Langsung ke konten utama

Usia Guna Waduk, Aktor Penting Investasi Konstruksi Bendungan yang Wajib Diperhatikan

Perlu untuk disadari bahwa bendungan adalah investasi yang besar yang membawa amanah dan harapan masyarakat di dalamnya. Ketika waduk terisi dengan air, maka investasi itu sudah mulai berjalan dan menjadi sebuah resiko besar jika ditinjau dari segi investasi. Mengapa? Begini ulasannya.

Usia Guna Waduk adalah Aktor Utama

Sketsa Tampungan Waduk

Usia guna waduk merupakan lama sebuah waduk berfungsi dengan optimal yang dihitung berdasarkan debit sedimen yang masuk ke dalam waduk. Kemudian debit tersebut dihitung secara kumulatif sehingga didapatkan volume akumulasi untuk jangka waktu tertentu. Umumnya usia guna waduk dihitung selama 50 tahun. Bukan tanpa alasan, pada usia itu bendungan sudah memasuki masa "peringatan". Sebagaimana dijelaskan pada artikel Ageing Water Storage Infrastructure: An Emerging Global Risk
by UNUINWEH in UNU-INWEH Reports disebutkan masalah bukan hanya muncul dari segi sedimentasi namun dari segi keamanan struktur dan biaya pemeliharaan akan membesar setelah usia guna waduk terlampaui. 

Aku jelaskan secara singkat, misal dalam 1 tahun ada 100.000 m3 sedimen yang masuk ke waduk, maka untuk perhitungan usia guna waduk dihitung dengan mengkalikan 50 sehingga dibutuhkan 5.000.000 m3 volume tampungan untuk menampung sedimen tersebut selama 50 tahun. Volume ini disebut volume tampungan mati. Di bagian atasnya. Barulah ditempatkan lubang intake yang digunakan untuk mengambil air di waduk untuk dimanfaatkan. Lalu setelah 50 tahun dan sedimen sudah memenuhi tampungan mati waduk, maka sedimen akan mulai masuk ke dalam lubang intake sehingga air yang dihasilkan dari bendungan akan menurun kualitasnya hingga pada potensi permasalahan lainnya seperti pengurangan air yang bisa ditampung di waduk. 

Masalah diatas tentu saja masih bisa diatasi dengan pengerukan sedimen atau pembuatan bangunan pengendali sedimen, dan juga penghijauan. Namun  aku sebut saja secara gamblang bahwa hal tersebut merupakan solusi sementara. Dari seluruh artikel yang aku baca, hampir semua menyimpulkan bahwa ketika sedimen sudah mencapai lubang intake, lebih banyak permasalahan yang muncul daripada solusinya. Sehingga di Amerika sebagai contoh, dilakukan pembahasan tentang "decommissioning" yang pada akhirnya meruntuhkan bendungan tersebut merupakan sebuah opsi yang perlu untuk dipertimbangkan. 

Setelah kita mengetahui bahwa usia guna waduk menjadi peran penting karena bisa menentukan nasib bendungan itu, nyatanya usia guna waduk bukan hanya sekedar peran penting namun dia adalah aktor utama dari bendungan. Perhitungan volume tampungan mati tidak sesederhana yang aku jelaskan diatas sehingga untuk mendapatkan nilai 50 tahun itu tidak semudah input data. Climate change dan penambahan penduduk menjadi salah satu faktor yang sulit diprediksi dalam desain. Namun setelah mendapatkan nilai 50 tahun tersebut, maka akan dihitung manfaat (benefit) dari bendungan selama 50 tahun yang jika dibandingkan dengan biaya konstruksi (cost) harus lebih besar manfaatnya. Semua perhitungan itu akan sangat ditentukan oleh bagaimana dan seberapa besar tampungan mati dibutuhkan. Pada akhirnya usia guna waduk yang terhitung menjadi salah satu faktor yang menentukan layak atau tidaknya suatu bendungan dikonstruksi. Peran inilah yang menjadikan usia guna waduk sebagai aktor utama dalam keberlangsungan bendungan dari pertimbangan dikonstruksi sampai pertimbangan bendungan dinonaktifkan.

Salah Operasi, Investasi Gagal

Seperti yang aku jelaskan sebelumnya bahwa salah satu parameter layak atau tidaknya suatu konstruksi adalah parameter ekonomi dimana hal ini berhubungan dengan investasi. Setelah semua desain dan analisa yang telah dilakukan, konstruksi akan mulai dilaksanakan. Aku melompati banyak tahapan didalamnya namun anggap sajalah bahwa semua berjalan normal dan lancar tanpa ada penambahan biaya sehingga BCR (Benefit Cost Ratio) masih diatas angka 1 yang mengindikasikan bahwa konstruksi masih menguntungkan. 

Setelah seluruh konstruksi itu, maka akan tiba saatnya dilakukan pengisian waduk. Seluruh elemen proyek akan melakukan pengecekan tentang persiapan yang perlu untuk dilakukan dan ketika dirasa seluruhnya siap, maka pintu clossure gate bisa diturunkan yang menandakan air sungai akan tertahan sehingga air mulai mengisi tampungan waduk. Dimulai dari proses ini, investasi yang dilaksanakan sudah mulai berjalan. Karena itu seluruh elemen kelengkapan untuk menjalankan waduk sudah harus benar - benar siap bahkan petugas pengelola bendungan sudah terbentuk dan menjadi syarat dalam keputusan pengisian waduk ini. Jika semua berjalan normal, maka bendungan akan dengan sukses memberikan kontribusi kepada masyarakat hingga usia guna waduknya tercapai.

Nah, dalam investasi, tentu saja ada resiko gagal. Aku mengutip dari buku yang berjudul "The Intelligent Investor karya Benjamin Graham", Kegagalan investasi terjadi karena keputusan diambil pada kondisi kurangnya data dan analisa. Sepertinya poin ini yang kerap terjadi di proyek, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak dengan berdasarkan data yang kurang atas dasar politik adalah sebuah kesalahan besar. Sebut saja bendungan sudah terisi, namun terjadi masalah yang diluar dugaan sehingga bendungan tidak bisa beroperasi selama beberapa waktu. Dari sini aku akan mencoba membuat perumpamaan dengan alur sebagai berikut:

  • Biaya Proyek (Cost) Rp.5 Milyar
  • BCR (Benefit Cost Ratio) = 1.1 sehingga:
Keuntungan (Benefit) selama 50 tahun usia guna waduk = Rp. 5.5 Milyar

  • Maka setiap tahunnya pendapatan dari pembangunan bendungan adalah:
Keuntungan 50 tahun : 50 = 5.5 M/50 = 110 juta/tahun.

  • Nah disini bagian menariknya. Jika kita hitung misalkan karena alasan kesalahan konstruksi, maka bendungan berhenti beroperasi setelah diisi selama 5 tahun, maka usia guna waduk yang direncanakan menyisakan waktu 45 tahun untuk beroperasi. Sehingga sisa waktu tersebut jika dihitung:
Keuntungan per tahun x sisa umur bendungan = 110 juta x 45 = 4.95 Milyar.

  • Selanjutnya kita sandingkan keuntungan yang dihasilkan tersebut terhadap nilai konstruksi sebesar 5 M dan kita bisa hitung selisih harga serta BCR nya sebagai berikut:
  • Biaya Proyek - Keuntungan Usia Guna Waduk 45 Tahun = 5 M - 4.95 M = 50 juta rupiah
  • Keuntungan Usia Guna Waduk 45 Tahun / Biaya Proyek = 0.99

  • Artinya dengan contoh simulasi diatas, bendungan yang berhenti beroperasi selama 5 tahun mengalami kerugian sebesar 50 juta rupiah dengan BCR < 1 yang artinya bendungan tersebut secara investasi GAGAL.

Tentu saja analisa diatas adalah simulasi kasar, jika terdapat kasus yang mirip maka prosesnya akan sangat panjang dan kegagalan investasi bukan saja karena kesalahan konstruksi, namun kesalahan desain, bencana alam, dan bahkan climate change juga berpotensi dalam kegagalan investasi tersebut yang menyebabkan di awal proyek dimulai sudah menjadi proyek yang Gagal secara nilai investasi. Atau bahkan, penyakit utamanya merupakan komplikasi dari banyak masalah yang menyumbang kegagalan juga bisa terjadi. 

Pembuatan konstruksi yang gagal akan berujung pada resiko keamanan bendungan. Pada akhirnya rehabilitasi dan remidial diajukan, penambahan biaya disepakati dengan dalih keamanan bendungan (walaupun gagal karena tidak meninjau keamanan bendungan). Keputusan ini pada dasarnya akan menambah rentetan kerugian yang dihasilkan secara nilai investasi dan BCR akan terjun bebas lebih jauh < 1.

Menekan Resiko Kegagalan Investasi Proyek

Designer dituntut untuk perfect, oleh karena itu segala pendekatan, data, dan analisa yang diperlukan wajib untuk didapatkan. Resiko secara probabilitas dalam berinvestasi akan selalu ada. Begitu pula dengan proyek bendungan yang secara nominal angkanya sangat luar biasa besar. Namun sama seperti apa yang ditulis Benjamin Graham, semuanya tentang data dan analisa. Menekan kegagalan bisa dilakukan dengan data dan analisa. Semakin banyak data dan analisa yang dilakukan, maka semakin banyak resiko yang ditekan dan kegagalan dalam investasi pun bisa ditekan. Namun keputusan yang tidak dilandasi data dan analisa akan menjadi sumber resiko terjadi dan probabilitas kegagalannya akan lebih besar. 

Perbanyak data, perbanyak analisa. Begitulah Engineer berinvestasi, begitulah Engineer Bekerja. 



#Terinspirasi dari Proyek yang sudah kehilangan 6 bulan usia guna waduknya

Komentar

Hot Mingguan!!

Maaf, Kepada Hidrologist: Jangan Percaya Peta Global dari GIS Enthusiast

 Akhir Akhir ini aku menemukan banyak GIS Anthusiast yang kemudian mereka menerbitkan kode GEE (Google Earth Engine) untuk pembuatan Peta tata guna lahan baik skala global maupun skala regional seperti peta Tata guna lahan Nasional Indonesia. sebuah terobosan, namun maksud dan tujuan para GIS Anthusiast ini sangat berbeda dengan kebutuhan para Hidrologist dan Hidraulic engineer dalam pembuatan model. sehingga Peta global yang mereka buat tidak bisa kita gunakan. ESRI Sentinel-2 Global LULC 10 m Resolution Source:  Esri | Sentinel-2 Land Cover Explorer (arcgis.com) Pembuatan peta Tata Guna Lahan mempunyai banyak fungsi yang disesuaikan dengan kegunaannya. dari pengamatan perubahan tata guna lahan hingga berbagai analisa lainnya. untuk analisa hidrologi, penggunaan tata guna lahan atau tutupan lahan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan basemap untuk model hidrologi. begitu pula dengan analisa hidrolika yang terkadang menggunakan input jenis tutupan lahan dalam penentuan basemap model h

Makalah alat pengukur curah hujan

ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN Makalah tugas akhir ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Ery Suhartanto, ST. M.Pd. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 LUCIA PUTRI RACHMADANI                  145060400111011 FATHINUN NAJIB                                       145060400111027 YOGA OKTA WARDANA                          145060400111028 NUR FITRIA PUSPITAWATI                      145060401111049 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Juni 201 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Hidrologi adalah suatu ilu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifka

Makalah POMPA Hidrolika Saluran tertutup

MAKALAH HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP POMPA Disusun Oleh: Kelompok II Elang Timur                             145060400111015 Fariz Bayu Rachmanto            125060400111074 Galih Rizam Pratama               145060400111024 Gloria Dihan Utomo                145060400111002 Tami Pratiwi                            145060400111007 Yoga Okta Wardana                145060400111028 Yuangga Rizky Illahi              145060400111003 Yudhistira Akbar Z.R              145060400111005 JURUSAN TEKNIK PENG AIRAN FAKULTAS TEKNIK                                                                                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang             Air merupakan sebuah sumber daya yang sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa sumber air, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Karena itu, manusia sangatlah bergantung pada air itu sendiri. Selain dalam kehidupan manusia,