Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

5 Orang Lagi sampai puncak (BEROX In the hoy) Last Part

             Akhirnya tanjakan terakhirpun terlihat, aku dan Dhimas mendahului yang lain. Puncaknya berada di belakang batu besar yang akan kami lewati. Benar saja, dibelakang batu besar ini tampak 3 orang yang lain yang memberi kami berdua selamat karena sudah sampai di puncak. Kemudian juga ternyata ada beberapa orang lain yang telah sampai di puncak. Orang – orang ini yang semalam melewati kami sewaktu kami tertidur.             Tak beberapa lama tampak Tesa yang sampai di puncak, kemudian disusul Rono dan Anshor. Kemudian terakhir ada Gahtan yang akhirnya menginjakkan kakinya di puncak gunung Lamongan. Akhirnya Tim ekspedisi Berox in the hoy telah sampai dengan selamat di puncak gunung yang tingginya kurang lebih 1600mdpl ini. Selamat untuk : -           Dhimas Abdi Prayogo -           Rahmat Rizki Kautsar -           Roni Dwi Saputro -           Ansharullah el faiz -           Gahtan Thoriq “Kalian Amazing” Setelah berfoto dan menikmati keindahan alam, kami m

5 Orang Lagi sampai puncak (BEROX In the hoy) Part 6

Minggu, 13 Januari 2013             Akhirnya sebuah tempat datar dengan guci di bawah sebuah cerukan tanah untuk menampung air yang menetes dari cerukan tersebut telah kami temukan. Kami sekarang berada sekitar sepermpat jalan lagi menuju puncak. Tetapi karena kondisi fisik kita yang sekarang ini sangat kelelahan, maka kami memutuskan untuk beristirahat di tempat ini. Kami pun mulai membuat semacam minuman guna menghangatkan tubuh kami. Dan kami bergegas untuk beristirahat. Sama seperti sebelumnya, tetapi kali ini suasana lebih nyaman karena angin yang berhembus sebagian besar tertahan oleh pogon – pohon lebat yang ada disekitarkami. Begitu juga dengan air hujan, hanya sebagian embun saja yang setetes dua tetes jatuh menimpa kami.             Malam itu sekitar pukul 3.00, aku sempat sejenak menengol pada jam tanganku kemudian kembali tidur. Selama proses itu, aku merasakan ada sesosok bayangan yang datang ke arah kami. Kemudian melewati kami dan terus berjalan ke arah atas. Tap

5 Orang Lagi sampai puncak (BEROX In the hoy) Part 5

            Selangkah demi selangkah, nampak lampu kota lumajang yang seperti bintang – bintang dari kejauhan. Kini kondisi fisik kami yang terus berjalan dari tadi mulai terkuras. Baru kusadari juga bahwa jalan mulai naik dengan cukup curam sehingga menandakan bahwa kita telah melewati watu gede. Apalagi cuaca yang mulai berangin dan suhu yang semakin malam semakin turun.             Ternyata fisik teman – temanku khususnya gahtan jauh dibawah apa yang aku perkirakan. Dia merengek untuk istirahat dulu. Karena tempat dan kondisi masih belum memungkinkan, kami mengerahkan sedikit lagi tenaga kami untuk berjalan sedikit ke atas sehingga kami bisa menemukan sebuah tempat yang cukup datar untuk kami istirahat. Seingatku ada tempat dimana ada guci yang agak datar disana. Kami menyebutnya pos guci. Itu sebenarnya yang ingin aku capai bersama teman – teman untuk tempat kami beristirahat. Tapi ternyata kondisi fisik kami kurang memungkinkan untuk mencapai tempat itu, sehingga kami duduk

5 Orang Lagi sampai puncak (BEROX In the hoy) Part 4

            Cukup lama kami berdebat dan kemudian kami putuskan untuk potong kompas tanpa kompas karena semangat kami yang ingin menuju puncak masih sangat berkobar. Akhirnya kami mulai berjalan menembus hutan dan gelapnya malam. Sesekali kami melihat lagi tanda sorot senter yang menuntun kita. Ternyata jalan yang kami tempuh cukup sulit karena berbatu dan ditumbuhi semak yang terkadang berduri. Kami bagi tugas, aku mencari jalan dan jalur, kemudian Tesa yang membuka jalurnya, dhimas membawa senter besar bersama Roni, kemudian Anshor membawa tas carrier kami di belakang. Gahtan dengan kondisinya tidak aku bebankan apapun.             Suhu mulai turun dan suasana semakin tegang karena aku jatuh ke jurang yang untungnya dalamnya Cuma sekitar 2 meter. Teman – teman yang lain pun turun dengan hatu – hati agar tidak terjatuh seperti aku. Kaki ku terkadang masih perih tersayat duri – duri semak yang terus saja menggesek. Sempat beberapa kali aku mulai kehilangan percaya diri, tetapi te

5 Orang Lagi sampai puncak (BEROX In the hoy) Part 3

            Kami berhenti sejenak disana karena Roni tiba – tiba bertanya apa aku bawa korek? Busyeet, bukan main paniknya karena seingatku aku lupa membawa korek, dan tanpa korek kompor trangia yang kami bawa tak akan berfungsi. Kemudian aku teringat bahwa waktu itu aku pernah memasukan sebuah korek ke dalam trangia. Langsung aku buka tasku dan aku buka trangianya. Dan syukur, tuhan masih bersama kita dan menyelamatkan kami. Sebuah korek berwarna biru terselip di dalamnya. Kami sangat lega dan kemudian melanjutkan perjalanan.             Masih saja nama al amri di beberapa batu masih menemani perjalanan kami. Aku terus mengukur jalur ini membawa kami lebih ke kiri gunung, tetapi nama al amri yang mengiringi masih saja menjadi hal yang menguatkan hati kami. Kemudian kami mulai lagi perjalanan, kini jalanan mulai sulit dan yang anehnya, rumput di bawah kami masih tergeletak hijau, menandakan jalur yang baru saja dibuka. Aku semakin tidak yakin dengan jalur yang kami lewati ini.