Langsung ke konten utama

Ekspedisi Atap Jawa Tengah Mt. Slamet (Part 2 - POS, Push Or Stop?)


BASECAMP – POS 1 PONDOK GEMBIRUNG
Usai perut terisi, kami pun berangkat. Jalan awal merupakan jalan aspal yang tak panjang, kemudian berganti menjadi jalan makadam atau jalan batu. Kiri kanan masih berupa kebun penduduk. Ada pula tempat wisata semacam tempat berfoto kekinian begitu lah. Selanjutnya jalan mulai mengecil menjadi jalan setapak walaupun terdapat bekas ban motor yang menandakan masih ada motor yang melewati tempat tersebut. Dari sinilah jalan mulai benar – benar menanjak. Kami sempat berpapasan dengan pendaki lain saat kami berdua berada di sebuah warung kosong. Katanya 3 jam hingga pos 1? Hmmmm. Sedikit melenceng dari perkiraan, tapi yasudahlah kita jalani saja.

Pendakian versi light pack ini memang sangat bermanfaat untuk perjalanan cepat, bagaimana tidak, ternyata kita hanya satu jam setengah untuk menuju pos 1. Kalau boleh menceritakan, pos 1 namanya adalah pondok Gembirung. Mungkin salah satu kumpulan warung yang akhirnya menjadi pondok termewah yang pernah saya datangi di gunung setelah gunung lawu dengan ikoniknya warung mbok yem. Banyak pendaki lai yang sedang beristirahat di pos 1 ini. Sebagian besar sedang menuju naik. Sedikit bercakap – cakap dengan pendaki lainnya yang baru turun, mereka membawa kabar baik. Singkat cerita pada hari sebelumnya banyak pendaki yang kesulitan menemukan lokasi tenda. Umumnya mereka akan berada di pos 3, 5, atau 7. Namun menurut informasi dari pendaki yang turun, pos 5 dan 7 sudah mulai berkurang jumlah pendakinya sehingga dimungkinkan lebih lapang lokasi untuk mendirikan tenda.

Pondok Gambirung


POS 1 PONDOK GEMBIRUNG – POS 2 PONDOK WALANG
Kami melanjutkan perjalanan, kali ini lebih menanjak dari sebelumnya. Namun banyak terbantu oleh akar pohon yang mencuat di sepanjang trek. Karena cukup dikejar waktu, kami pun memutuskan untuk hanya beristirahat pada pos saja. beberapa rombongan lain juga berjalan menuju pos selanjutnya. Beberapa ada yang kami dahului dan ada pula yang mendahului kami. Hingga akhirnya sekali lagi kami sampai di warung – warung setelah tanjakan yang terjal. Bisa dibilang sangat terjal walaupun ada warung kecil sebagai pos bayangan. Yah tidak ada yang terlalu menarik untuk diceritakan selain ter engah – engahnya nafas. Maklum olahraga juga terbilang sudah cukup jarang semenjak masuk kuliah.

Di pos 2 kami hanya berhenti sebentar saja. atau mungkin bisa dikatakan sangat sebentar. Menghela nafas, mas fachrul beli semangka, aku membuka permen, sudah cusss lanjooot menuju pos 3. Pos 2 ini bernama pondok walang. Sama seperti pos sebelumnya, warung di kiri kanan menghiasi sekitar lokasi pos. ada 3 tenda yang didirikan dengan jarak yang sangat berdempetan mengingat pos 2 menurut saya kurang strategis untuk mendirikan tenda. Dari pos 1 ke pos 2 hanya membutuhkan waktu satu jam 15 menit saja.

Go to Post 3


POS 2 PONDOK WALANG – POS 3 PONDOK CEMARA
Menuju pos 3 mirip – miriplah dengan menuju pos 2. Masih melalui hutan dengan akar – akar pohon. Disini ada pertigaan yang menghubungkan jalur lain menuju jalur ini. Ada plakat antara 2 jalur. Entah jalur apa ada di foto sih hehehe. Yang jelas ketika pulang belok kanan adalah jalur pulang menuju jalur pendakian slamet via bambangan dan belok kiri jalur lain. Membutuhkan waktu satu jam lebih sedikit untuk menuju pos 3. Menurut informasi yang kami terima, pos 3 merupakan pos pendakian gunung slamet yang menjadi salah satu lokasi sumber air di gunung slamet. Walaupun ketika kami bertanya pada orang – orang ataupun pendaki sekitar lebih cocok disebut kubangan air daripada sumber air.

Sesampainya di pos 3 kami langsung berhenti di warung yang berada paling atas. Istirahat sejenak sambil menikmati gorengan dan semangka yang dijual di warung. Bahasa jawa ngapak khas daerah sini diucapkan oleh ibu ibu penjual. Cerita lama jika penduduk yang berjulalan memiliki fisik yang lebih kuat, namun perlu diingat, bahwa mereka juga punya rasa capek. Mengingatkan saya bagaimana pendakian gunung lawu sewaktu kuliah dulu ketika saya menyaksikan bapak – bapak pingsan karena kelelahan. Ataupun di gunung ijen penambang belerang yang sesak nafas setelah semalaman berada di kawah gunung tersebut dan merubah seluruh tubuhnya menjadi berwarna kuning. Bagi kita pendaki gunung mungkin ini adalah salah satu hiburan dan liburan. Namun bagi mereka, ini adalah pekerjaan mereka. Sangat pantas ketika kita harus mendahulukan mereka daripada kita sendiri saat di perjalanan berpapasan dengan orang – orang tersebut.

Pos 3 memang lebih ramai daripada 2 pos sebelumnya. Banyak tenda yang berdiri di pos ini. Beberapa sedang packing untuk turun, beberapa sedang packing untuk naik, beberapa seperti kami sedang berhenti sejenak untuk menghela nafas dan melanjutkan perjalanan. Kami memang merencakanan kalau tidak di pos 5 ya di pos 7 untuk mendirikan tenda kami. Sejenak beristirahat dan kami pun melanjutkan perjalanan. Nah disini ada satu sesi yang saya terlewat. Bisa dikatakan kami berdua terlewat yaitu pos 4. Pos yang paling terkenal di jalur pendakian gunung slamet via bambangan.

Persimpangan Jalur Pendakian


POS 4 GERBANG SETAN SAMARANTHU
Ceritanya pos 4 bernama samaranthu. Ada pohon yang membentuk sebuah gerbang dan pendaki melewati bawah nya. Menurut cerita, pos 4 menjadi gerbang dunia lain atau gerbang hantu. Sehingga banyak sekali cerita mistis yang ada di pos ini. Di pos ini tidak ada warung – warung yang berdiri seperti pada pos lain sehingga kami berdua pun seolah terlewat dari pos ini. Terus saja jalan melewati pepohonan demi pepohonan hingga akhirnya pun kami sampai di pos 5.

Pos 5 merupakan salah satu pusat mendirikan tenda favorit yang ada di pendakian gunung slamet via bambangan. Mengapa? Disini ada sumber air vroh. Warung disini juga terbilang yang paling banyak dengan daerah datar yang cukup luas. Pada daerah atas dari pos 5 juga banyak ditemukan tempat – tempat datar lain yang bisa digunakan sebagai lokasi mendirikan tenda apabila pada pos 5 nya sendiri dirasa sudah penuh sesak. Ada shelter pula yang berada di akhir bagian atas pos 5. Lalu sumber air? Ada di bagian bawah disamping shelter. Apabila dari arah menanjak, shelter akan berada di kanan jalur kemudian persimpangan ke arah bawah yang cukup curam itulah tempat sumber air berada. Aliran kecil dari sungai yang konon katanya hanya mengalir pada musim penghujan seperti ini saja.

 
Yook Gorengan duluu

Kami bertemu dengan anak – anak SMA yang sempat bertemu di basecamp. Berangkat setelah kita namun sampai bersamaan di pos 5. Maklum jiwa muda mah masih strong – strongnya. Masih sangat semangat walaupun terkadang safety masih kurang diperhatikan. Sedikit berbincang dengan mereka dan tiba tiba byuuurrrr. Hujan deras melanda tempat itu. Kami pun berteduh di bawah warung. Mas fachrul berada di bawah shelter memegang tasnya agar tidak terkena hujan. Seingetku sih posisi kita sampai di pos 5 sekitar jam 12 siang dan hujan deras mengguyur. Aku sempat melihat ke bawah tempat sumber air berharap ingin tau seperti apa rupanya, namun karena turunan terjal dan ditambah guyuran hujan yang membuat jalan turun terjal tersebut menjadi lebih licin, keputusannya? Ah malas sekali. Aku pun cukup diam di warung membawa botol kosong yang aku gunakan untuk mengisi air dari air hujan.

Cukup lama hujan berlangsung, mungkin sekitar 30 menit. Ketika terlihat mereda aku pun berbincang dengan mas fachrul, camp di pos 5? Atau naik? Yah melihat kondisi pos 5 yang sudah cukup penuh sesak, sepertinya kami akan lebih menikmati apabila naik saja menuju pos selanjutnya. Lebih baik lagi bila sampai di pos 7 karena lebih dekat dengan puncak. Namun baru berjalan beberapa meter, eh kami menemukan sebuah tempat camp yang cukup nyaman berada di antara pos 5 dan pos 6. Disini tempat luas dan tertutup dengan baik oleh pohon – pohonan sehingga angin ataupun hujan yang menerpa tidak akan terlalu buas menghantam tenda. Selain itu di lokasi seperti ini pun relatif lebih hangat daripada tempat yang terbuka.

Tenda Kesayangan


Sebelum hujan kembali mengguyur, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di tempat itu. Ada 2 buah tenda di bawah kami. Sedang diatas kami, dengan tempat yang cukup enak juga terdapat 3 tenda dari rombongan lain. Di samping lokasi tenda kami juga masih cukup luang karena tendaku yang berkapasitas 2 orang tidak memakan tempat terlalu luas. Sedikit unik kali ini adalah flaysheet kesayanganku tertinggal di kota halaman. Yah kebetulan di kantor sedang ada renovasi pelebaran ruang engineer, ada beberapa potong plastik penutup yang kemudian aku sulap menjadi flaysheet. Berbekal plastik tersebut, staples, dan lakban. Bum jadilah flaysheet tenda versi Engineer. Hehehehe.

Tenda berdiri? Yah lalu mungkin aku skip saja karena yang kami lakukan hanyalah makan tidur makan tidur hingga malam tiba.



"I don't think anyone can define the heart and feelings. even if you believe for a long time it will not change. people will just come, stop for a moment, and then leave or die. so is feeling. but when you try to do good, good people will stop for a long time with you, either maybe until you die or disappear on your journey." 





Komentar

Hot Mingguan!!

Maaf, Kepada Hidrologist: Jangan Percaya Peta Global dari GIS Enthusiast

 Akhir Akhir ini aku menemukan banyak GIS Anthusiast yang kemudian mereka menerbitkan kode GEE (Google Earth Engine) untuk pembuatan Peta tata guna lahan baik skala global maupun skala regional seperti peta Tata guna lahan Nasional Indonesia. sebuah terobosan, namun maksud dan tujuan para GIS Anthusiast ini sangat berbeda dengan kebutuhan para Hidrologist dan Hidraulic engineer dalam pembuatan model. sehingga Peta global yang mereka buat tidak bisa kita gunakan. ESRI Sentinel-2 Global LULC 10 m Resolution Source:  Esri | Sentinel-2 Land Cover Explorer (arcgis.com) Pembuatan peta Tata Guna Lahan mempunyai banyak fungsi yang disesuaikan dengan kegunaannya. dari pengamatan perubahan tata guna lahan hingga berbagai analisa lainnya. untuk analisa hidrologi, penggunaan tata guna lahan atau tutupan lahan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan basemap untuk model hidrologi. begitu pula dengan analisa hidrolika yang terkadang menggunakan input jenis tutupan lahan dalam penentuan basemap model h

Makalah alat pengukur curah hujan

ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN Makalah tugas akhir ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Ery Suhartanto, ST. M.Pd. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 LUCIA PUTRI RACHMADANI                  145060400111011 FATHINUN NAJIB                                       145060400111027 YOGA OKTA WARDANA                          145060400111028 NUR FITRIA PUSPITAWATI                      145060401111049 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Juni 201 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Hidrologi adalah suatu ilu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifka

Makalah POMPA Hidrolika Saluran tertutup

MAKALAH HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP POMPA Disusun Oleh: Kelompok II Elang Timur                             145060400111015 Fariz Bayu Rachmanto            125060400111074 Galih Rizam Pratama               145060400111024 Gloria Dihan Utomo                145060400111002 Tami Pratiwi                            145060400111007 Yoga Okta Wardana                145060400111028 Yuangga Rizky Illahi              145060400111003 Yudhistira Akbar Z.R              145060400111005 JURUSAN TEKNIK PENG AIRAN FAKULTAS TEKNIK                                                                                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang             Air merupakan sebuah sumber daya yang sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa sumber air, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Karena itu, manusia sangatlah bergantung pada air itu sendiri. Selain dalam kehidupan manusia,