Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tentang Teknik

Berikut 3 Faktor Teknis Umum Mengapa Perhitungan Drainase pada Sistem yang Kompleks Direkomendasikan Menggunakan Rain on Grid?

 Rain on Grid masih menjadi perdebatan bahkan beberapa komentar yang masuk cukup tajam yang secara tidak langsung menyindir drainage engineer dan bagaimana peraturan yang berlaku yang perlu dilakukan update. beberapa masih bertahan dengan "jika dengan cara biasa sudah cukup bisa mewakili dan diterima oleh owner, mengapa tidak?". tentu saja aku disini hanya menulis berdasarkan perkembangan dan permasalahan yang aku terima di lapangan sehingga semuanya bebas berdiskusi, masalah peraturan aku kembalikan kepada pemerintah yang berwenang dan masalah bagaimana model diterima atau tidak tentu saja tergantung pada masing - masing owner. secara keseluruhan aku memberikan akses diskusi yang luas sebagai bentuk kepedulianku terhadap perkembangan dunia konstruksi di Indonesia dan tulisan ini merupakan salah satunya sehingga aku tidak akan mengklarifikasi apapun terhadap persilangan pendapat yang ada. Nah babak terakhir yang aku bahas kali ini adalah studi kasus mengapa rain on grid pada

Mengapa Menuju Bali Macet Total? Begini Penjelasan dan Tips untuk Menyebrang (Part II)

 Mengetahui Kapan Pasang Surut Sudah cukup banyak sebenarnya aplikasi yang bisa diakses untuk mengetahui kapan pasang surut terjadi dengan cukup akurat. data yang digunkan adalah data Automatic Water Level Recorder yang dipasang di beberapa pos Pemantauan Pasut yang ada dan bahkan beberapa aplikasi sudah memberikan metode untuk forecasting hingga beberapa hari ke depan. Kondisi Pasut yang terjadi bisa menjadi referensi apakah ombak akan tinggi atau mungkin akan rendah sehingga mempengaruhi kelancaran dalam perjalanan via laut. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan dan cukup mudah penggunaannya adalah Nautide yang bisa diakses dan didownload melalui Play Store. aku akan mencontohkan jika melalui penyebrangan Ketapang - Gilimanuk yang sedang macet seperti ini, kita bisa melakukan pengecekan kapan pasang dan surut terjadi sesuai dengan pos pemantauan Pasut terdekat. sebagai contohnya adalah pos Banyuwangi yang bisa kita gunakan referensi seperti pada gambar berikut pada Halaman Nautide,

Mengapa Menuju Bali Macet Total? Begini Penjelasan dan Tips untuk Menyebrang (Part I)

 Sudah lama tidak posting karena beberapa hal namun pada akhirnya bisa posting lagi dengan kondisi kami terjebak di Jawa. tidak bisa kembali ke Bali karena kemacetan yang terjadi di pelabuhan penyebrangan Ketapang - Gilimanuk. Sebenarnya bukan cerita baru jika di mudik dan arus balik terjadi kemacetan yang merupakan akibat dari penumpukan kendaraan saat di pelabuhan. kamipun saat berangkat ke Jawa, di Gilimanuk sudah terjadi kemacetan yang membuat kami harus tertahan selama 5.5 jam di pelabuhan. namun kali ini kemacetan di Banyuwangi untuk masuk ke pelabuhan ketapang mengular hingga > 15 km.  Kemacetan Menuju Gilimanuk banyak muncul pertanyaan mengapa? aku mengulas dari beberapa sumber seperti yang disampaikan oleh Dinas Perhubungan Banyuwangi melalui akun instagram maupun melalui akun Kalipuro24jam juga menyebutkan bahwa ada 3 komponen utama dalam faktor kemacetan kali ini, yaitu: Peningkatan volume kendaraan akibat arus balik idul adha dan liburan sekolah Kerusakan pad

Begini Tahapan Pembuatan Layer demi Layer Peta untuk Melengkapi Input Precipitation pada HEC RAS, Studi Kasus Flood Early Warning System Tukad Gelung (Bagian II)

<<  BAGIAN SEBELUMNYA 3. Siapkan Soil Layer Soil layer adalah peta jenis tanah permukaan yang bisa diambil dari berbagai sumber. aku sendiri cenderung lebih suka menggunakan peta dari database HWSD (Harmonized World Soil Database) yang dikeluarkan oleh FAO. data yang disediakan sudah dalam bentuk raster sehingga pemrosesan selanjutnya lebih mudah. selain itu menggunakan HWSD sudah memiliki keterangan untuk klasifikasi hydrologic soil group ke nilai Curve Number. Pada model kebetulan di lokasi hanya ada 1 jenis tanah karena lokasi yang tidak terlalu besar juga. Layer Jenis Tanah Berdasarkan HWSD Layer Jenis Tanah pada Lokasi Studi kemudian barulah sama seperti proses sebelumnya kita buat soil layer dan pada CIVIL GeoHECRAS setelah memasukan layer, kita tinggal pilih pada bagian manning roughness. namun pada HECRAS biasa, kalian perlu membuka RAS Mapper terlebih dahulu kemudian klik kanan pada Map Layer di bagian kiri namun kali ini pilih Create New RAS Layer > Soil Cover

Begini Tahapan Pembuatan Layer demi Layer Peta untuk Melengkapi Input Precipitation pada HEC RAS, Studi Kasus Flood Early Warning System Tukad Gelung (Bagian I)

 Pada post kali ini lebih spesifik dimana aku akan memberikan contoh studi kasus yang telah aku kerjakan. perlu diingat bahwa kalibrasi adalah faktor yang penting dalam pembuatan model sehingga bisa lebih mendekati kenyataan. karena Precipitation pada Unsteady Flow HEC RAS masih banyak yang bingung secara teknisnya dan pertanyaan lebih berkembang lagi yang masuk, maka aku uraikan sedikit. pada post kali ini aku menggunakan analisa Hidrograf Satuan Sintetis SCS dengan SCS Curve Number yang aku uraikan menjadi peta. Drainage Engineer dengan Steady Flow Bisa Menjadi Perdebatan Panjang sepertinya memang banyak yang butuh secara teknis. pertanyaan berlanjut pada bagaimana maksud dan tahapan dari precipitation tersebut pada model 2D di HECRAS. tentu saja ini masih membingungkan mengingat precipitation menjadi debit pada umumnya menjadi produk dari program Hidrologi sedangkan program HE CRAS sendiri lebih melekat sebagai program Hidrolika. tapi memang kenyataannya, program HEC RAS versi terba

PLTS Terapung di Waduk Memang Inovatif, Namun Ada Zona yang Perlu Diperhatikan

 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung menjadi hits beberapa waktu ini hingga dikonstruksi PLTS Terapung di Bendungan Cirata merupakan wujud dari gebrakan terobosan. Kemudian setelah diakomodir dalam Peraturan Menteri PUPR No 6 Tahun 2020 Pasal 105 ayat (6) yang menyatakan bahwa pemanfaatan ruang pada daerah genangan waduk hanya dapat dilakukan untukk kegiatan pariwisata, kegiatan olahraga, budi daya perikanan dan pembangkit listrik tenaga surya terapung. artinya peraturan tersebut secara spesifik menyebut item ini dalam lingkup peraturan.  Hal inilah yang kemudian membuat beberapa kebijakan memberikan akses untuk memasukkan PLTS terapung menjadi salah satu opsi dalam meningkatkan fungsi bendungan sehingga menambah nilai manfaat dari bendungan. hal ini tentunya sebuah poin positif namun perlu diperhatikan bahwa PLTS terapung ini memiliki banyak syarat yang tentunya berhubungan dengan karakteristik waduk. begini ulasannya: Tinjauan Secara Manfaat Secara konsep umum, PLTS Terapung

Masih Banyak yang Bingung tentang Precipitation pada Unsteady Flow HEC RAS. Ini Bisa Muncul pada Model 2D

 Meninjau pada postingan sebelumnya tentang drainase dengan steady flow,  Drainage Engineer dengan Steady Flow Bisa Menjadi Perdebatan Panjang  sepertinya cukup banyak pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana input unsteady flow dengan precipitation pada HEC RAS. tentu saja tahapannya banyak dan akan memakan waktu lama untuk membandingkannya. aku melihat bahwa di beberapa plat form pelatihan masih menggunakan  HEC RAS 4.1. atau bahkan beberapa pelatihan dasar masih menggunkana HEC RAS 4.0.1 yang tentu saja masih banyak fitur yang belum dimasukkan di dalamnya sebagai versi yang lebih up to date.  aku sendiri menggunakan program CIVIL GeoHECRAS yang merupakan program bukan open source dengan beberapa keunggulan lain seperti map editing dan map overlay yang tidak ada di HEC RAS, sehingga model 2D yang menggunakan peta Digital Elevation Model bisa diedit dan dikalibrasi dengan lebih mudah atau pembuatan tanggul, saluran, galian, timbunan menjadi lebih mudah tanpa harus membuka atau melak

Usia Guna Waduk, Aktor Penting Investasi Konstruksi Bendungan yang Wajib Diperhatikan

Perlu untuk disadari bahwa bendungan adalah investasi yang besar yang membawa amanah dan harapan masyarakat di dalamnya. Ketika waduk terisi dengan air, maka investasi itu sudah mulai berjalan dan menjadi sebuah resiko besar jika ditinjau dari segi investasi. Mengapa? Begini ulasannya. Usia Guna Waduk adalah Aktor Utama Sketsa Tampungan Waduk Usia guna waduk merupakan lama sebuah waduk berfungsi dengan optimal yang dihitung berdasarkan debit sedimen yang masuk ke dalam waduk. Kemudian debit tersebut dihitung secara kumulatif sehingga didapatkan volume akumulasi untuk jangka waktu tertentu. Umumnya usia guna waduk dihitung selama 50 tahun. Bukan tanpa alasan, pada usia itu bendungan sudah memasuki masa "peringatan". Sebagaimana dijelaskan pada artikel Ageing Water Storage Infrastructure: An Emerging Global Risk by UNUINWEH in UNU-INWEH Reports disebutkan masalah bukan hanya muncul dari segi sedimentasi namun dari segi keamanan struktur dan biaya pemeliharaan aka

Drainage Engineer dengan Steady Flow Bisa Menjadi Perdebatan Panjang

Pemodelan Hidrolika sekarang ini menjadi senjata utama dalam desain serta evaluasi bangunan mengingat dengan pemodelan Hidrolika kita bisa mengerjakan berbagai macam skenario pemodelan dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga terkadang persamaan empiris masih kurang bisa memuaskan pemilik pekerjaan dalam justifikasi teknis desain yang dilakukan. Namun tentu saja perkembangan model berjalan begitu cepat dan sejak direlease HEC RAS 6.4 pemodelan menjadi lebih kompleks lagi. Lalu bagaimana ini bisa menjadi masalah bagi drainage engineer? begini ulasannya: Drainase pada Jalan Akses Bendungan Tampak Meluap karena Desain Dihitung Typical pada Model Steady Flow Steady Flow vs Unsteady Flow aku akan menjelaskan singkat tentang unsteady flow dan steady flow karena hal ini akan menjadi awal cerita dari perdebatan panjang bersama drainage engineer di Indonesia. hal ini sangat erat dengan 2 jenis aliran yang sering muncul dan pertama kali dipelajari dalam hidrolika Saluran Terbuka maupun Tertutu