Ekspedisi Trio Arjuna Part 1 (Here we Go!!)


12 Oktober 2013

          Pagi itu masih terasa setengah normal. Barang – barang di rumah sudah terpacking rapi, tetapi sekolah masih kami jalani seperti biasanya. Satu demi satu pelajaran kami lalui. Bahkan hari itu ada jadwal ku untuk olahraga berenang. Seakan nanti tak akan kemana – kemana. Seakan nanti tak akan terjadi apa – apa. Seakan hari itu kami akan terus berada di kota kecil kami. Kota Lumajang nan indah.
          Memang hari itu Aku, Khafidz, dan Purwo telah merencanakan untuk mendaki sebuah gunung di daerah kabupaten pasuruan sana. Mungkin para pendaki tidak asing dengan gunung arjuna dan gunung welirang. 2 gunung eksotis yang sore ini akan kami daki. Rencana memang cukup matang. Setelah pulang sekolah dan mendapatkan teman mendaki, kami berangkat naik bis menuju pos pendakian. Sayang sekali, teman mendaki yang kami harapkan tak kunjung kami dapatkan. Hingga sekitar pukul 10.00 pagi kami dapat seorang teman dari Lamongan yang akan naik juga pada hari itu.
          Sekitar pukul 13.00 kami sudah siap untuk berangkat. Khafidz sudah menunggu aku dan Purwo di Ranuyoso. Tetapi seperti biasa, karena beberapa hal, kami akhirnya baru berangkat menuju rumah Khafidz di Ranuyoso sekitar pukul 14.00 WIB naik motor Purwo. Naik motor dengan membawa 2 tas Carrier memang sedikit menyiksa punggung. Apalagi jalanan menuju Ranuyoso yang banyak menanjaknya. Dan pada akhirnya kami sampai dan berangkat naik bis dari rumah Khafidz sekitar pukul 15.00 WIB.
          Sebuah Bus yang kami tumpangi kali itu menuju Arah Surabaya. Memang ketika kita akan menuju pandaan dari arah selatan, kita tidak bisa langsung menuju kota pandaan tersebut. Kita harus oper bus ke Bus Jurusan Malang – Surabaya atau Surabaya – Malang. Awalnya rencana kami akan turun di Terminal Kota Probolinggo kemudian menuju Pandaan dengan menggunakan Bus Jurusan Malang. Tetapi saat itu kernet bus yang kami tumpangi mengatakan lebih enak menuju pandaan dengan bus jurusan Surabaya karena tidak melelui terlalu banyak oper bus nantinya. Karena merasa lebih simple, kami pun memilih untuk ikut bus tersebut.
Makan malam di Pos Pendaftaran

          Satu demi satu tempat kami lewati, sampai akhirnya kita tiba di Pasuruan dan hampir sampai di tempat nantinya kita oper bus. Orang bilang sih namanya Apollo, tetapi sialnya karena ada semacam pawai, bus jadi tidak bisa lewat jalanan normal dan tidak bisa lewat Apollo. Akhirnya kami harus turun dan naik sebuah Angkot dengan model Elf menuju Gempol. Dari gempol, kami harus naik Elf lagi menuju terminal pandaan. Teman – teman yang dari Lamongan telah berangkat menuju pos karena takut kehabisan angkot menuju tretes malam itu.
          Sekitar pukul 19.00 kami sampai di Terminal pandaan. Sedikit lelah karena kami telah perjalanan jauh menggunakan berbagai angkot dan bus. Setelah akhirnya sampai pada terminal pandaan, kami langsung mendapat angkot menuju Tretes, tempat pos perijinan ada. Sepanjang perjalanan, kami sempat tertidur, mungkin karena kelelahan. Tetapi sempat juga kami melihat candi Jawi yang eksotis sebelum sampai di Pos perijinan.
          Tretes ternyata tempat wisata yang cukup ramai. Banyak terlihat turis dan wisatawan, pasar malam juga menjadi tempat yang ramai dikunjungi, juga terdapat banyak hotel di tempat ini. Salah satunya yang berada di depan pos perijinan. Kami turun tepat di depan pos perijinan tersebut dan langsung mendaftarkan diri untuk segera naik. Untungnya disini masih terjangkau oleh sinyal sehingga kami masih bisa berhubungan dengan tim yang dari kota Lamongan tersebut.
          Akhirnya kami bertemu dengan tim yang dari Lamongan tepat di depan pos perijinan. Kami pun segera berkenalan dengan mereka yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek. Mereka jauh umurnya diatas kami, tetapi menurutku mereka cukup santai. Sebelum berangkat, aku, Khafidz dan Purwo memutuskan untuk mengisi perut kami karena sudah cukup lama semenjak selama di perjalanan kami belum makan apapun. Kali ini Khafidz yang membawa makanan yang menjadi pahlawan kami. Sebuah bungkusan berisi nasi, mie dan ayam kami santap bertiga.
          Segera setelah makan, kami berangkat. Saat itu waktu menunjukkan pukul 21.20 WIB. Cukup malam untuk memulai track menuju pos. tetapi ternyata malam ini banyak pendaki lain yang juga berangkat hampir bersamaan dengan kami. Sehingga perjalanan pun menjadi cukup ramai. Medan awal yang kami tempuh cukup lumayan untuk digunakan pemanasan. Tanjakan cukup miring yang ada di belakang pos menjadi awalan kami dalam memulai perjalanan. Tak lupa juga kami berdo’a sebelum memulai perjalanan kali ini.

Makan malam di Pos Pendaftaran

          Keluar dari tanjakan awal tadi, kami menemui jalan yang utama dan tak beberapa jauh dari jalan tersebut, kami sampai di Pos pet Bocor. Bukan seperti pada pos biasanya. Ketika kami sampai, kami malah tertawa karena menurut kami itu adalah warung. Dan ajaibnya memang warung. Disebelah warung pos pet bocor tersebut ada sebuah pipa air yang mengeluarkan air tempat para pendaki mengambil air sebelum melanjutkan perjalanan.
          Usai mengambil air, kami melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya yaitu pos kokopan. Jalanan yang kami lalui kembali menanjak, beberapa orang yang juga mendaki ternyata kelelahan pula pada jalur kali ini. Jalanan berbatu juga menjadi sebuah tantangan tersendiri karena member tekanan yang jauh lebih berat pada kaki kitaketika melangkah. Tetapi kami terus melangkah, meskipun sedikit melambat karena salah satu kawan kita dari Lamongan entah bernama mbak Ike atau siapa hehehe sorry lupa namanya sedikit terengah – engah.
          Kami akhirnya berhenti dan beristirahat di sebuah tempat yang konon biasanya ada orang jualan cilot disini. Hahaha, ada – ada saja di tengah gunung ada orang yang jualan cilot, tetapi kata teman – teman kita yang dari lamongan memang begitu adanya. Akhirnya karena mereka harus berjalan lebih lambat, kami bertiga akhirnya memutuskan untuk berjalan sendiri dengan kecepatan berjalan kami bertiga.
          Kami berjalan dengan cukup cepat menuju Pos Kokopan. Beberapa tim lain juga berjalan bersama kami, tetapi tetap saja pada akhirnya kami meninggalkan mereka. Purwo ternyata sudah mulai kelelahan, rasa kantuk mulai menyerang dan memaksa kami untuk berjalan lebih lambat. Untung saja kami segera sampai di Pos Kokopan. Masih terlalu gelap untuk melihat sekitar, tetapi yang kami tahu disana ada beberapa buah tenda yang telah berdiri dan sebuah rumah seperti gubuk.
          Saat itu pukul 23.30 WIB dan hal pertama yang tefikir ketika kami segera tiba disana adalah mendirikan tenda karena rasa kantuk dan lelah sudah sangat menyiksa. Kami memutuskan untuk mendirikan Tenda tepat disamping Gubuk tadi karena menurut kami angin tidak akan berhembus terlalu keras ke arah kami karena arah angin yang tertutup oleh gubuk disamping kami. Segera Setelah tenda berdiri, kami segera masuk. Mengistirahatkan semua yang perlu diistirahatkan, mengisi tenaga, dan mempersiapkan diri untuk perjuangan yang mungkin akan lebih berat untuk keesokan harinya. Tetapi kami pasti bisa, kami yakin bisa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Analisa Keruntuhan Bendungan Cirata dan Jatiluhur Begitu Kompleks? Bahkan Bisa Membutuhkan Ratusan Skenario yang Perlu untuk Dimodelkan

Day Hiking Fuji, Timeline, Kurang dari 5 Jam Sampai Puncak!!

Menyusuri Lembah Shosenkyo, Jungle Track, Air terjun, dan Rope Way