Malinformasi Narasi Selamatkan Raja Ampat

Minggu ini aku akan membuat postingan tepi jurang. Aku akan memberikan sudut pandang (POV) lain tentang narasi dari tagar #saverajaampat. Yang aku kritisi adalah bagaimana pembawaannya berpotensi membawa malinformasi.


Untuk yang ingin menyimak dari versi audio dan visual, kalian bisa klik link dibawah ini:

Youtube

Tiktok


Kronologi

Jadi aku coba pelajari, ada beberapa faktor hal ini booming tapi paling awal bermula dari kegiatan Indonesia Critical Minerals Conference (ICM) 2025 di hotel Pullman Jakarta. Nah sewaktu kegiatan, akh kutip dari deduktif.id di instagram (1), ada 4 orang yang ditangkap karena protes. Ya mereka bikin tulisan dll akhirnya dibawa keluar. Lalu boom viral nih video dan orang orangnya digorenglah jadi tagar. Sewaktu aku ngetik ini, sudah di repost 1.5 juta. Selanjutnya ada video tuh dari greenpeace, memperlihatkan beberapa pulau yang ada sedang dikeruk (2) menunjukkan beberapa lokasi yang terjadi kerusakan karena Tambang Nikel. Sebelum masuk pembahasan, aku tidak mengendorse kerusakan alam, jelas menentang. Lain kali aku bahas detail paradoxnya. Namun kita fokus bagaimana narasi dan video ini disusun dengan dibumbui aspek yang membuatnya menjadi malinformasi. 

Malinformasi itu sebuah informasi yang pada dasarnya benar, tapi dipresentasikan agar terjadi miss informasi.

Potensial malinformasi

Pertama, kalian harus cermat dengan lokasi. Raja Ampat adalah sebuah kabupaten di provinsi papua barat yang artinya cukup luas. Dari peta batas kabupaten raja ampat, maka kalian akan melihat beberapa pulau di dalamnya. Aku contohkan dari peta yang diterbitkan oleh PU ini dimana mengutip dari peta kota blogspot, ada sekitar 1850 pulau di kabupaten ini.

Nah poin pertamanya dari sini, tagar #saverajaampat ini merujuk pada apa? Selamatkan kabupaten? Atau lokasi spesifik pulau? Kita simpan dulu pertanyaan ini.

Masuk ke poin ke dua. Aku paham sebagian dari kalian belum pernah ke kabupaten raja ampat atau lebih spesifiknya wisata raja ampat. Tapi jika di dalamnya ada 1850 pulau, dimana sih letak wisatanya? Jawabannya banyak. Tapi yang paling terkenal adalah pulau wayag dengan gugusan pulau karstnya. Nah permasalahannya ada pada narasi di poin kedua ini. Di video kalian bisa lihat video dari greenpeace, dimana di video pulau ada gugusan pulau kecil, sepertinya diambil di pulau wayag atau Piaynemo yang juga mirip dengan pulau Wayag. Tiba tiba video berpindah ke pulau yg terbuka karena galian tambang Nikel. Lah dimana malinformasinya?

Aku kutip dari tempo.co (3). Ternyata pulau di video tersebut yg ada tambang Nikelnya ada dari dokumentasi di pulau Gag, pulau Kawe, dan Pulau Batang Pele. Lah jadi bukan di pulau di video pertama.

Kita sambung sekarang dengan poin 1. Aku ibaratkan seperti kabupaten Malang, luas banget kan? Didalamnya ada Hutan di Lereng Gunung Arjuna dan Universitas Malang di Kota Malang. Narasi kemudian berbunyi, "POV ketika kamu dapat kabar tentang hutan di Malang (videonya di hutan lereng arjuna) yang mau dijadikan ekspansi gedung Kampus Universitas Malang" (berubah jadi gambar kampus Universitas Malang). Lalu tagar #saveMalang

Malang disini konteks sebagai kabupaten, setara dengan Kabupaten Raja Ampat. Hutan itu asri, indah, nature banget, objek wisata, sama kayak pulau pertama di video, lokasi aslinya? Di hulu, diatas banget kota Batu. Sedangkan Universitas Malang? Di bawah. Sama kayak video itu. Kita asumsikan sajalah lokasinya di Piaynemo. Pulau Gag sekitar 45 km di barat Piaynemo, pulau Kawe 60 km di utara Piaynemo, dan pulau Bagangpele 30 km di utara Piaynemo. Broooooo. Jauuuh. Masih dekat hutan di lereng gunung arjuna hanya 19 km dari kota Malang.

Narasi seolah dibuat iniloh hutan yang indah. Bakal dibabat jadi kampus. Setara kayak video itu, iniloh pulau yang indah diubah jadi tambang Nikel. Lah tagarnya save kabupaten, bukan save pulaunya.


Trend tanpa Ilmu

Informasinya benar, aku yakin orang banyak yang setuju untuk membenahi sistem pertambangan yang jauh lebih ramah lingkungan. Tapi tidakkah kalian merasa bodoh? Disediakan dan diyakinkan oleh konten malinformasi? Jika informasi disajikan video sebelum dan sesudah ada tambang di pulau Gag misalnya, aku yakin tanpa memberikan aspek malinformasi juga banyak yang mendukung untuk menyelamatkan pulau Gag. Sejatuh itukah cara kita memandang informasi dan sejatuh itukah intelegensi kita hingga konten kreator merasa informasi bodong lebih menjual?

Ah sepertinya benar. Sudah jatuh. Gimana perasaan kalian kalau tagar menolak perusakan kabupaten Malang, videonya di hutan lereng gunung Arjuna, menolak ekspansi kampus Universitas Malang, tapi gambar background Tagar di Gazebo Raden Wijaya UB? Dan kalian bagian 1.6 juta orang yang terdampak malinformasi. Ah maaf, ini setara dengan apa yang kalian posting. Itu gambar Pulau Rufas, di sebelah timur Piaynemo dan tidak ada hubungannya dengan tambang Nikel. Selamat atas malinformasinya.

Eh iya, untuk yang menganggap post ini menyetujui polusi, coba baca buku Humans are not for Earth karangan Ellis Silver. Kalian akan dapat insight baru dan sudut pandang baru dan mungkin mulai mencoba berfikir kritis.



Sumber:

1) deduktif.id: https://www.instagram.com/reel/DKcCioBSxCw/?igsh=c2NmdDA2OGJkMXk3

2) Greenpeace: https://www.instagram.com/reel/DKeA88RBjeK/?igsh=anE0MXhhZzVqOTJ6

3) Tempo.co: https://www.tempo.co/hukum/tagar-save-raja-ampat-ramai-di-media-sosial-ini-kata-greenpeace-1653280/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhir - Akhir ini Desain Peredam Energi pada Bendung Seringkali Asal, Begini Contoh Kasus yang Seringkali Terjadi

Makalah alat pengukur curah hujan