Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Mimpi Si Kancil Berlayar di Lautan Part 3 (Ini Indonesia)

Hari masih berjalan cukup lambat di Surabaya. Disini sih cuma kedengeran suara sorak sorai penonton sepak bola. Maklum lagi maen PES. hehehe. menghabiskan waktu bersama kawan baru di dalam kamar mewah dan makanan yang telah tersedia dengan begitu banyaknya disamping kami.memberikan tenaga lebih pada kami berdua untuk melewati hari di depan TV sambil bermain game. cukup mudah sebenarnya melewati hari jika ada berbagai hal yang mendukung seperti di rumah ini. yah bagiku yang setiap hari bermain dan berpetualang adalah sisi kehidupan yang cukup bangga aku jalani. tapi memasuki sisi kehidupan seperti ini sih bahagia juga. :-D permainan kami berdua akhirnya berhenti ketika konsentrasi kami memperjuangkan tim kesayangan kami masing - masing terpecah karena bunyi dering telepon. samar - samar sih mendengarkan, tapi bisa disimpulkan bahwa si Adit sedang bercakapan dengan 'papanya' dan sedang membahas tentang supirnya yang tidak bisa mengantarkannya selama dia di Surabaya. usai meneri

Mimpi Si Kancil Berlayar di Lautan Part 2 (Lapangan Pasiran)

Eh, sebelumnya kayaknya lupa kagak aku tulis deh, males mau ngedit lagi yang sebelumnya. setelah pendaftaran selesai, di papan pengumuman ada sebuah pengumuman eh yaiyalah. --" namanya aja papan pengumuman. yaudah intinya itu kalo kita para calon wajib kumpul di lapangan namanya lapangan pasiran. tempatnya itu di markasnya AL gitu deh. entah lupa namanya. acara dimulai pukul 06.00 kemudian ditulisi tidak boleh telat dengan tanda seru 3 x. yah seperti itulah intinya. Jadi sekarang ceritanya udah tahapan 2 deh. saatnya kumpul lagi setelah pendaftaran. entah mau ngapain tapi aku berangkat dari rumah Bayu sekitar pukul 4 pagi. -- hanya diantar sampai terminal Bungurasih kemudian naik Bus menuju Perak dan karena masih pagi, busnya lemot dan karena belum ngerti tempatnya akhirnya aku telat. aku sempet naik ojek mengejar keterlambatan, tapi sial banget, tukang ojeknya juga kagak tau tempatnya. beruntung aku mengikuti beberapa anak juga yang memakai baju putih hitam sama sepertiku. bera

Mimpi Si Kancil Berlayar di Lautan Part 1 (Pendaftaran Kadet AL)

Yohooo!! lama gak nulis yah? :-D emang cukup lama sih aku sibuk akhir - akhir ini. kali ini mungkin bukan cerita yang menyenangkan, tapi mungkin bisa jadi bahan untuk berbagi pengalaman. check this out! Beberapa hari yang lalu setelah ujian Nasional berakhir, sambil menunggu hasil ujian nasional muncul, banyak yang mengisi waktu luang dengan caranya masing - masing. dari sisi kehidupan seorang bocah yang kagak terlalu seneng - seneng banget dunia militer yang penuh dengan aturan yang ketat (gue), aku mendaftar menjadi seorang calon taruna AL atau biasa disebut kadet. jauh - jauh dari kota pisang, aku berangkat ke kota pahlawan sendirian, naik bis sambil membawa semua berkas yang harus dikumpulin guna administrasi 1. segala urusan seperti surat - surat yang diperlukan sih sudah aku urusi selama aku di lumajang. jadi setelah semua beres, aku langsung meluncur ke Surabaya. Menaiki Bus kota dan turun di daerah tanjung perak yang merupakan tempat atau pangkalan Angkatan L

Argopuro yang Membanggakan

Barusan lagi liat – liat kalender, trus barusan sadar. Ternyata kemarin waktu aku ujian nasional, itu tepat setahun lalu aku dicap pendaki bener – bener pendaki. :-D 13 April 2013 menjadi hari dimana mulai sebuah perjalanan ke barat  eh -- emang kera sakti apa? -- bukan maksudku perjalanan mendaki gunung yang lamaaa banget rutenya. Hahaha. Berawal ketika Mas Karyo atau kerap dipanggil cak yo salah seorang anggota PAS (Pecinta Alam Semeru) bercerita bahwa bukan pendaki gunung sejati memang kalau belum mendaki gunung Argopuro. Danau taman hidup Memang benar gunung argopuro ini tidak seterkenal gunung – gunung lainnya. Tapi siapa sangka, gunung ini merupakan gunung dengan rute perjalanan terpanjang di pulau jawa. Perjalanan Normal sekitar 4 – 5 hari. Kemudian dengan membawa berbagai bekal di dalam carrier, harus melewati jalanan naik turun dan hutan lebat yang jarang dilalui orang serta padang Sabana. Gunung dengan resiko tersesat sangat tinggi itu juga merupakan

Gunung Lemongan (Part 6 Last Part)

Turunan sangatlah terjal. Kami harus turun sangat perlahan karena semakin cepat kami turun, semakin besar resikonya. Apalagi jalan dihiasi batu – batuan yang mudah menggelinding. Jadi kami harus selalu waspada. Dengan khafidz di sebelah depan, kemudian disusul arif, hakim, mas rijal dan aku berada di paling belakang. Kami bergerak membelah hutan. Beberapa kali kami harus merunduk karena ranting yang menghambat. Atau harus melompati kayu yang tumbang. Tetapi pergerakan kami tergolong cukup lancer. Walau sempat ada adegan dimana arif terjatuh dengan carrier dan sulit bangun karena terbebani tas carrier. Sampai akhirnya kami kembali di pos guci, tanpa membuang waktu, kami langsung melanjutkan perjalanan untuk segera keluar hutan. Jalanan yang berbatu kembali kami lalui. Turunan dari pos guci, jauh lebih terjal daripada sebelum pos guci. Bahkan hakim beberapa kali terjatuh di tempat ini. Sandal yang aku gunakan bukan sandal gunung yang biasanya aku gunakan. Melainkan sandal biasa,

Gunung Lemongan (Part 5)

Senin, 31 Maret 2014 Aku terbangun sekitar pukul 01.00 pagi. mendengar suara dan langkah kaki yang menghampiri tenda kami. Cahaya senter yang menembus tenda mengagetkan saraf mataku dan memaksanya untuk terbuka. Dengan sedikit mengantuk aku membuka tenda menyambut 2 orang yang kami tunggu – tunggu yaitu hakim dan mas rijal. Mereka akhirnya sampai di puncak. Kemudian khafid dan arif pun terbangun pula dan kami berlima langsung mengeluarkan matras serta kompor kami untuk kami gunakan membuat kopi guna menyambut mereka berdua. Tim Alfa dan Beta Malam itu malam yang cerah, angin bahkan nyaris tak berhembus. Kami berlima dengan sebuah kompor yang menyala duduk melingkar dibawah bendera merah putih. Mereka berdua bercerita tentang perjalanan mereka hingga mereka sampai puncak. Satu hal yang tidak aku sukai dari berjalan malam adalah tidak terlihat apapun dan itu sangat mengganggu. Bukan karena takut gelap, tapi berjalan di malam hari memang lebih banyak resikonya daripad