Langsung ke konten utama

Transisi dari Praktisi ke Akademisi? Berikut 3 Hal Utama yang Perlu Diperhatikan

Mohon maaf sebelumnya bahwa pada beberapa bulan ini sedikit kendor untuk menulis karena perpindahan dan adaptasi di negara baru. sekarang aku di jepang dan menjadi akademisi kembali setelah vakum selama 5 tahun menjadi praktisi. mungkin segudang pengalaman yang bisa aku sajikan namun sedikit berbeda dengan bagaimana akademisi yang kali ini aku sebut researcher bekerja. Seminggu aku datang, tentu saja banyak hal yang berbeda dan kebanyakan disini tidak ada pengalaman kerja sehingga mereka berlanjut dari S1 ke S2 dan kemudian ke S3. Sehingga aku membuat tulisan ini sebagai pengingat dan saran untuk kalian yang ingin berlanjut studi khususnya untuk kalian yang bekerja penuh menjadi seorang praktisi sepertiku. 

1. Kontribusi yang Berbeda Memunculkan Alur Berfikir yang Berbeda

disini merupakan penjelasan dari senseiku. pada dasarnya pola pikir dari seorang praktisi khususnya di engineering cukup sederhana dan dengan alur yang cukup sederhana. bagaimana kemudian kita memberikan timbal balik kepada owner atau pemberi pekerjaan. sehingga pada dasarnya sistem yang bekerja disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari owner. kemudian dari permasalahan yang telah dianalisa tersebut munculah rekomendasi. sederhananya hubungan timbal balik hanya antara penyedia jasa dan owner. 

Namun berbeda dengan researcher dimana permasalahan yang muncul harus berada pada level global terlebih dahulu. apa yang dianalisa dan diangkat sebagai penelitian harus membahas masalah yang lebih luas dan berdampak pada skala yang lebih besar. hal ini berkaitan dengan bagaimana researcher yang tidak hanya berkontribusi pada owner (negara dst) namun juga bisa menjadi acuan dasar untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang umum. 

lebih mudah aku jelaskan dalam bentuk bagan berikut ini:


secara umum hubungan researcher kepada owner (pemerintah) salah satunya memberikan informasi permasalahan yang sedang terjadi dan perlu untuk dilakukan pendalaman. walaupun tidak jarang juga hal tersebut sudah diberikan metode dan analisa untuk penyelesaiannya disuatu tempat sebagai studi kasus. sehingga output selanjutnya dapat diterima oleh 2 pihak yaitu oleh praktisi sebagai acuan untuk perhitungan pada lokasi lain. hubungan owner dengan praktisi akan dirangkum dalam sebuah proyek.

jika masih bingung maka akan perhatikan alur paragraf berikut:

Akademisi/Researcher:

Masalah: Sedimentasi di waduk di Indonesia menjadi masalah dan mempengaruhi kinerja bendungan sehingga biaya operasional menjadi lebih besar daripada keuntungan yang didapatkan.

Pertanyaan: menjadi sebuah pertanyaan apakah eksistensi bendungan tua masih diperlukan atau memang menjadi salah satu pertimbangan untuk penghapusan suatu bendungan?

Output: Melakukan penelitian pada suatu bendungan dan DASnya, penyebab bendungan tersebut mengalami sedimentasi baik secara perubahan tata guna lahan dan lain sebagainya. kemudian melakukan analisa dampak dan perbandingan manfaat bendungan ketika sedimentasi sudah tinggi. sehingga menjadi bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam penghapusan bendungan dan penentuan kebijakan untuk pemerintah.

Owner:

Masalah: Kerugian dalam operasional bendungan akibat sedimentasi.

Pertanyaan: langkah apa yang harus diambil oleh owner sehingga dapat menyelesaikan kerugian dalam operasional tersebut?

Output: Menerima hasil penelitian dari Akademisi/Researcher dan menerapkan dalam suatu kebijakan untuk jangka panjang. membuat project untuk lokasi lain yang terindikasi mengalami masalah yang sama kemudian memberikan keputusan dan penanganan berdasarkan rekomendasi praktisi/penyedia jasa pada lokasi lain.

Praktisi:

Masalah: Sedimentasi di Waduk dari Bendungan A mengalami penurunan kinerja sehingga biaya operasional menjadi lebih besar daripada keuntungan yang didapatkan.

Pertanyaan: Bagaimana rekomendasi yang bisa diberikan dan langkah penanganan untuk Bendungan A?

Output: melakukan perhitungan dan memberikan rekomendasi kepada owner terkait lokasi bendungan A.

dari 3 contoh sudut pandang diatas, dapat diketahui bahwa masing - masing bidang akan mempunyai sudut pandang dan tujuan masing - masing. sehingga perlu adanya penyesuaian tentang apa yang akan menjadi sebuah output dan bagaimana menyelesaikan sebuah masalah tertentu yang bergantung pada sudut pandang masing - masing.

2. Pembahasan Terkait Publikasi, Jurnal, dan Semacamnya Menjadi Penting

Selain dari segi penyelesaian masalah yang tentu saja berbeda, hubungan fungsi kepada 2 arah nyatanya perlu dikaji dari segi sesama researcher. hal ini yang menjadikan nilai dari publikasi dalam bentuk jurnal dan semacamnya menjadi perlu untuk dibahas dan dilakukan. kualitas tulisan dan pembahasan menyeluruh hingga kepada kualitas data menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan kualitas tersebut. bahkan pembahasan awam bagi praktisi seperti upload jurnal di situs tertentu dibahas dalam lingkaran researcher. 

Tentu saja ini akan menjadi hal baru, namun untuk praktisi yang secara khusus merupakan seorang konsultan sepertiku, pembuatan laporan dan penyusunan laporan bukanlah hal yang sulit. namun penilaian terhadap kualitas sebuah jurnal dan batasan dari ide yang dipaparkan menjadi sesuatu yang rumit. praktisi memiliki kebebasan dalam eksplorasi metode dan data, seringkali dikarenakan terbentur oleh kondisi. Namun akademisi memiliki sudut pandang berbeda. secara simpelnya, salah satu parameter yang menjadikan sebuah penelitian itu menjadi baik adalah ketersediaan data. namun nyatanya, pembuatan jurnal atau penelitian yang memiliki keterbatasan data menjadi tidak bisa diterima dengan baik dengan output akhir yang mempengaruhi kualitas penelitian itu sendiri.

3. Waktu Panjang, Pembuatan Skenario dan Perbandingan Metode sangat disarankan

Untuk publikasi 1 penelitian terkadang membutuhkan waktu yang cukup panjang. selain dari pengmabilan data yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, terkadang menggunakan berbagai metode sangat disarankan sebagai pembanding. hal ini dilakukan untuk menguji hipotesa yang dikemukakan. Sebagai contoh, perhitungan menggunakan berbagai metode hujan dan data hujan yang berbeda diperlukan oleh seorang akademisi. bahkan penyaringan data yang lebih ketat juga diperlukan untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas. Oleh karena itu dengan waktu yang cukup panjang, berbagai skenario penelitian bisa dilakukan. 

Berbeda dengan praktisi yang secara waktu terbatas oleh kontrak pekerjaan. sehingga terkadang pengambilan keputusan cukup dengan 1 metode saja. selain itu untuk praktisi konstruksi seperti konsultan di Indonesia, cukup sulit untuk fokus pada 1 pekerjaan saja sehingga pemodelan dan analisa yang dilakukan terpecah untuk kejar target di berbagai paket pekerjaan. hal ini yang menjadi pertimbangan bahwa pengambilan dan pembuatan skenario menjadi terbatas.


Komentar

Hot Mingguan!!

Maaf, Kepada Hidrologist: Jangan Percaya Peta Global dari GIS Enthusiast

 Akhir Akhir ini aku menemukan banyak GIS Anthusiast yang kemudian mereka menerbitkan kode GEE (Google Earth Engine) untuk pembuatan Peta tata guna lahan baik skala global maupun skala regional seperti peta Tata guna lahan Nasional Indonesia. sebuah terobosan, namun maksud dan tujuan para GIS Anthusiast ini sangat berbeda dengan kebutuhan para Hidrologist dan Hidraulic engineer dalam pembuatan model. sehingga Peta global yang mereka buat tidak bisa kita gunakan. ESRI Sentinel-2 Global LULC 10 m Resolution Source:  Esri | Sentinel-2 Land Cover Explorer (arcgis.com) Pembuatan peta Tata Guna Lahan mempunyai banyak fungsi yang disesuaikan dengan kegunaannya. dari pengamatan perubahan tata guna lahan hingga berbagai analisa lainnya. untuk analisa hidrologi, penggunaan tata guna lahan atau tutupan lahan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan basemap untuk model hidrologi. begitu pula dengan analisa hidrolika yang terkadang menggunakan input jenis tutupan lahan dalam penentuan basemap model h

Makalah alat pengukur curah hujan

ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN Makalah tugas akhir ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Ery Suhartanto, ST. M.Pd. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 LUCIA PUTRI RACHMADANI                  145060400111011 FATHINUN NAJIB                                       145060400111027 YOGA OKTA WARDANA                          145060400111028 NUR FITRIA PUSPITAWATI                      145060401111049 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Juni 201 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Hidrologi adalah suatu ilu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifka

Makalah POMPA Hidrolika Saluran tertutup

MAKALAH HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP POMPA Disusun Oleh: Kelompok II Elang Timur                             145060400111015 Fariz Bayu Rachmanto            125060400111074 Galih Rizam Pratama               145060400111024 Gloria Dihan Utomo                145060400111002 Tami Pratiwi                            145060400111007 Yoga Okta Wardana                145060400111028 Yuangga Rizky Illahi              145060400111003 Yudhistira Akbar Z.R              145060400111005 JURUSAN TEKNIK PENG AIRAN FAKULTAS TEKNIK                                                                                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang             Air merupakan sebuah sumber daya yang sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa sumber air, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Karena itu, manusia sangatlah bergantung pada air itu sendiri. Selain dalam kehidupan manusia,