Salah satu aspek yang sangat penting untuk mengetahui
mutu dan kelas air adalah aspek biologi. Seluruh kegiatan makhluk hidup yang
ada di air maupun di sekitar air akan mempengaruhi bagaimana kualitas air
tersebut. Setiap hasil pengukuran dan hasilnya akan pula mempengaruhi bagaimana
kualitas air dari suatu sumber air. Hingga akhirnya menjadi salah satu
parameter yang penting untuk menentukan kualitas dan kelas air tersebut.
Kandungan unsur biologi yang ada di
air menjadi penting untuk diamati guna menentukan bagaimana kualitas air
tersebut dikarenakan bagaimana unsure biologi itu nantinya mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup lainnya. Manusia sebagai salah satu pengguna air itu
sendiri memilki batasan – batasan tertentu dimana tubuh manusia masih akan bisa
menetralisir. Akan tetapi ketika batas tersebut terlampaui, unsure biologi
tersebut akan mmpengaruhi kondisi kesehatan manusia itu sendiri.
Berikut adalah beberapa aspek
biologi yang akan dibahas oleh penulis.
A.
Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah makhluk hidup
penghuni yang umumnya bersel satu dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
karena memiliki ukuran yang sangat kecil. Terlalu kecil untuk bisa dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme bisa berada dimanapun dan hidup dimanapun
sesuai dengan sifat dan jenis dari mikroorganisme yang bersangkutan. Di udara,
air, maupun tanah, selalu ada mikroorganisme yang hidup disana.
Air yang menjadi salah satu tempat
tinggal mikroorganisme tidak bisa dihindari bahwa dimanapun air tersebut berada
memiliki kemungkinan terdapat mikroorganisme disana. Sehingga perlu untuk
diteliti dan dilakukan pengetesan untuk membuktikan apakah ada mikroorganisme
yang hidup di air tersebut. Jika pun ada, mikroorganisme apa yang ada pada air
tersebut dan adakah kemungkinan bahaya
yang mungkin akan mempengaruhi sedikit
atau keseluruhan organ dan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Untuk parameter air, biasanya yang
digunakan sebagai acuan adalah bakteri dari jenis coliform. Bakteri
tersebut berasal dari sumber yang sama dengan organisme patogenik. Bakteri
Koliform cukup mudah diidentifikasi dan pada umumnya terdapat dalam jumlah yang
lebih banyak dibandingkan dengan patogen yang lebih berbahaya. Selain itu,
karakteristik cara penanganan bakteri coliform di lingkungan, instalasi
pengolahan limbah serta instalasi pengolahan air memiliki banyak kesamaan
dengan banyak patogen. Oleh karena itu, pengujian keberadaan bakteri coliform
merupakan metode yang rasional sebagai indikasi keberadaan bakteri patogen lain
di lingkungan.
Pengujian pada bakteri coliform itu
sendiri akan dibedakan menjadi 2 lagi yaitu :
1. Total
Coliform
Total Coliform merupakan Tes yang
paling dasar untuk mendeteksi kontaminasi bakteri dari pasokan air. Total
Coliform termasuk dalam keluarga Enterobacteriaceae dan genus
Escherichia dengan karakteristik bakteri yang mempunyai bentuk batang,
gram negatif, sangat motil, tidak berspora, dan bersifat aerobik fakultatif
dengan memanfaatkan oksigen pada kondisi aerob dan melakukan fermentasi pada
kondisi anaerob.
Total coliforms:
termasuk bakteri yang dapat ditemukan di lingkungan tanah dan air yang telah
terpengaruh oleh air permukaan serta limbah pembuangan kotoran manusia dan
hewan. Sehingga
cakupannya luas dan bermacam – macam. Total Coliform akan memperlihatkan
bagaimana keberadaan bakteri patogen lainnya. Sehingga ketika tes Total
Coliform menunjukkan hasil yang sangat banyak, maka bisa dipastikan terdapat
berbagai bakteri patogen lainnya yang dapat merusak dan mengganggu kehidupan
organisme lain apabila mengkonsumsi air tersebut.
Bakteri yang termasuk dalam Total
Coliform akan memberikan efek dan dampak yang tidak langsung. Tetapi ketika
angkanya besar, besar kemungkinan efek yang diakibatkan dari pengonsumsian air
tersebut akan banyak. Umumnya akan mengakibatkan lebih dari 1 keluhan yang
terjadi setelah mengkonsumsi air tersebut. Hal ini diakibatkan karena
kemungkinan besar bukan hanya ada Bakteri coliform saja di air tersebut tetapi
ada bakteri patogen lain yang bisa jadi lebih berbahaya apabila dikonsumsi
dalam batasan tertentu.
Total coliform yang masih bersumber
dari macam – macam sumber, dapat sebagai indikasi bahwa pencemaran terjadi
karena lingkungan. Entah itu karena limbah yang dibuang oleh manusia,
pembusukan hewan yang telah meninggal, atau pencemaran lainnya.
2. Fecal
Coliform
Fecal Coliform merupakan tes
lanjutan setelah tes total coliform dilakukan. Fecal coliform adalah
kelompok total coliform yang pada umumnya terdapat secara spesifik dalam
saluran usus dan feses hewan berdarah panas (warm-blooded animals). Karena
sumber dari fecal coliform lebih spesifik daripada sumber kelompok bakteri
total coliform, pengujian fecal coliform dianggap sebagai indikasi yang lebih
akurat terhadap adanya kontaminasi limbah kotoran hewan atau manusia daripada
pengujian total coliform.
Sehingga dapat dipastikan apabila
terdapat air yang banyak mengandung fecal coliform, maka terdapat banyak pencemaran
tinja di daerah tersebut. Pengaruh dari pencemaran air oleh tinja ini akan
dapat langsung dirasakan oleh orang yang mengkonsumsi air tersebut dalam bentuk
awal sakit perut. Konsumsi yang berlebihan akan memberikan efek yang lebih
parah seperti diare, thypus, dan beberapa gangguan pencernaan lainnya.
Escherichia coli
(E. coli) adalah spesies utama yang berada dalam kelompok fecal coliform. Dari
lima kelompok bakteri umum yang tergabung dalam total coliform, hanya E.coli
yang pada umumnya tidak ditemukan tumbuh dan berkembang di lingkungan (yang
tidak terkontaminasi). Oleh karena itu, E. coli dianggap sebagai spesies
bakteri coliform terbaik untuk digunakan sebagai indikator terjadinya polusi
limbah toilet serta kemungkinan adanya patogen.
Escheria coli , dengan nama aslinya Bacterium coli, diidentifikasi pertama
kali pada tahun 1885 oleh seorang dokter anak dari Jerman , Theodor Escherich. E.coli
terdistribusi sebagian besar pada usus besar manusia dan hewan berdarah panas
serta merupakan bakteri fakultatif anaerob yang sangat dominan pada usus besar.
Bakteri ini digunakan sebagai indikator dalam menganalisa bakteri fecal
coliform dalam air karena mampu bertahan hidup di luar sistem pencernaan.
E. coli terdapat pula pada usus
besar manusia. Juga terdapat pula pada feses yang dikeluarkan manusia, sehingga
ketika manusia sering membuang feses di daerah air seperti sungai, danau, laut
dan tempat tempat air lainnya, dapat dipastikan jumlah pencemaran E. coli akan
bertambah. Sehingga air yang digunakan sebagai pembuangan hajat, besar
kemungkinan bahwa air tersebut tidak layak untuk segera dikonsumsi. Kualitas
dari air tersebut juga akan menurun seiring dengan banyaknya feses yang
terbuang dan banyaknya E. coli yang ada pada air tersebut.
Karakteristik fermentasi
yang dilakukan E.coli adalah sebagai berikut :
- Mengubah piruvat menjadi asetil-CoA dan formate.
- Mereduksi asetil-CoA menjadi etanol.
- Tidak mampu untuk mengubah piruvat menjadi asetonin dan 2,3-butanediol.
- Mengubah formate menjadi karbondioksida dan hydrogen.
- Perubahan formate menjadi karbon dioksida dan hidrogen hanya terjadi pada kondisi anaerobik dan memerlukan enzim formate lyase sebagai katalis reaksi.
2 jenis coliform tersebut akan mempresentasikan bagaimana
kondisi air di suatu daerah tertentu. Sehingga ketika semakin banyak jumlah
bakteri coliform yang ada pada suatu daerah air tertentu, maka semakin besar
pencemaran yang terjadi di daerah itu. Dapat dipastikan juga semakin turun
kelas air yang ada pada daerah itu. Sehingga keamanan untuk dikonsumsi harus
dites ulang dan diolah ulang.
Pada
umumnya memang bakteri coliform itu sendiri pertumbuhannya dapat di hambat
dengan mendidihkan air tersebut, tetapi hal tersebut masih belum bisa membunuh
100% bakteri patogen yang ada pada air tersebut. Jadi perlu ada beberapa metode
yang lain yang lebih memaksimalkan pengolahan air tersebut.
Untuk mengetes Total coliform dan Fecal Coliform, dapat
dilakukan dengan metode berikut ini.
·
Metode
MPN
Metode perhitungan MPN memiliki prinsip kerja
dengan menggunakan larutan sebagai media pertumbuhan atau disebut sebagai media
cair (broth) yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil perhitungannya
dilakukan dengan melihat jumlah tabung yang positif gas. Umumnya setiap
pengenceran digunakan 3-5 buah tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukan
ketelitian yang lebih tinggi.
Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga beberapa tabung ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak
mengandung sel. Setelah inkubasi diharapkan pada beberapa tabung terjadi
pertumbuhan (+) sedangkan lainnya (-). Pemilihan kombinasi yaitu
berdasrkan pada pengenceran terakhir dimana semua tabung memberikan reasi
positif, kemudian diambil dua pengenceran berikutnya.
Perhitungan koloni bakteri berdasarkan
atas aktivitas bakteri tersebut dalam melakukan metabolisme. Metode ini
disebut juga sebagai APM (Most Probable Number). Bahan uji
yang akan dihitung populasi diencerkan beberapa kali, dilanjutkan dengan
inokulasi hasil pengenceran tersebut dalam media tertentu yang dapat mendeteksi
adanya aktifitas metabolisme bakteri uji. Hasil yang diperoleh kemudian dirujuk
pada table APM atau MPN, sehingga populasi dapat diketahui dengan pendekatan
tersebut.
Metode APM atau MPN sering dipakai untuk
menghitung jumlah populasi bakteri E.coli dalam air limbah, karena kemampuannya
dalam melakukan fermentasi dalam substrat media cair lactose Broth.
Metabolitnya berupa gas karbon dioksida yang akan terperangkap dalam tabung
Durham yang sengaja dimasukan dalam tabung reaksinya dengan posisi terbalik.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth
unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam
sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah
individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi
misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel
air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap
gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan
makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga
pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri
coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora. Adapun ragamnya
yaitu:
Ada 3 ragam yang biasanya dipakai pada
pemeriksaan MPN yaitu :
1.
Ragam 511
-
5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
-
1 tabung yang berisi LB single x 1 ml
-
1 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
2.
Ragam 555
-
5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
-
5 tabung yang berisi LB single x 1 ml
-
5 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
3.
Ragam 333
-
3 tabung yang berisi LB double x 10 ml
-
3 tabung yang berisi LB single x 1 ml
-
3 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
Gangguan yang dapat
menyebabkan ketidakakuratan hasil analisa coliform dalam air minum
adalah adanya konsentrasi sisa klor dalam air. Klor dapat membunuh bakteri
sehingga dapat mengganggu analisa coliform. Pada air yang mengandung
klor, sebelum analisa harus ditambahkan 0,1 ml larutan pereduksi per 125 ml
contoh air. Larutan pereduksi yang digunakan adalah 10 gram Na2S2O4
per 100 ml air suling yang steril. Dengan penambahan larutan ini, kadar residu
klor dapat dinetralkan sampai 15 mg Cl2/l. Jika contoh air mengandung logam
berat seperti Cu2+ dan Cr (VI) dengan kadar lebih dari 0,01 mg/l,
diperlukan penambahan larutan EDTA 0,15 g/ml sebanyak 3 ml dalam contoh air.
Jumlah Perkiraan Terdekat
(JPT) bakteri Coliform/100 cc air digunakan sebagai indikator kelompok
mikrobiologis. Suatu bakteri dapat dijadikan indikator bagi kelompok lain yang
patogen didasarkan atas beberapa hal sebagai berikut :
Ø Bakteri tersebut harus tidak patogen.
Ø Harus berada di air apabila kuman patogen juga ada atau mungkin sekali
ada, dan terdapat dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Ø Jumlah kuman indikator harus dapat dikorelasikan dengan probabilitas
adanya kuman patogen.
Ø Mudah dan cepat dapat dikenali dengan cara laboratoris yang murah.
Ø Harus dapat dikuantifikasi dalam tes laboratoris.
Ø Tidak berkembang biak apabila kuman patogen tidak berkembang biak.
Ø Dapat bertahan lebih lama daripada kuman patogen di dalam di lingkungan
yang tidak menguntungkan.
Namun demikian, terdapat berbagai kelemahan
pada bakteri Coliform yang mungkin sekali perlu diubah, antara lain sebagai
berikut :
Ø Tidak sepenuhnya apatogen.
Ø Tidak semua bakteri Coliform berasal dari usus manusia, dapat berasal
dari hewan dan bahkan ada yang hidup bebas. Oleh karena itu terdapat tes
lanjutan yang bertujuan untuk memeriksa E. coli yang pasti berasal dari tinja.
Ø Tidak sepenuhnya dapat mewakili virus karena Coliform musnah lebih
dahulu oleh khlor sedangkan virus tidak. Kista amoeba dan telur cacing juga
tahan lebih lama di dalam saluran air bersih dibandingkan bakteri Coliform.
Ø Bakteri Coliform dapat berkembang biak dalam air walaupun secara
terbatas.
Untuk mencegah kontaminasi pada contoh air,
dilakukan sterilisasi terhadap semua peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan
Coliform. Beberapa cara sterilisasi adalah sebagai berikut :
Ø Autoklave
Sterilisasi terjadi setelah
suhu mencapai 120 oC atau tekanan uap mencapai 1,2 kg/cm2
selama 20 menit. Sebelum dimasukkan, benda-benda yang akan disterilisasi
dibungkus dengan kertas koran atau kertas kraft sulfat yang berwarna coklat.
Cara meletakkan benda-benda dalam autoklave harus diatur sehingga semua
permukaan dan ujung yang akan disterilisasikan tercapai oleh suhu dan tutup
harus dilepaskan dari botol yang akan disterilisasikan, namun air kondensasi
tidak boleh tertinggal di dalam botol, gelas, atau beker.
Ø Oven
Bakteri dapat dibasmi oleh
panas dalam oven. Efisiensi akan tercapai dengan baik setelah suhu mencapai 150
oC dalam waktu 8 jam.
Ø Cara Kimiawi
Cara ini digunakan untuk
menstrerilkan benda-benda yang terbuat dari plastik yang tidak tahan suhu tinggi.
Cara kimiawi yang sederhana adalah dengan mengusapkan larutan 60 % etanol dan
40 % air suling, pada permukaan benda kemudian mengeringkan dalam oven pada
suhu 60 oC selama 1/2 sampai 1 jam.
Ø Sinar Ultra Ungu (Ultra Violet)
Sinar ultra ungu mempunyai
daya desinfeksi terhadap bakteri dan kuman. Peralatan laboratorium, terutama
yang tidak tahan suhu tinggi dapat disterilkan di bawah sinar lampu UV selama
1/2 jam. Cara sterilisasi ini cukup efisien dan sederhana, khususnya bagi
peralatan kecil yang diperlukan setiap waktu.
Ø Pendidihan
Cairan, terutama air
(pelarut) disterilkan dengan pendidihan selama 10 menit. Gelas, beker, pipet,
dan sebagainya dapat dipegang bagian luarnya tanpa ada bahaya pencemaran pada
bagian dalam (bakteri tidak dapat berpindah sendiri).
Hal – hal lain yang perlu diperhatikan agar
mutu hasil tes mikrobiologis terjamin adalah sebagai berikut :
Ø Tempat / meja kerja harus bersih, tidak ada lubang dimana kotoran atau
debu dapat tertangkap.
Ø Permukaan tempat/meja kerja sebaiknya rata, dapat terbuat dari plastik
yang kuat dan keras, formika, dan sebagainya. Bila perlu, tes analisa dilakukan
di atas baki plastik.
Ø Ruang kerja dan sekitarnya harus bebas dari angin yang dapat memindahkan
bakteri yang menempel pada partikel debu.
·
Metoda Most Probable Number
Metoda Most Probable
Number merupakan metoda statistik untuk mengetahui kandungan Coliform pada
air dengan melalui beberapa tahap pengujian yaitu :
Ø Uji penduga (presumptive test)
Dalam uji ini, 3 tabung
medium kaldu laktosa diinokulasi dengan 0,1 ml contoh air, 3 tabung medium
kaldu laktosa diinokulasi dengan 1 ml contoh air, dan 3 tabung medium kaldu
laktosa ganda diinokulasi dengan 10 ml contoh air. Setelah itu, semua biakan
diinkubasi selama 1-3 hari pada suhu 37 oC, kemudian ditentukan
tabung yang menandakan reaksi positif atas keberadaan coliform. Reaksi
positif coliform ditandai dengan difermentasinya laktosa sehingga
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning dan juga ditandai dengan
dihasilkannya gas CO2.
Ø Uji ketetapan (confirmed test)
Uji ketetapan dilakukan
untuk memperoleh hasil yang lebih pasti dari uji penduga bahwa bakteri yang ada
memang merupakan bakteri coliform. Reaksi positif dari keberadaan coliform
ditunjukkan dengan adanya pembentukan gas pada tabung durham. Untuk penghitungan
jumlah fecal coliform, suspensi tabung reaksi positif pada uji penduga
diinokulasikan pada tabung berisi medium EC kemudian diinkubasi pada suhu 44,5 oC
selama 2 hari. Reaksi positif keberadaan fecal coliform ditunjukkan
dengan keruhnya medium EC dan juga adanya pembentukan gas pada tabung durham.
Ø Uji kelengkapan (completed test)
Tes ini dilakukan untuk
menghitung jumlah E.coli yang ada dengan cara menggoreskan (streak
plate) suspensi yang menunjukkan reaksi positif pada uji ketetapan pada
medium EMB Agar kemudian diinokulasikan selama 18-24 jam pada suhu 37 oC.
Pewarnaan gram dilakukan pada koloni yang dicurigai merupakan E.coli
(koloni berwarna gelap dan rata dengan atau tanpa kilatan metalik). Reaksi
positif keberadaan bakteri E.coli ditunjukkan dengan :
- Fermentasi laktosa dengan pembentukan gas selama 2 hari (suhu 35 oC).
- Tampil sebagai bakteri gram negatif berbentuk batang bulat, berwarna metah muda, dan tidak membentuk spora.
Dicari oleh
1. Yuangga Rizky Illahi 145060400111003
2. Hafidh Burhan Azwar 145060400111021
3. Yoga Okta Wardana 145060400111028
Sumber :
https://jujubandung .wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-biologi-penentu-kualitas-air-2/
http://inilingkunganku
.blogspot.com/2014/01/kualitas-air-dan-parameter-kualitas-air.html?m=1
B. Radioaktif
Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari
antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Selain sampah klinis, dari
kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau dapat
disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol),
sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus,
sisa makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung
pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan
jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis
mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti
halnya limbah lain akanmengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang
tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti
BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.
Sinar-sinar
radioaktif mempunyai sifat-sifat:
1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar
(fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet
menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β, dan γ.
1. Sinar Alfa (α)
Sinar alfa merupakan radiasi partikel bermuatan positif.
Partikel ini samadengan inti helium bermuatan +2e– dan bermassa 4 sma. Partikel
ini merupakan gabungan dari 2 proton dan 2 neutron. Pemancaran sinar alfa
menyebabkan nomor atom berkurang dua, sedangkan nomor massa berkurang empat.
Sinar alfa dipancarkan oleh inti dengan kecepatan sekitar kecepatan cahaya.
Oleh karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar ini paling lemah di
antara sinar radioaktif, namun mempunyai daya pengion yang paling kuat. Sinar
ini dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub negatif.
2. Sinar Beta (β)
Sinar beta adalah berkas elektron yang berasal dari inti
atom dan bermuatan negatif . Oleh karena sangat kecil, partikel ini dapat
dianggap tidak bermassa.Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya
tembus lebih besar daripada sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah.
Dalam medan magnet, sinar ini membelok ke arah kutub positif. Sinar beta
disebut juga elektron berkecepatan tinggi karena bergerak dengan kecepatan
tinggi.
3. Sinar Gama (γ)
Sinar gama merupakan radiasi elektromagnetik berenergi
tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa,Sinar ini dihasilkan oleh inti yang
tereksitasi, biasanya mengikuti pemancaran sinar beta atau alfa. Sinar gama
memiliki daya tembus yang sangat besar, paling besar di antara sinar radioaktif
tetapi daya pengionnya paling lemah. Sinar ini tidak bermuatan listrik sehingga
tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik.
·
Dampak Radioaktif
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya
ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari
pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma
yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen
tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup
yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi
gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak
sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang
ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti berikut di
bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukemia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang
penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang.
Limbah
radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan
untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan
tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Cara mengelola limbah radioaktif adalah Limbah radioaktif dikelola
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan masyarakat, pekerja dan lingkungan,
baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Cara
pengelolaannya dengan mengisolasi limbah tersebut dalam suatu wadah yang
dirancang tahan lama yang ditempatkan dalam suatu gedung penyimpanan sementara
sebelum ditetapkan suatu lokasi penyimpanan permanennya. Apabila dimungkinkan
pengurangan volume limbah maka dilakukan proses reduksi volume, misalnya
menggunakan evaporator untuk limbah cair, pembakaran untuk limbah padat maupun
cair yang dibakar, ataupun pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa dimanfaatkan.
1.
Manfaat Radioaktif
1. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah
sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena
pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau
untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya:
a. Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis
tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai
beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam
mematikan mikroorganisme, sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan
kimia. Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan
masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
b. Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau
kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel
kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih
sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat
dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
c. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang
dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X.
Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang
diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang.
Perhitungan tersebut dilakukan oleh komputer yang dipasang pada suatu alat
dengan nama bone densitometer. Teknik ini sangat bermanfaat guna membantu mendiagnosis
pada kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia
menopause (mati haid).
2.
Bidang Hidrologi
a. Mempelajari kecepatan aliran sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
3.
Bidang Biologis
a. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
b. Mempelajari reaksi pengesteran.
c. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4.
Bidang Pertanian
a. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
b. Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
c. Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan
bawang.
5.
Bidang Industri
a. Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
b. Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
c. Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
d. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
e.
Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif
pada mesin selama mesin bekerja.
·
Metode Tritium
1. Tritium, metode radioaktifitas
untuk menentukan umur air tamah
Metode radioaktifitas yang banyak
digunakan dalam pengukuran umur air tanah adalah menggunakan isotop dengan
waktu paruh yang panjang, misalnya 14C, 38Cl, 39Ar dan 81Kr untuk penanggalan
umur air tanah tua (paleogroundwater). Isotop dengan umur pendek seperti, 3H,
32Si, 37Ar, 85Kr dan 222Rn digunakan untuk pengukuran umur air tanah modern.
Tritium di lingkungan salah
satunya merupakan hasil samping operasi reaktor nuklir. Pendingin reaktor
menghasilkan Tritium kurang lebih 1,850 sampai 3,700×1013 dan 5,4×1016 Bq/tahun
untuk setiap 1000MWe. Secara alamiah maupun yang hasil produksi fasilitas nuklir,
Tritium terdapat dalam bentuk molekul air (HTO), gas Tritium (HT) dan gas
metana (CH3T)
Air tanah modern merupakan air
tanah yang meresap dalam kurun beberapa decade yang lalu dan aktif dalam siklus
hidrogeologi. Penentuan umur air tanah menggunakan metode radioaktifitas
Tritium dapat digunakan untuk melakukan analaisis daerah pengisian (recharge
area), pemetaan pola gerakan air tanah dan fluktiasi musiman seperti yang
pernah dilakukan di cekungan Surakarta (Solo upper basin)
Sebagai salah satu isotop
hidrogen yang bersifat radioaktif. Tritium, secara kimia sama dengan hidrogen
yang dengan kelebihan netron dalam ini atomnya dengan waktu paruh 12,4 tahun.
Secara spontan inti Tritium akan menjadi inti Helium diserta emisi radiasi
beta. Segera setelah terbentuk di atmosfer, Tritium berubah menjadi molekul air
melalui proses oksidasi dan mencapai permukaan bumi bersama dengan air
hujan[2].
Melaluai proses infiltrasi, Tritium bersama air hujan menuju daerah jenuh menjadi air tanah tertekan. Fungsi waktu tinggal air tanah memepengaruhi aktivitas Tritium yang belum mengalami proses disintegrasi. Pendekatan kualitatif dihitung pada perbedaan umur air tanah. Pada akuifer homogen dengan kemenerusan yang baik, air tanah berasal dari daerah dengan umur air tanah muda menuju daerah dengan umur air tanah lebih tua.
Melaluai proses infiltrasi, Tritium bersama air hujan menuju daerah jenuh menjadi air tanah tertekan. Fungsi waktu tinggal air tanah memepengaruhi aktivitas Tritium yang belum mengalami proses disintegrasi. Pendekatan kualitatif dihitung pada perbedaan umur air tanah. Pada akuifer homogen dengan kemenerusan yang baik, air tanah berasal dari daerah dengan umur air tanah muda menuju daerah dengan umur air tanah lebih tua.
METODE
Konsentrasi Tritium di dalam
air tanah berada dalam jumlah yang kecil, sehingga perlu proses pengayaan
(enrichment). Sintesa cuplikan air tanah dengan menambahkan kalsium karbida
(CaC2) akan menghasilkan gas asetelin (C2H2). Selanjutnya benzene dengan
kemurnian tinggi diperoleh dari proses trimerisasi gas asetelin menggunakan
katalis dasar kromium alumin. Proses pengayaan ini menggunakan benzene
zyntheiser yang berfungsi merubah airtanah menjada benzene.
Metode pencacahan radiasi beta
menggunakan pencacah kelip cair. Deteksi foton dihasilkan oleh interaksi zat
organik bahan pengelip Ultima Gold dengan partikel beta dalam sampel. Foton
yang terpancar ditangkap oleh foto katoda tabung pengganda electron
(photomultiplier tube) dalam alat cacah kelip cair.
Data pencacahan cuplikan
merupakan aktivitas Tritium dalam benzene. Selanjutnya nilai aktivitas cuplikan
dihitung berdasar besarnya aktivitas Tritium dalam 1 gram hidrogen dalam benxen
hasil sintesa. Jika dalam 1 mol air terdapat 18 gram air, maka dalam 1 mol
hidrogen terdapat 9 gram air, sehingga aktivitas Tritium dalam air dihitung
berdasar persamaan,
1. A_(tritium(H_2
O))=1/9×A_(tritium(H))
2. Karena 1 dpm/gram aktivitas
Tritium dalam air sebesar 3,7x104x60
µCi/mlair sedangkan 0,32×10-8
µCi/mlair sama dengan 1 Tritium Unit
(TU), maka
3. TU=(A_(tritium(H_2 O))/(3,7×〖10〗^4×60))×1/((0,32×10〖10〗^(-8) )
4. Pemetaan nilai TU berdasar
posisi geografi dengan mempertimbangkan
informasi geohidrologi digunakan dalam
analisis pola gerakan air tanah
dan keberadaan daerah
imbuhan[3],[4],[5].
Dicari oleh :
1. Galih Rizam P. 145060400111024
2. Decka Emeraldi 145060400111026
Sumber :
https://noviakimiapasca.wordpress.com/kelas-xii/kimia-unsur/materi/zat-radioaktif/
2.
Radioaktif Pada Air
Radioaktif adalah bahan yang
terkontaminasi dengan radio isotop. Entah itu medis maupun hasil industry,
radioaktif bisa mencemari semua bahan termasuk air. Air merupakan faktor
penting untuk menjadi salah satu bahan tumpuan yang sangat penting dalam segala
bidang. Sehingga keberadaan air sangat riskan pada suatu institusi yang
berdiri.
Dapat dicontohkan
radioaktif pada bidang pembangkit listrik Tenaga nuklir, untuk mendinginkan
reaktor tempat dimana reaksi mutasi zat atau unsure terjadi menggunakan air.
Air yang terkena gelombang gama hasil dari reaksi fusi dan reaksi lain yang
terjadi pada unsur radio aktif akan menjadi sangat berbahaya. Dengan kata lain
air tersebut telah terpapar oleh gelombang gama dan terpapar zat radioaktif.
Pada penelitian laboratium
terlihat jelas bahwa radioaktif pada air akan terlihat dengan meneliti panjang
gelombang dan frekuansi yang dikeluarkan oleh air yang terpapar dengan zat
radioaktif. Air yang terpapar oleh radioaktif tidak bisa dibuang begitu saja
pada suatu tempat air, baik itu yang mengalir maupun tidak. Pencemaran akan
menimbulkan kerusakan lingkungan dari tingkat yang paling dasar hingga tingkat
paling tinggi dari ekosistem. Sehingga sangat jelas bahwa karena air merupakan
material yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dan karena itulah
kerusakan pada air akan merusak tatanan ekosistem dari tingkat yang paling
mendasar.
Air yang terpapar pada
sebuah aliran sungai akan memiliki 2 kemungkinan dan dua kemungkinan ini
tergantung bagaimana besarnya terpaparnya air tersebut oleh radioaktif. 2
kemungkinan itu adalah :
a. air yang tercemar akan langsung membunuh
ekosistem dan isinya. Hewan, tanaman dan mikroorganisme pada air akan mati
secara langsung ketika terpapar oleh zat radioaktif ini. Sehingga kerusakan alam akan langsung
terlihat.
b. air yang tercemar tidak langsung membunuh,
tetapi akan berdampak secara tidak langsung. Air yang tercemar oleh zat
radioaktif akan mencemari flora dan fauna pada ekosistem tersebut. Sehingga
seluruh ekosistem akan tercemar radioaktif. Ketika manusia dan makhluk hidup
lainnya mengkonsumsi sesuatu pada ekosistem yang tercemar zat radioaktid
tersebut, dampaknya barulah terlihat, entah itu sebagai kematian maupun sebagai
mutasi sel.
Kemungkinan
– kemungkinan tersebut tidak ada baiknya dan tidak untuk dicoba. Terpaparnya
air secara tidak langsung akan membuat tanah menjadi terpapar juga sehingga
tanaman akan kesulitan untuk hidup pada daerah tersebut. Hal yang lebih berbahaya
dari air yang terpapar radio aktif adalah ketika air tersebut telah masuk pada
siklus hidrologi, maka air tersebut akan mencemari lingkungan dengan skala yang
lebih luas dan lebih sulit untuk terdeteksi. Penanganan dan persiapan relokasi
akan semakin sulit.
Pendinginan
mesin pada industri atau pencucian alat medic dengan radioaktif khususnya yang
melibatkan unsur serentan air harus benar – benar diperhatikan agar tidak
membahayakan seluruh ekosistem. Ketika air pada suatu daerah tertentu benar –
benar tercemar, maka dapat dipastikan bahwa air pada daerah tersebut memiliki
kualitas air yang sangat buruk dengan dampak radioaktif yang sangat besar.
Dicari oleh :
1. Yuangga Rizky Illahi 145060400111003
Sumber :
Komentar
Posting Komentar