Langsung ke konten utama

Penggunaan Krib (Groynes) pada Sungai untuk Menghindari Gerusan (dengan Studi Kasus)

 Kerusakan pada struktur bangunan umumnya sangat bervariasi dan bergantung pada lokasi. akhir - akhir ini aku lebih sering menggunakan bangunan Krib atau yang secara global disebut Groyne sebagai bangunan proteksi. Bangunan yang seringkali dianggap remeh namun terkadang sangat perlu untuk dikonstruksi. dengan berkembangnya pemodelan hidrolika yang bisa dilakukan saat ini sangat membantu dalam desain groyne dengan lebih spesifik.

Apa itu Krib/Groynes?

Krib atau Groyne merupakan bangunan yang psosisinya melintang sungai dengan tujuan untuk menjaga kecepatan air sehingga membatasi pergerakan sedimen. cara ini dapat menghindari terjadinya erosi pada suatu sungai. umumnya diaplikasikan pada belokan sungai karena pada belokan sungai, distribusi aliran berbeda antara sisi belokan dalam dan sisi belokan luar dari sungai. Kecepatan aliran pada sisi belokan luar akan cenderung lebih cepat daripada kecepatan aliran pada sisi belokan dalam dan menyebabkan terjadinya erosi pada sisi belokan luar.

material yang digunakan untuk konstruksi Groyne bermacam - macam tergantung bagaimana desain yang direncanakan. Sebagai titik berat dari yang aku bahas kali ini adalah secara hidrolika dari Krib atau Groyne tersebut dan bagaimana pemanfaatannya. untuk lebih memahami, aku jabarkan dengan studi kasus terakhir yang aku kerjakan sebagai berikut:

Studi Kasus

Kerusakan pada Dinding Penahan Tanah

Gambar diatas merupakan sebuah studi kasus yang terjadi pada sebuah sungai. terdapat bangunan pelindung yang melintang sungai dan untuk tebingnya dilapisi dengan pasangan batu seperti gambar diatas. namun seperti yang kalian lihat pada gambar diatas, pasangan batu yang dipasang mengalami kerusakan dan penurunan. lebih jelas lokasi dari pasangan batu tersebut berada di lokasi ini:

Lokasi Kerusakan pada Belokan Luar Sungai

Nah dari sisi ini umumnya akan muncul 2 pendapat yang berbeda yaitu dari segi pendekatan geoteknik dan pendekatan hidrolika. dari segi pendekatan geoteknik, maka kemungkinan akibat dari kegagalan struktur tersebut adalah perlemahan pada stabilitas struktur itu sendiri, pendekatan ini cukup umum digunakan dan bisa menjawab permasalahan untuk kondisi lokal. namun fakta bahwa lokasi tersebut berada di belokan luar dari sungai membuat pendekatan hidrolika perlu untuk dilakukan.

Selanjutnya data Topografi diambil untuk mendapatkan gambaran kondisi sungai dan rencana rehabilitasi selanjutnya. Aku ubah data ukur yang berupa kontur menjadi data dengan Elevation Model View dan kemudian aku overlay dengan lokasi studi sebagai berikut:

Hasil Data Ukur Topografi dengan Tampilan Elevation Model

Berdasarkan pada data ukur terlihat jelas bahwa lokasi yang dekat dengan krib menunjukkan elevasi yang jauh lebih rendah akibat gerusan pada lokasi tersebut. dari hal ini, sebenarnya kita bisa menyimpulkan bahwa pendekatan geoteknik akibat kegagalan dari struktur memang benar karena pondasi di dekat dinding mengalami gerusan. namun masalah fundamental dari kasus ini adalah gerusan yang terjadi pada lokasi tersebut. sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap penyebab gerusan untuk mencegah kerusakan yang sama di masa depan.

Desain dan Model

disinilah fungsi dari Groynes bisa diterapkan karena pada belokan luar tersebut, kecepatan jauh lebih tinggi. dengan model hidrolika, kita dapat mengetahui distribusi kecepatan yang terjadi pada belokan luar seperti pada gambar berikut:

Distribusi Kecepatan sebelum ada Krib

Semakin berwarna merah, kecepatan aliran semakin kencang. dan tampak bahwa dengan debit Q25 yang dimodelkan diatas, kecepatan aliran cukup tinggi pada sekitaran tebing tumpuan kanan tempat dimana dinding mengalami kerusakan dan gerusan pada dasar sungai terukur dalam data topografi. garis merah merupakan lokasi Krib/ Groynes yang direncanakan. Dengan pendekatan desain empiris yang selanjutnya dimasukkan ke dalam model untuk penentuan dimensi panjang dan posisi dari Groynes, maka desain dapat ditentukan. Perlu diingat bahwa penentuan skenario juga dapat dihitung bersamaan dengan biaya desain sehingga semakin besar dimensi mungkin akan semakin baik namun biaya akan menjadi jauh lebih mahal. salah satu skenario yang aku lakukan adalah pemasangan 4 Krib dengan 45 derajat dari aliran sungai dan menghasilkan distribusi kecepatan sebagai berikut:

Kondisi Distribusi Kecepatan setelah ada Krib

dari hasil model dapat diketahui bahwa kecepatan yang semakin berwarna merah menjauh dari tebing setelah adanya pemasangan Krib / Groynes. pada kondisi ini, penempatan groynes berfungsi untuk mengurangi kecepatan yang menghantam sisi kanan tebing sungai sehingga dapat mengurangi dampak dan resiko gerusan. Namun tentu saja dalam analisa perlu dilakukan pula pertimbangan tentang jarak dan panjang Krib / groynes sehingga mendapatkan dimensi dan geometri yang paling sesuai.

Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan adalah adanya peningkatan kecepatan pada ujung krib/groynes yang (Groynes nose) dimana hal ini dapat menyebabkan gerusan lokal pada ujung groynes. oleh karena itu perhitungan dimensi ujung groynes perlu untuk dilakukan sehingga mendapatkan desain groynes yang aman terhadap gerusan lokal.

secara garis besar, Pemasangan dinding dan perbaikan lereng memang bisa menahan erosi dan kegagalan struktur jika didesain dengan baik. namun juga bukan hanya dari sisi geoteknik saja, proses hidrolika yang terjadi di sungai juga berperan aktif dalam memberikan dampak terhadap kondisi bangunan yang direncanakan. pada studi kasus diatas, rehabilitasi dengan memperbaiki dinding pasangan batu menyelesaikan masalah yang ada dan dengan pemasangan Krib, maka potensi masalah yang sama juga teratasi.

Komentar

Hot Mingguan!!

Maaf, Kepada Hidrologist: Jangan Percaya Peta Global dari GIS Enthusiast

 Akhir Akhir ini aku menemukan banyak GIS Anthusiast yang kemudian mereka menerbitkan kode GEE (Google Earth Engine) untuk pembuatan Peta tata guna lahan baik skala global maupun skala regional seperti peta Tata guna lahan Nasional Indonesia. sebuah terobosan, namun maksud dan tujuan para GIS Anthusiast ini sangat berbeda dengan kebutuhan para Hidrologist dan Hidraulic engineer dalam pembuatan model. sehingga Peta global yang mereka buat tidak bisa kita gunakan. ESRI Sentinel-2 Global LULC 10 m Resolution Source:  Esri | Sentinel-2 Land Cover Explorer (arcgis.com) Pembuatan peta Tata Guna Lahan mempunyai banyak fungsi yang disesuaikan dengan kegunaannya. dari pengamatan perubahan tata guna lahan hingga berbagai analisa lainnya. untuk analisa hidrologi, penggunaan tata guna lahan atau tutupan lahan bisa digunakan sebagai dasar pembuatan basemap untuk model hidrologi. begitu pula dengan analisa hidrolika yang terkadang menggunakan input jenis tutupan lahan dalam penentuan basemap model h

Tugas Makalah Beton Tulangan geser

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Dalam perencanaannya untuk memberikan kekuatan yang lebih pada struktur beton, maka terkadang dibutuhkan tulangan yang menambah kekuatan beton. Tulangan pada konstruksi beton memiliki banyak fungsi dan jenisnya. Tergantung pada jenis konstruksi yang ingin dibuat dan kebutuhan. Diameternya pun beragam sesuai dengan perencanaan dan beban yang akan diberikan pada struktur tersebut. Baja akan membantu untuk memberi kekuatan pada beton. Salah satu perencanaan tulangan yang umumnya dilakukan adalah perencanaan tulangan geser yaitu tulangan yang difungsikan untuk menahan kuat geser nominal. Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal tentang penulangan ges

Makalah POMPA Hidrolika Saluran tertutup

MAKALAH HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP POMPA Disusun Oleh: Kelompok II Elang Timur                             145060400111015 Fariz Bayu Rachmanto            125060400111074 Galih Rizam Pratama               145060400111024 Gloria Dihan Utomo                145060400111002 Tami Pratiwi                            145060400111007 Yoga Okta Wardana                145060400111028 Yuangga Rizky Illahi              145060400111003 Yudhistira Akbar Z.R              145060400111005 JURUSAN TEKNIK PENG AIRAN FAKULTAS TEKNIK                                                                                    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang             Air merupakan sebuah sumber daya yang sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa sumber air, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Karena itu, manusia sangatlah bergantung pada air itu sendiri. Selain dalam kehidupan manusia,