apa yang mereka cintai bukan? Mereka akan percaya dengan apa yang dicintai itu bukan? Ya, aku bangga. Semua temanku tau aku bangga. Apa yang aku banggakan? Kesetiaan, atau mungkin perhatian. bagaimana ketika mereka tersenyum kala membaca pesannya yang berisi perhatiannya itu. Sefitu bangganya aku mungkin sampai lupa setiap kekurangannya. Aku masih bangga? Sangat. Tapi ketika semua beralih, ketika semua masalah datang menghujam diriku, ketika apa yang aku banggakan juga menghujamkan rasa sakit padaku. Aku hanya ingin bangga pada diriku ketika aku setidaknya telah berusaha untuk lebih ba

Ospek Oleh Senior?

Bukankah selama ini kita memang dibodohi oleh sebuah system yang sudah mengakar yang disebut ospek? Ya, sekali lagi sebuah system yang terus berjalan karena didukung oleh tradisi dan semua yang mendukungnya karena alasan dendam karena apa yang telah dilakukan kakak tingkat sebelumnya. Jika aku harus memilih, posisi seorang mahasiswa merdeka dengan ideology anti ospek memang kurang diminati karena menyandang gelar Ansos (anti Sosial). Mahasiswa ansos menurutku bukanlah mahasiswa yang tidak rajin, bukan mahasiswa yang tidak patuh. Tetapi mereka adalah mahasiswa yang mampu berfikir dan sadar seberapa tidak pentingnya ospek itu sendiri. Seorang siswa dengan gelar maha yang telah memiliki ideology terbuka tentang pendidikan itu sendiri. Ospek? Semua mahasiswa baru pastinya takut. Ketika ospek sudah terdengar, hanya teriakan, tugas, dan setiap kesengsaraan mahasiswa baru yang pasti segera terbayangkan. Mengapa harus ospek? Mengapa harus memberikan pembelajaran pada adik tingkat

Maba dan Tunggangannya :-)

Ini lagi belajar, tapi entah udah capek banget mungkin. Terus buka twitter, trus buka facebook, eh gak lama terus buka blog. Kosong melompong setelah sekian lama gak pernah aku tilisi apa – apa. :-D cuman sekedar upload tugas – tugas yang kemarin itu kan? Hehehe. Kalo gitu aku mulai tulis – tulis lagi deh Eehm. Crita pa yah? Oh aku cerita tentang penderitaan Maba (Mahasiswa Baru) anak Universitas Brawijaya deh ya. Oh iya, sekarang statusku udah bukan siswa biasa lagi, tapi ada nama Maha di depan status siswa ku. Udah jadi pelajar pada tingkatan paling tinggi. Universitasku? Namanya Universitas Brawijaya. Sebuah universitas besar yang ada di kota Malang Jawa Timur Indonesia. Jadi Maba emang agak gaenak sebenernya. Yang ingin aku bahas sekarang adalah pada bagian dimana kita, aku, Maba Universitas Brawijaya tidak boleh berangkat ke kampus menggunakan kendaraan bermotor selama 1 semester penuh. Dengan sebuah peraturan yang sudah resmi dari bapak Bisri. Rektor baru universitas