Langsung ke konten utama

Bendungan dengan Inti Aspal Tidak Selalu berakhir "Murah". Mengulas Penambahan Pasir Bulat Alami pada Campuran Material Aspal Beton

Melanjutkan dari Bendungan dengan Inti Aspal Beton yang aku rasa perlu ditulis selanjtunya sebagai catatan dari pembangunan Bendungan Tamblang adalah rekomendasi dari expert inti aspal terkait dengan campuran aspal beton yang meminta untuk:

"komposisi agregat di tambahkan pasir bulat alami sebanyak 15% dari total agregat agar lebih fleksibel".

Rekomendasi yang disampaikan dikarenakan kurang memuaskan sampel hasil uji awal. aku tidak akan membahas bagaimana sampel tersebut, tapi ulasan kedua ini tentang bagaimana penambahan Material pasir bulat alami ini bisa mempengaruhi murah dan tidaknya biaya dari inti aspal beton. 

Hasil Aspal Beton

Apa itu Pasir Bulat Alami?

Material pasir bulat alami adalah material pasir yang merujuk pada jenis pasir yang terdapat di sungai dan telah mengalami proses abrasi yang cukup lama sehingga memiliki bentuk butiran yang membulat atau melengkung. jadi butir material pasir bulat alami ini akibat dari berbagai proses fisik yang membentuk material tersebut dengan gesekan dan dorongan aliran sungai. lambat laun batuan - batuan tersebut terkikis dan memecah menjadi partikel yang lebih kecil dan lebih membulat.

Pasir rounded di sungai dibentuk melalui proses berikut:

  1. Abrasi:  aliran sungai yang membawa material hingga saling bergesekan dan memnyebabkan perlahan - lahan terkikis hingga membentuk material yang lebih kecil dan bulat.
  2. Transportasi: Partikel sungai terbawa oleh aliran sungai hingga ke area yang lebih datar dan lebih tenang.
  3. Sedimentasi: ketika aliran sungai melambat, maka partikel sungai yang terbawa akan terendap di dasar sungai.
  4. Sirkulasi: Proses transportasi dan sedimentasi yang terjadi berulang - ulang sehingga material rounded akan terendap dalam siklus yang berkelanjutan.

Nah dari penjelasan diatas, sebenarnya contoh paling gampangnya adalah material yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai material inti aspal adalah material pasir dari sungai yang mengalir sepanjang tahun. pada beberapa kasus seperti pada bendungan Tamblang, pasir yang digunakan umumnya merupakan pasir dari Karangasem dimana pasir tersebut berasal dari gunung Agung. transportasi material vulkanik pada umumnya terjadi hanya beberapa kali saja dalam setahun dengan jumlah yang cukup besar atau biasa kita sebut dengan banjir lahar dingin. pada kondisi inilah transportasi sedimen dan material pasir terbawa untuk selanjutnya terdeposit dan ditambang. kondisi ini menyebabkan material pasir yang ada tidak berbentuk bulat karena material yang ada tidak cukup terkena abrasi.

masih di Bali, berbeda dengan material pasir yang ditambang di sungai Unda (Tukad Unda) yang sepanjang tahun teraliri air. material yang ada lebih bulat karena terkena proses abrasi yang cukup dari air yang mengalir. 

Mengapa Pasir Bulat Alami Menjadi Rekomendasi?

Pada kasus bendungan Tamblang, rekomendasi tersebut muncul dari expert setelah didapatkan hasil pengujian Triaxial di NGI, OSLO kurang memuaskan. namun secara referensi, hal ini sudah muncul di beberapa literatur seperti pada BAB 6.2.  Karya Kaare Hoeg, 1993. di bagian bawah terdapat kalimat:

"in order to increase the workability and compactibility, naturally rounded sand is often added with a gradation which complies with the Fuller curve."

selain itu, hal ini juga muncul dalam beberapa jurnal seperti Jurnal Asphalt Core Embankment Dams in Turkey - Dam Design, Core Material, and Construction karya M. Smesnik, S. Kristic, S. Guven, dan M. Verdianz. menyebutkan kalimat dengan inti yang sama. 

"For the purpose of increasing workability, natural sand or gravel with certain amount of surface rounded particles can be added."

Penambangan Pasir Sungai Daya, Material Bulat Alami

Material Pasir Bulat Alami Berpotensi Menambah Biaya

Pemilihan dan penambahan material pasir ini berhubungan dengan bagian 1 dimana perubahan material yang ada berpotensi untuk menambah biaya yang direncanakan. material paling murah merupakan material yang diambil dari lokasi proyek itu sendiri namun apabila pada kondisi ketersediaan material pasir yang diperlukan dan ditentukan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka material ini perlu untuk didapatkan dari luar. masalah yang timbul adalah ketersediaan material pasir bulat alami yang ditambang dari sungai sangatlah terbatas secara kuantitas. khususnya untuk campuran aspal beton sebagai inti bendungan, tentu saja hal ini akan cukup berat dalam pemenuhan kuantitasnya.

sebagai contoh material yang umum digunakan di Bali sebagai campuran beton merupakan material pasir vulkanik dari karangasem yang merupakan material dari hasil gunung Agung. tentu saja seperti yang aku jelaskan sebelumnya bahwa material tersebut kurang terkena abrasi sehingga bentuknya relatif tajam. pasir sungai sendiri yang jumlahnya terbatas dapat menambah biaya konstruksi sehingga dengan biaya pasir tersebut yang menjadi relatif, maka tentu saja ini menambah daftar bahwa inti aspal beton harus dikaji secara komprehensif terlebih dahulu sebelum bisa dilakukan claim bahwa jenis bendungan dengan inti aspal bisa lebih murah.

Kondisi lebih murah dan lebih mahal dari inti aspal beton pada bendungan bisa dijabarkan dari 2 hal sebagai berikut:

  1. ketersediaan material pasir yang diperlukan tidak jauh dan kuantitasnya cukup.
  2. hasil pengujian triaxial dan pendukungnya baik sehingga tidak perlu adanya penambahan material pasir bulat alami untuk ditambahkan.

Komentar

Hot Mingguan!!

Maaf, Kepada Hidrologist: Jangan Percaya Peta Global dari GIS Enthusiast

 Akhir Akhir ini aku menemukan banyak GIS Anthusiast yang kemudian mereka menerbitkan kode GEE (Google Earth Engine) untuk pembuatan Peta tata guna lahan baik skala global maupun skala regional seperti peta Tata guna lahan Nasional Indonesia. sebuah terobosan, namun maksud dan tujuan para GIS Anthusiast ini sangat berbeda dengan kebutuhan para Hidrologist dan Hidraulic engineer dalam pembuatan model. sehingga Peta global yang mereka buat tidak bisa kita gunakan. ESRI Sentinel-2 Global LULC 10 m Resolution Source:  Esri | Sentinel-2 Land Cover Explorer (arcgis.com) Pembuatan peta Tata Guna Lahan mempunyai banyak fungsi yang disesuaikan dengan kegunaannya. dari pengamatan perubahan tata guna lahan hingga berbagai analisa lainnya. untuk analisa hidrologi, penggunaan tata guna lahan atau tutupan lahan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan basemap untuk model hidrologi. begitu pula dengan analisa hidrolika yang terkadang menggunakan input jenis tutupan lahan dalam penentuan basemap model h

Makalah alat pengukur curah hujan

ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN Makalah tugas akhir ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah hidrologi teknik dasar yang diampu oleh Dr. Ery Suhartanto, ST. M.Pd. OLEH : YUANGGA RIZKY ILLAHI                                   145060400111003 LUCIA PUTRI RACHMADANI                  145060400111011 FATHINUN NAJIB                                       145060400111027 YOGA OKTA WARDANA                          145060400111028 NUR FITRIA PUSPITAWATI                      145060401111049 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNIK TEKNIK PENGAIRAN Juni 201 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Hidrologi adalah suatu ilu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini. Meliputi berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifka

Makalah POMPA Hidrolika Saluran tertutup

MAKALAH HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP POMPA Disusun Oleh: Kelompok II Elang Timur                             145060400111015 Fariz Bayu Rachmanto            125060400111074 Galih Rizam Pratama               145060400111024 Gloria Dihan Utomo                145060400111002 Tami Pratiwi                            145060400111007 Yoga Okta Wardana                145060400111028 Yuangga Rizky Illahi              145060400111003 Yudhistira Akbar Z.R              145060400111005 JURUSAN TEKNIK PENG AIRAN FAKULTAS TEKNIK                                                                                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang             Air merupakan sebuah sumber daya yang sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa sumber air, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Karena itu, manusia sangatlah bergantung pada air itu sendiri. Selain dalam kehidupan manusia,