Langsung ke konten utama

3 Alasan utama Tidak Berenang di Waduk

 Seperti biasa aku membuat tulisan ini berdasarkan pertanyaan dari salah seorang pekerja yang bekerja di Proyek Pembangunan Bendungan tempatku bekerja sekarang. dia pekerja lokal dan rumahnya tidak jauh dari lokasi proyek bendungan yang sedang berlangsung. sebagai orang lokal, tentunya cukup penasaran bagaimana setelah bendungan yang di dekat tempat tinggalnya selesai dikonstruksi sehingga terbentuklah waduk. kemudian dia berkata padaku "aku akan mandi di waduk setiap hari jadi tidak perlu lagi menggunakan kamar mandi di rumah".

Tentu saja waduk merupakan tempat yang sangat berbahaya apabila digunakan untuk berenang. mengapa?

1. Arus pada Waduk

Tidak banyak yang tahu bahwa di waduk terdapat arus yang cukup berbahaya. seperti yang kita ketahui bahwa waduk merupakan hasil dari menahan sungai dengan bangunan melintang sungai yang berupa waduk. sehingga kebanyakan dari bendungan ini berada di sungai dan sungai yang memiliki arus tertentu akan masuk ke dalam tampungan tersebut. kondisi waduk akan terlihat tenang namun pada dasarnya arus tersebut tertahan oleh aliran kembali yang disebut dengan aliran backwater. Backwater ini dampak dari pembendungan. 

simpelnya mungkin gini, jika kalian melihat ada aliran yang kemudian kalian tahan secara tiba tiba, maka akan ada gelombang balik yang berlawanan dengan arah aliran. inilah yang disebut dengan backwater.  pada waduk dengan fluktuasi muka air yang tinggi dan cepat, backwater akan sangat terasa dan ini bisa membahayakan orang yang sedang berenang di dalamnya. apalagi kita tidak pernah tahu ketika di waduk tiba - tiba terjadi banjir yang semakin memperbesar bahaya yang ada.

Masalah yang mirip namun masih menjadi perdebatan adalah arus akibat perbedaan suhu di dalam waduk. aku mengatakan ini untuk bendungan yang memiliki waduk yang cukup dalam. pada bendungan dengan tinggi 60 m yang pernah aku ukur, suhu antara air pada permukaan berkisar 26 s.d. 27 derajat celcius yang tentu saja dipengaruhi oleh kondisi cuaca. akan semakin tinggi suhunya apabila matahari sedang bersinar terik. sedangkan pada dasar waduk suhu menjadi lebih dingin sekitar 24 - 23 derajat celcius. dengan demikian di dalam waduk pun terdapat arus mengingat pergerakan suhu dan tekanan berbanding lurus. tentu saja teori ini masih diperdebatkan tingkat berbahayanya. namun apa kalian berani berenang di waduk dengan kedalaman 60 m? 

2. Tersedot Bangunan Intake

Kasus ini cukup mengerikan sebenarnya. seperti di postinganku sebelumnya (apa itu tampungan mati dan kemana air waduk keluar?) yang membahas tentang bangunan pengambilan merupakan jalur keluar air utama dari bendungan. bangunan ini umumnya didesain dengan membuat lubang atau pipa yang melalui jalur bagian bawah bendungan dan keluar di hilir. beberapa bangunan terlihat dari atas waduk namun beberapa lagi tidak terlihat sama sekali di waduk. hal ini bergantung pada tipe bangunan pengambilan yang dikonstruksi. terdapat beberapa bangunan intake yang masing - masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. beberapa intake berbentuk menara sehingga orang bisa tahu ketika muka air waduk sedang tinggi lokasi menara intake secara visual dan bisa menghindarinya.

Namun terdapat jenis bangunan intake yang cukup sering menjadi masalah yaitu jenis intake tenggelam. bangunan intake ini tidak terdapat menara, mungkin lebih simpelnya seperti saluran pembuangan pada bak cuci piring atau bak cuci tangan. ketika lubang dibuka, maka air akan membentuk aliran masuk ke dalam lubang tersebut. beberapa bangunan ini dikelilingi oleh trash boom atau jaring yang mengapung dan fungsinya sebagai pelindung dari berbagai material yang mungkin bisa menghambat masuknya air ke dalam bangunan intake. trash boom ini bisa menjadi penanda bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke bendungan untuk menghindari lokasi ini. ada beberapa bendungan kecil atau embung yang juga memiliki bangunan pengambilan tipe tenggelam namun tidak dilengkapi trash boom, hanya terdapat filter di dalam yang tentu saja masih cukup berbahaya apabila ada orang yang tersedot lubang tersebut.

Bangunan Intake Tipe Tenggelam dan Trash Boom
Sumber: Dokumentasi Drone Bendungan Titab Sebelum Impounding

3. Gas Beracun

Tidak banyak yang tahu bahwa di bendungan juga mengeluarkan gas beracun. lah bagaimana?? kan waduk??

aku akan bercerita tentang ketika awal waduk terisi air. seluruh perbukitan yang tidak pernah terisi air akan perlahan terisi air sehingga menjadi sebuah genangan yang disebut waduk. proses ini sebenarnya tidak berjalan cepat karena ada proses dimana air membuat jenuh tanah sekitar dan ebrsamaan dengan proses ini, terdapat beberapa tanaman yang juga terendam. tanaman ini kemudian akan membusuk bersamaan dengan segala makhluk hidup lain. kayu, hewan, dedaunan, dan lain sebagainya akan terendam dan membusuk di dasar waduk. pembusukan ini mengeluarkan gas dan pada waduk yang baru terisi waduk akan berbau busuk hingga beberapa waktu sampai material yang membusuk mulai berkurang.

Kita tahu bahwa bendungan menahan laju sungai dan material yang dibawa sungai pun sebagian besar tertahan oleh bendungan. secara berkala material tersebut terkadang berupa kayu, bangkai hewan, dan lain sebagainya. sehingga memang besar kemungkinannya terdapat akumulasi gas beracun di dalam waduk bendungan. cerita lain adalah ketika aku melakukan inspeksi terhadap salah satu bendungan yang ada, dari lubang intake tersebut terdeteksi gas metana yang berbahaya sehingga inspeksi selanjutnya dilakukan dengan menggunakan masker gas.


Komentar

Hot Mingguan!!

Maaf, Kepada Hidrologist: Jangan Percaya Peta Global dari GIS Enthusiast

 Akhir Akhir ini aku menemukan banyak GIS Anthusiast yang kemudian mereka menerbitkan kode GEE (Google Earth Engine) untuk pembuatan Peta tata guna lahan baik skala global maupun skala regional seperti peta Tata guna lahan Nasional Indonesia. sebuah terobosan, namun maksud dan tujuan para GIS Anthusiast ini sangat berbeda dengan kebutuhan para Hidrologist dan Hidraulic engineer dalam pembuatan model. sehingga Peta global yang mereka buat tidak bisa kita gunakan. ESRI Sentinel-2 Global LULC 10 m Resolution Source:  Esri | Sentinel-2 Land Cover Explorer (arcgis.com) Pembuatan peta Tata Guna Lahan mempunyai banyak fungsi yang disesuaikan dengan kegunaannya. dari pengamatan perubahan tata guna lahan hingga berbagai analisa lainnya. untuk analisa hidrologi, penggunaan tata guna lahan atau tutupan lahan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan basemap untuk model hidrologi. begitu pula dengan analisa hidrolika yang terkadang menggunakan input jenis tutupan lahan dalam penentuan basemap model h

Makalah alat pengukur curah hujan

ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN Makalah tugas akhir ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Ery Suhartanto, ST. M.Pd. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 LUCIA PUTRI RACHMADANI                  145060400111011 FATHINUN NAJIB                                       145060400111027 YOGA OKTA WARDANA                          145060400111028 NUR FITRIA PUSPITAWATI                      145060401111049 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Juni 201 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Hidrologi adalah suatu ilu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifka

Makalah POMPA Hidrolika Saluran tertutup

MAKALAH HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP POMPA Disusun Oleh: Kelompok II Elang Timur                             145060400111015 Fariz Bayu Rachmanto            125060400111074 Galih Rizam Pratama               145060400111024 Gloria Dihan Utomo                145060400111002 Tami Pratiwi                            145060400111007 Yoga Okta Wardana                145060400111028 Yuangga Rizky Illahi              145060400111003 Yudhistira Akbar Z.R              145060400111005 JURUSAN TEKNIK PENG AIRAN FAKULTAS TEKNIK                                                                                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang             Air merupakan sebuah sumber daya yang sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa sumber air, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Karena itu, manusia sangatlah bergantung pada air itu sendiri. Selain dalam kehidupan manusia,